Traveliana

Inilah 10 Kuliner Unik Sunda Yang Wajib Dicoba

×

Inilah 10 Kuliner Unik Sunda Yang Wajib Dicoba

Sebarkan artikel ini
Foto: disbudpar.bandung.go.id.

BANDUNGMU.COM, Bandung — Bandung adalah kota dengan segudang kuliner tradisional yang sangat banyak. Dari dulu hingga saat ini, kuliner tradisional khas Sunda ini masih lestari.

Kuliner tradisional apakah itu? Mengutip laman dispudpar.bandung.go.id, berikut 10 kuliner tradisional nan unik dari tanah Sunda yang sayang kalau dilewatkan.

Cimol

Cimol berasal dari kata “aci digemol”. Cimol biasanya dipadupadankan dengan berbagai bumbu untuk menambah cita rasanya, seperti bumbu pedas, asin, balado, keju, bbq, dan masih banyak lagi.

Selain itu, cimol juga memiliki tekstur yang kenyal saat digigit. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak loh masyarakat yang membuat ragam kreasi cimol. Ada cimol yang berbumbu cabe garam hingga diisi dengan ayam atau mozarella.

Putri noong

Dalam bahasa Sunda, putri noong memiliki arti “putri yang mengintip”. Nama tersebut diambil dari bentuk kuenya yang bulat dan di bagian tengahnya terdapat pisang yang terlihat seperti mata putri, seolah-olah sedang mengintip (noong).

Sementara kata putri mewakili cantiknya warna-warni kue ini. Putri noong biasanya memiliki warna yang menarik, seperti hijau, merah muda, bahkan kombinasi kedua warna tersebut dalam satu kue.

Baca Juga:  Tips dan Cara Membuat Colenak Enak di Rumah

Putri noong terbuat dari pisang yang dibalut parutan singkong dan ditaburi kelapa parut. Kue tradisional ini memiliki cita rasa yang manis dan tekstur yang agak kenyal serta lembut. Kue Putri Noong ini sangat cocok disajikan dengan teh hangat atau dijadikan kudapan atau suguhan untuk tamu.

Opak

Opak dikenal pertama kali di daerah Sunda, Jawa Barat, terutama kawasan Priangan. Bahan dasar berupa tepung beras yang telah dibumbui dicampur dengan air kemudian ditumbuk sehingga berbentuk adonan lunak.

Adonan ini kemudian diambil sebagian dan dibentuk lembaran-lembaran tipis. Lembaran ini lalu dikeringkan. Setelah kering, lembaran dipanggang di atas bara api sehingga melunak dan renyah.

Di beberapa daerah di Jawa Barat, opak juga merujuk ke kerupuk enye atau kecimpring walaupun nyatanya keduanya adalah jenis kerupuk yang berbeda baik dari cara pembuatan, tekstur dan rasa.

Kurupuk ojay

Kerupuk ojay atau kurupuk banjur termasuk salah satu kuliner jadul masyarakat Sunda yang hampir terlupakan bahkan asing di telinga anak muda zaman sekarang.

Baca Juga:  Jangan Terulang Lagi! Mengenang ”Bandung Lautan Sampah” dari Tragedi Leuwigajah

Camilan ini terdiri dari kerupuk aci yang dicampur bumbu, lalu disiram dengan kuah oncom. Kerupuk yang digunakan pun terdiri dari dua jenis yakni kerupuk berwarna merah dengan ukuran cukup besar dan satunya lagi berwarna kuning yang bentuknya menyerupai mie.

Katimus

Katimus merupakan yang melengkapi minuman bajigur. Katimus terbuat dari campuran singkong parut, kelapa parut, dan gula merah yang dibungkus daun pisang dengan bentuk lonjong kemudian dimasak dengan cara dikukus.

Kalua

Kalua merupakan manisan yang terbuat dari kulit jeruk bali. Jeruk yang dibuat kalua adalah jeruk yang masih muda. Kulitnya tebal dan tidak ada jeruknya. Bahan dasarnya adalah kulit jeruk, kapur sirih untuk merendam kulit jeruk, dan gula.

Kulit jeruk yang sudah ditiriskan dari rendaman kapur sirih dimasukkan dalam air gula yang mendidih, diaduk rata hinggi merata. Kecilkan apinya supaya tidak gosong. Angkat kemudian keringkan.

Baca Juga:  Catat! Persib Lawan FC Bekasi City Sore Ini di GBLA Tanpa Penonton

Burayot

Makanan manis berbahan dasar tepung beras yang dicampur dengan gula merah. Pada waktu membuatnya digoreng ketika diangkat ditiriskan dengan diikat pada ujung bambu sehingga terurai atau dalam bahasa sunda yaitu ngaburayot.

Bugis

Kue yang kenyal dan manis berbahan dasar tepung tapioka, santan, garam, gula putih, dan kelapa parut. Semua bahan diaduk kemudian dibungkus dengan daun pisang dan dimasak dengan cara dikukus.

Ali agrem

Kuliner ini merupakan salah satu kue legendaris orang Sunda. Bentuk Kue ini seperti cincin yang dalam bahasa Sundanya disebut ali. Kue ini berbahan tepung beras dicampur dengan gula merah lalu digoreng. Biasanya disajikan dalam toples.

Bandros

Kue Bandros terbuat dari tepung beras, tepung tapioka, santan, garam, dan kelapa parut. Biasa disajikan menemani hidangan air teh atau kopi. Kue Bandros banyak ditemukan hampir disetiap destinasi wisata di kota Bandung.

Nah, kamu pengen cobain kuliner yang mana nih? Selamat berkuliner ria.***