BANDUNGMU.COM, Bandung — Fenomena LGBT kembali marak di kalangan masyarakat khususnya di Eropa dan Amerika.
Umat Muslim sudah sepatutnya khawatir terhadap fenomena yang sudah semakin menyebar luas ini.
Begitulah salah satu poin pembahasan dari Wakil Dekan FAI UM Bandung Dr Cecep Taufikurrohman MA dalam program Gerakan Subuh Mengaji (GSM) Aisyiyah Jawa Barat belum lama ini.
Buya Cecep–sapaan akrabnya–mengatakan bahwa dalam Al-Quran, LGBT merupakan tindakan yang melebihi kadar kebutuhan manusia yang normal atau disebut dengan israf.
LGBT juga adalah tindakan yang tidak sesuai dengan fitrah penciptaan manusia itu sendiri.
”Batas kebutuhan manusia yang sesuai dengan fitrah itu laki-laki menyenangi kaum wanita dan sebaliknya, bukan menyenangi sesama jenis kaumnya,” tutur Buya Cecep.
Meskipun minoritas, kaum LGBT akan menyangkal terhadap perbuatan mereka yang dianggap orang lain sebagai suatu penyimpangan.
”Bayangkan jika LGBT sudah menjadi suatu kaum mayoritas, maka orang yang anti terhadap tindakan itu akan diusir,” tegas Buya Cecep.
Ancaman
Buya Cecep mengatakan bahwa LGBT dapat mengancam keberlangsungan hidup manusia.
”Tindakan LGBT ini dapat mengganggu, merusak, bahkan menghentikan keberlangsungan keturunan manusia,” jelas Buya Cecep.
Oleh sebab itu, kata Buya Cecep, tindakan LGBT dalam Islam tidak dapat diterima oleh manusia mana pun.
”Jadi, LGBT itu bukan merupakan arus utama yang bisa dibenarkan dalam kehidupan manusia,” tegas alumnus Universitas Al-Azha Mesir ini.
Harus disembuhkan
Sementara itu, dalam pandangan ilmu psikologi, LGBT merupakan penyakit mental pada diri manusia.
”Ketika LGBT disebut sebagai penyakit mental, hal itu bukan berarti mendiskreditkan, melainkan sebagai upaya menyadarkan seseorang yang mengalami hal itu,” ungkap Buya Cecep.
Beberapa pandangan psikolog juga mengatakan bahwa LGBT bukan didasarkan karena adanya faktor biologis.
”LGBT menjadi suatu penyakit yang memang harus diobati, bukan dianggap hal yang biasa apalagi sebagai kodrat manusia,” tandas Buya Cecep.***(FK)