PMB Uhamka
News

Bambang Riyanta: AI Mengubah Cara Manusia Berpikir dan Belajar Secara Fundamental

×

Bambang Riyanta: AI Mengubah Cara Manusia Berpikir dan Belajar Secara Fundamental

Sebarkan artikel ini
Foto: muhammadiyah.or.id.

BANDUNGMU.COM, Yogyakarta — Rektor SiberMu Bambang Riyanta mengatakan bahwa kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kini menjadi fenomena besar yang mengubah arah peradaban manusia secara fundamental.

Hal itu disampaikan dalam SiberMu National Seminar on Business, Technology, and Health (SINABTECH) yang digelar Universitas Siber Muhammadiyah (SiberMu) di Ballroom SMTORIUM, SM Tower Malioboro, Yogyakarta.

Seminar bertema “Transformasi Digital yang Berdampak: Artificial Intelligence (AI), Pendidikan, dan Kolaborasi Lintas Sektor Menuju Indonesia Emas 2045” ini menjadi wadah pertemuan gagasan lintas disiplin menghadapi era digital.

Bambang menjelaskan bahwa dampak AI bahkan melampaui penemuan api, listrik, dan internet. Menurutnya, AI bukan sekadar teknologi, tetapi fenomena peradaban yang mengubah cara manusia berpikir, belajar, dan berinteraksi.

“AI telah mengubah dunia secara fundamental, meskipun banyak yang belum menyadarinya, termasuk di lingkungan akademik,” ujarnya seperti dikutip dari laman muhammadiyah.or.id pada Senin (20/10/2025).

Baca Juga:  Bersama Lembaga Pengembangan Pesantren, Lazismu Luncurkan Beasiswa Untuk 1.000 Ustaz dan Ustazah

Pengamatannya terhadap algoritma media sosial yang makin cerdas menyesuaikan konten dengan preferensi pengguna bahkan menginspirasinya menulis buku Peradaban AI.

Lebih jauh, Bambang mengulas berbagai terobosan mutakhir AI, seperti teknologi Brain-Computer Interface (BCI) oleh perusahaan Neuralink milik Elon Musk yang telah menanamkan chip di otak manusia.

Ia menyebut kemungkinan manusia “meng-upgrade” kemampuan otak untuk memperluas memori dan kognisi. Selain itu, ia menyoroti persaingan para raksasa teknologi dunia—Jensen Huang (Nvidia), Mark Zuckerberg (Meta), dan Elon Musk—yang berlomba memperkuat riset serta infrastruktur AI skala besar.

Dalam konteks pendidikan, Bambang menilai kehadiran AI membawa tantangan serius. Ia mengutip pandangan CEO OpenAI Sam Altman yang menyebut generasi mendatang tak akan pernah lebih pintar dari AI karena percepatan teknologinya.

Fenomena mahasiswa di Harvard dan MIT yang memilih keluar karena menilai pendidikan formal tak lagi relevan di era AI, menurutnya, menunjukkan perubahan besar paradigma belajar. Sebagian ilmu konvensional kini cepat usang karena AI menggantikan banyak peran manusia.

Baca Juga:  Didukung PC IMM Subang, IMMawan Rija Nurfalah Silmi Siap Bersaing di Musyda IMM Jabar

Sebagai universitas berbasis siber, SiberMu telah mengintegrasikan AI ke seluruh aspek ekosistem akademik. Bambang menyebut lebih dari 40 aplikasi digital, chatbot akademik, serta sistem Learning Management System (LMS) telah menggunakan AI untuk memantau kualitas pembelajaran dan menganalisis data penerimaan mahasiswa secara real-time.

Pendekatan Outcome-Based Education (OBE) juga diterapkan secara digital untuk mengukur kompetensi mahasiswa secara akurat dan transparan.

Meski optimistis terhadap potensi AI, Bambang mengingatkan pentingnya etika dalam penggunaannya. Ia mengutip keprihatinan Geoffrey Hinton, mantan ilmuwan AI di Google, tentang risiko etis teknologi ini.

SiberMu, lanjutnya, telah mengeluarkan Surat Keputusan Rektor tentang prinsip etika penggunaan AI dengan pembagian peran: 10 persen sebagai asisten belajar, 40 persen sebagai fondasi akademik, dan 50 persen sebagai inti karya intelektual.

Baca Juga:  Jawab Tantangan Zaman, Kader Nasyiah Didorong Berorganisasi dengan Lincah

Ke depan, SiberMu tengah menyiapkan pengembangan kampus virtual imersif yang memungkinkan mahasiswa dan dosen berinteraksi melalui avatar dalam ruang digital tiga dimensi.

Bambang menegaskan bahwa kemampuan berpikir kritis dan keterampilan coding akan menjadi kunci dalam menghadapi era AI.

“AI adalah teknologi yang belum pernah ada sepanjang sejarah. Ia bisa berpikir, mengambil keputusan, dan bertindak secara mandiri. Oleh karena itu, kita harus terus belajar agar tidak tertinggal,” pungkasnya.

Melalui SINABTECH 2025, SiberMu menegaskan perannya sebagai pelopor pendidikan digital yang adaptif dan inklusif di Indonesia. Forum ini menjadi ruang penting bagi kolaborasi lintas sektor untuk membangun penerapan AI yang berdampak dan beretika menuju Indonesia Emas 2045.***

PMB Uhamka