BANDUNGMU.COM – Di tengah terus meningkatnya angka positiv Covid-19 di Indonesia saat ini, ada kabar gembira yang patut diapresiasi.
Sejumlah ilmuwan Bandung yang berkolaborasi di antaranya Yayasan Masjid Salman, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Padjajaran (Unpad), berhasil menciptakan Ventilator Portable Indonesia (Vent-I).
”Vent-I dibuat atas dasar rasa peduli kepada sesama dan melihat kondisi Indonesia yang belum kunjung membaik akibat adanya pandemi Covid-19,” ucap Ketua Tim Pengembangan Ventilator Portabel Indonesia, Dr. Ir. Syarif Hidayat, seperti dikutip dari laman Institut Teknologi Bandung, Rabu (03/02/2021).
Pada awal pembuatannya, Vent-I harus diuji secara kontinu dengan cara terus digunakan tanpa henti. Dr. Ir. Syarif Hidayat dan tim melakukan pengujian pada motor yang dibeli di pasaran. Namun, hal itu tidak tahan lama dan mudah rusak.
Lebih lanjut, Dr. Syarif menjelaskan, ventilator tersebut membutuhkan waktu satu bulan untuk bisa lulus uji. Mulai dari uji ketahanan dan keamanan.
Pembuatan dan pengembangan Vent-I diakui Syarif melibatkan banyak UMKM, mulai dari produksi casing, selang, serta komponen-komponen lainnya. Bahkan, beberapa komponen utama Vent-I diproduksi di Polman, sedangkan untuk perakitannya dilakukan di Polban, PT Dirgantara Indonesia, dan juga Kudus.
“Saya sudah habis uang pinjaman hingga Rp100 juta saja belum bisa menghasilkan ventilator yang sesuai. Akhirnya, dengan saran seorang kawan, kami menghimpun dana dari masyarakat dan tak disangka kami dapat menghimpun sebesar Rp12 miliar. Bahkan, dana tersebut hampir setara dengan pembuatan 1.000 ventilator yang ideal,” tuturnya.
Pada Januari 2021, Vent-I telah resmi diproduksi di PT Panasonic Health Care. Hal ini merupakan sejarah pertama bangsa Indonesia bahwa produk buatan anak negeri bisa diproduksi oleh perusahaan asing.
“Ini adalah kerja gotong royong yang sesungguhnya karena teknologi yang benar dikerjakan secara bersama-sama. Sebagai seorang insinyur, patut berendah hati untuk bertanya pada dokter atau siapa pun yang mengerti pentingnya alat ini ada. Jangan membatasi pengetahuan ataupun sumbangan-sumbangan pemikiran yang kreatif,” pungkasnya.