PMB Uhamka
Islampedia

Cara Duduk Tahiyat Akhir Pada Salat Dua Rakaat

×

Cara Duduk Tahiyat Akhir Pada Salat Dua Rakaat

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi (Istockphoto)

BANDUNGMU.COM, Bandung — Bagaimana sesungguhnya cara duduk tahiyat akhir pada salat yang hanya dua rakaat? Apakah seperti pada tahiyat awal ataukah seperti duduk tahiyat akhir pada salat empat rakaat?

Untuk mengulasnya, mari simak penjelasan fatwa Majelis Tarjih Muhammadiyah berikut.

Mengenai pertanyaan pertama, yakni tentang cara duduk di tahiyat akhir pada shalat yang terdiri dari dua rakaat.

Dimaksudkan dengan tahiyat akhir ialah duduk tahiyat pada rakaat terakhir dalam salat, baik salat yang terdiri atas empat rakaat, atau tiga rakaat, atau dua rakaat, yang setelah selesai berdoa lalu ditutup dengan salam.

Baca Juga:  Pramono Anung Apresiasi Kiprah Muhammadiyah dalam Pembangunan Jakarta

Maka cara duduknya, semuanya adalah sama, yakni dengan cara memajukan atau memindahkan kaki kirinya ke depan, dan mendirikan tapak kaki kanannya dengan menghadapkan jari-jarinya ke arah qiblat, dan duduk di tempat duduknya.

Hadis Rasulullah SAW menjelaskan:

Diriwayatkan dari Muhammad bin Amr bin Atha bahwa ketika ia duduk bersama beberapa orang sahabat Nabi SAW ia menceritakan cara salat Nabi SAW, kemudian berkatalah Abu Hamid As-Sa‘idiy:

“Saya melihatnya ketika bertakbir beliau menjadikan (mengangkat) kedua tangannya setentang dengan bahunya, dan apabila rukuk beliau meletakkan kedua tangannya dengan kuat pada lututnya serta membungkukkan punggungnya, apabila mengangkat kepala beliau meluruskan (badannya) sehingga semua tulang-tulang kembali pada tempatnya.

Baca Juga:  Tidak Akan Ada Yang Bisa Melampaui Isra Mikraj

Kemudian apabila bersujud beliau meletakkan kedua tangannya dengan tidak membentangkannya dan tidak pula menyempitkan keduanya serta menghadapkan semua ujung jari-jari kedua kakinya ke arah kiblat.

Kemudian apabila duduk pada rakaat kedua beliau duduk di atas kaki kirinya dan mendirikan tapak kaki kanannya, dan apabila duduk pada rakaat terakhir, beliau memajukan kaki kirinya ke depan dan mendirikan tapak kaki yang lain (kanan) dan duduk di tempat duduknya.” (Ditakhrijkan oleh Al-Bukhariy, Kitab Ash-Shalah: I: 99).

Baca Juga:  Menengok Sejarah Gelar ”Aceng” Bagi Putra Kiai di Garut

Dari penjelasan hadits tersebut, jelaslah bahwa duduk pada rakaat terakhir, sekalipun salatnya hanya dua rakaat, adalah sama dengan duduk tahiyat akhir pada shalat-shalat yang terdiri atas tiga atau empat rakaat.***

___

Sumber: fatwatarjih.or.id

Editor: FA

PMB Uhamka
buku