PMB Uhamka
News

Abdul Mu’ti: Islam Melarang Umatnya Menjomblo

×

Abdul Mu’ti: Islam Melarang Umatnya Menjomblo

Sebarkan artikel ini
Foto: muhammadiyah.or.id.

BANDUNGMU.COM, Jakarta — Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa Islam melarang umatnya untuk menjomblo atau memilih hidup menyendiri (tidak berpasangan).

“Hidup menyendiri atau tidak berpasangan dalam Islam disebut sebagai tabattul. Islam tentu melarang itu dan menganjurkan untuk berkeluarga sebab membangun keluarga adalah bagian dari fitrah manusia,” ujar Mu’ti dalam Majelis Telkomsel Taqwa di Jakarta seperti dikutip dari laman resmi Muhammaidyah pada Kamis (04/04/2024).

“Bagian dari sifat dan tabiat utama manusia adalah berkeluarga, dan penelitian menunjukkan mereka yang berkeluarga itu hidupnya lebih bahagia daripada yang tidak,” kata Mu’ti.

Baca Juga:  UM Bandung Sukses Jadi Tuan Rumah Silaturahmi Administrasi Publik Jawa Barat 2024

Selain itu, tujuan Islam memerintahkan manusia untuk berkeluarga juga adalah untuk menjaga regenerasi umat manusia atau hifzul nasl. Mu’ti menjelaskan, jika manusia di dunia tidak ada regenerasi, maka dunia ini akan punah.

Oleh karena itu, berkeluarga merupakan dasar utama untuk membangun bangsa dan membangun peradaban umat manusia. Ancaman dari pilihan hidup menyendiri ini sedang dihadapi oleh negara-negara maju atau welfare state.

Mu’ti menyebut salah satu contoh negara maju yang mengalami masalah akibat pilihan hidup menyendiri adalah Jepang. Sebagai negara maju, Jepang saat ini menghadapi masalah yang serius tentang demografi.

Baca Juga:  Tauhid Warga Muhammadiyah Harus Multiaspek dan Multidimensi

“Negara ini (Jepang) punya problem serius karena komposisi penduduknya yang tidak seimbang, antara kelompok produktif dan kelompok senior itu,” ujar Mu’ti.

Beberapa negara maju yang terancam masalah demografi saat ini terus mendorong penduduknya untuk menikah, untuk melanjutkan regenerasi. Tidak imbangnya demografi suatu negara akan menjadikan negara itu tidak hebat.

“Oleh karena itu, berkeluarga itu tidak sekadar berkaitan bagaimana manusia itu bahagia, tetapi juga bagaimana ada life sustainability (keberlangsungan kehidupan umat manusia),” kata Mu’ti.

Tantangan lain yang dihadapi oleh umat manusia saat ini adalah child free movement. Mereka yang menganut gerakan ini berkenan untuk berkeluarga, tetapi mereka enggan untuk memiliki anak.

Baca Juga:  Kontribusi Penting Tokoh Muhammadiyah Jawa Barat HM Djamhari Menurut Dosen UM Bandung

Ajaran Islam, selain memerintahkan untuk berkeluarga dan beranak pinak atau regenerasi, juga memerintahkan supaya keluarga itu untuk mendidik anak sehingga menjadi generasi yang berkualitas.

Antara kuantitas dan kualitas harus seimbang. Pasalnya, jika penduduk suatu negara ini banyak namun tidak berkualitas tidak akan berdampak positif pada negara tersebut, bahkan tinggi jumlah tersebut akan menjadi beban suatu negara.***

___

Sumber: muhammadiyah.or.id

Editor: FA

PMB Uhamka