Opini

Kampus Muhammadiyah Bergerak, Palestina Merdeka Harga Mati!

Oleh: Ace Somantri*

BANDUNGMU.COM — Terkabar di media sosial, berbagai perguruan tinggi di Amerika Serikat menggelar aksi solidaritas terhadap genosida di Gaza, Palestina.

Teriakan “Merdeka Palestina!” bergema di seluruh kampus ternama. Tidak hanya mahasiswa yang turun ke jalan, tetapi para dosen yang ikut menyuarakan keprihatinan.

Namun, di Indonesia, suasana terasa damai seakan-akan tidak ada yang terjadi. Aktivis mahasiswa hampir tidak menunjukkan reaksi terhadap situasi di Gaza.

Mereka lebih fokus pada kuliah dan tugas-tugas akademis. Semoga mereka tidak terperangkap menjadi mahasiswa “kupu-kupu” yang hanya peduli pada penyelesaian studi demi gelar sarjana dan wisuda.

Kepekaan emosional adalah kunci untuk meningkatkan rasa peduli terhadap sesama. Terutama saat melihat rekan seiman dan seagama mengalami perlakuan kejam dan pembantaian yang sistematis.

Bahkan saat hewan dibantai dengan cara yang tidak etis, itu sangat menyedihkan dan menyakitkan untuk disaksikan, apalagi bagi yang merasakannya secara langsung.

Ajaran Islam dengan tegas mengingatkan bahwa orang-orang mukmin adalah bersaudara. Oleh karena itu, jika kita mengakui bahwa genosida di Palestina adalah tindakan kekejaman yang tidak berperikemanusiaan, kita harus merasakan rasa sakit yang sama dengan saudara-saudara kita yang menjadi korban.

Sebab, sesama mukmin ibarat satu tubuh. Jika salah satu bagian merasakan sakit, bagian lainnya juga ikut merasakannya.

Artinya, ketika warga Palestina disakiti dan disengsarakan, umat muslim di mana pun harus turut merasakan penderitaan mereka dan berusaha membela serta membantu mereka dengan segala cara.

Dengan demikian, rasa sakit yang mereka alami dapat menjadi motivasi bagi kita untuk tetap semangat dan tidak putus asa dalam berjuang fi sabilillah.

Allah SWT pasti akan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang tertindas yang berjuang mempertahankan agama, jiwa, raganya, dan harta bendanya.

Muhammadiyah, sebuah organisasi Islam yang besar, memiliki jumlah kampus–dan amal usaha lainnya–terbanyak di Indonesia, bahkan sampai di luar negeri.

Selama ini, Muhammadiyah telah memberikan bantuan kepada Palestina dengan berbagai cara, baik itu dalam bentuk bantuan materiil maupun bantuan lainnya.

Alhamdulillah, setelah perguruan tinggi ternama di Amerika Serikat menyuarakan aksi keprihatinan, gelombang tersebut merambat ke berbagai kampus di Eropa.

Akhirnya, perguruan tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) merespons fenomena ini dan saat ini sedang melakukan aksi menyuarakan keprihatinan atas genosida di Gaza Palestina.

Semoga gerakan ini dari seluruh kampus Muhammadiyah di Indonesia, dari Sabang hingga Merauke, dapat menekankan pada publik, media, dan elemen masyarakat lainnya untuk bersama-sama memberikan dukungan moral dan materiil kepada warga Gaza Palestina.

Negara-negara tetangga, melalui para milisinya, telah memberikan dukungan yang lebih lanjut dan membantu membentuk poros perlawanan terhadap pendudukan Israel di Gaza Palestina.

Gerakan moral aksi keprihatinan yang akan dilaksanakan oleh seluruh kampus Muhammadiyah bertujuan bukan hanya mengikuti tren. Namun, sebagai wujud panggilan hati nurani untuk mewujudkan keadilan dan perdamaian.

Milisi dari negara-negara Timur Tengah telah banyak berkorban, baik dalam hal alutsista rudal maupun drone yang mereka luncurkan, dengan mempertaruhkan harta dan nyawa mereka.

Mereka berseru takbir demi saudara seiman dan seagama, bahkan menunjukkan sikap kemanusiaan yang universal. Perjuangan Palestina masih panjang. Setiap kali terjadi konflik, mereka harus merasakan penderitaan yang mendalam.

Wilayah mereka secara bertahap direbut dan diambil paksa oleh Zionis Israel. Namun, warga Gaza dan yang lainnya tetap gigih mempertahankan wilayah mereka sekuat tenaga.

Bagi Indonesia, tidak boleh mengabaikan kewajiban untuk terus mendukung Palestina dalam forum-forum internasional untuk memperjuangkan hak-hak kedaulatan mereka sebagai bangsa yang sah.

Kita tidak boleh melupakan sejarah bahwa Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Peran dan dukungan mereka sangat signifikan saat awal-awal Indonesia merdeka.

Muhammadiyah bukanlah hanya organisasi Islam di Indonesia, melainkan diakui sebagai organisasi Islam di dunia. Peran aktifnya sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia, termasuk oleh warga Palestina yang sedang mengalami penderitaan.

Dalam situasi yang sulit seperti sekarang, tidak ada alasan untuk tidak peduli atau bahkan menolak turut serta dalam aksi keprihatinan. Semua berbaris dan bersuaran untuk kemerdekaan Palestina.

Puluhan hingga ratusan ribu sivitas kampus Muhammadiyah di seluruh Indonesia bersuara lantang untuk mengutuk keras tindakan keji genosida yang dilakukan oleh zionis Israel terhadap warga dan rakyat Palestina.

Darah merah korban di Gaza Palestina menjadi simbol keberanian, ketabahan, dan kekuatan yang harus menjadi semangat perjuangan jihad fi sabilillah untuk pembebasan dan kemerdekaan yang sejati.

Semua sivitas kampus Muhammadiyah bersatu dalam satu kata, “Palestina merdeka adalah harga mati!” Rakyat Palestina berhak hidup di tanah air mereka sendiri. Mereka adalah pemilik yang sah dan tidak boleh diganggu gugat oleh siapa pun.

Rakyat Palestina tidak boleh kehilangan sejengkal pun dari tanah kelahiran mereka. Kemerdekaan atau syahid, mari bersuara bersama dengan dukungan yang tanpa syarat dari umat muslim Indonesia.

Kita berharap kepada semua komponen pendidikan tinggi Muhammadiyah bahwa gerakan aksi kepedulian terhadap Palestina bukan hanya menunjukkan kekuatan sosial semata kepada publik. Namun, juga memiliki tujuan yang disepakati untuk kebaikan umat manusia, terutama bagi warga dan rakyat Palestina.

Keterpanggilan hati nurani para mahasiswa dari perguruan tinggi Muhammadiyah untuk turun aksi dalam keprihatinan terhadap situasi genosida di Gaza merupakan hal yang sangat membanggakan.

Sikap ini akan menjadi contoh yang baik bagi kampus-kampus lain di luar lingkungan Muhammadiyah. Kepekaan terhadap peristiwa di Palestina tidak hanya bersifat nasionalistik. Namun, mengandung nilai-nilai kemanusiaan yang telah dilanggar dengan kekejaman, brutalitas, dan kekejaman.

Pembantaian dan genosida yang terjadi di Palestina harus dihentikan. Bisa melalui dukungan moral maupun materiil dengan turun ke jalan dan menyuarakan hak dan keadilan bagi warga dan rakyat Palestina yang telah kehilangan hak-hak kedaulatan mereka.

Kezaliman Zionis Israel harus dihentikan oleh komunitas internasional melalui melakukan embargo total terhadap segala bentuk dukungan logistik militer untuk Zionis Israel tanpa pengecualian.

Kampus-kampus Muhammadiyah harus terus menekan komunitas internasional untuk mengakhiri pendudukan Palestina tanpa syarat. Jika diperlukan, seluruh lembaga pendidikan Muhammadiyah dari tingkat sekolah menengah hingga perguruan tinggi harus turut serta.

Merdeka Palestina. Hentikan genosida dan pendudukan Palestina. Lawan kezaliman Zionis Israel hingga titik darah penghabisan. Allahu Akbar. Semoga Allah mengetahui yang terbaik.

*Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung

Exit mobile version