BANDUNGMU.COM – Nama Stadion Siliwangi akan tetap dikenang Persib Bandung meskipun tak lagi digunakan. Sebab stadion yang terletak di Jalan Lombok, Kota Bandung, itu menjadi saksi bisu dari sejarah sepak terjang Maung Bandung di kancah sepak bola Indonesia.
Stadion ini menjadi tempat para legenda Persib dilahirkan. Beberapa nama seperti Adjat Sudrajat, Iwan Sunarya, hingga Robby Darwis sempat digenjot fisik dan mentalnya sehingga menjadi pemain yang sangat berpengaruh bagi tim kebanggaan masyarakat Jawa Barat ini.
Sebelum bernama Siliwangi, stadion ini dikenal dengan nama SPARTA. Hal ini mengacu kepada tim sepak bola militer Hindia Belanda yang ada di Bandung sekitar 1916.
Tim ini merupakan tim pindahan dari Batavia dan menggunakan lahan kosong di Jalan Lombok sekarang sebagai tempat berlatih dan bermain. Lapangan tersebut terkadang juga dipakai oleh para serdadu Belanda untuk latihan baris berbaris karena letaknya yang berada di lingkungan militer.
Setelah sembilan tahun negara Indonesia merdeka, tepatnya pada 1954, kawasan lapangan SPARTA ini dibangun stadion yang diprakarsai oleh Panglima Tentara dan Teritorium III, Kol. If. A.E. Kawilarang (Pangdam Siliwangi pertama) dan diperuntukkan bagi pembinaan jasmani anggota Kodam III/Siliwangi.
Pembangunan itu juga bertujuan untuk memperingati peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) yang terjadi 24 Maret 1946 silam. Stadion ini didedikasikan kepada 200 ribu warga Kota Bandung yang telah merelakan segala hartanya yang habis terbakar dalam peristiwa BLA.
Dibangun di atas tanah milik Kodam, biaya pembangunan terkumpul dari potongan gaji para tentara dan pegawai Kodam selama dua tahun. Sejumlah sen yang ada di belakang gaji para tentara dan pegawai itulah yang dipotong.
Namun karena kondisi tanah di Kota Bandung yang alot, setiap hari dua kompi angkatan darat terpaksa harus mengambil tanah dari Lembang hingga beberapa pekan.
Dengan upaya kerja keras dan semangat Siliwangi, akhirnya hanya dalam jangka dua tahun stadion itu dapat diselesaikan. Tapi saat itu hanya ada tribun utama dan terbuat dari kayu.
Tepat pada 24 Maret 1956, stadion diresmikan oleh Panglima Kawilarang. Sebagai hiburan, diadakan turnamen segitiga antara Persib Bandung, Persija Jakarta, dan PSIM Yogyakarta.
Saat itu Persib Bandung yang dalam masa keemasannya berhasil menjadi juara dalam ajang tersebut. Mereka berhasil mengalahkan Persija Jakarta dengan skor 3-1 dan PSIM Yogyakarta 5-2.
Pada 1961, stadion ini dipilih menjadi tempat diselenggarakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) V yang dibuka oleh Presiden Soekarno.
Baru pada 1976, Stadion Siliwangi mengalami peremajaan. Hampir seluruh bagian stadion dibongkar. Pembangunan stadion kali ini dikerjakan oleh PT Propelat dengan melibatkan sekitar 300 pekerja.
Proses pembangunan stadion sudah dimulai pada Desember 1975 dan hanya memakan waktu enam bulan untuk menyelesaikan stadion lengkap dengan tribun mengelilingi lapangan dan lapangan standar internasional.
Bahkan untuk rumput saja, sengaja diimpor dari Australia, dengan nama green carpet. Biji rumput itu ditebar ke seluruh lapangan dan disemai selama dua bulan. Dengan didukung drainase dan rumput tersebut, saat hujan sekalipun air akan meresap dalam waktu kurang dari lima menit.
Tepat pada 20 Mei 1976, bertepatan dengan HUT ke-30 Kodam Siliwangi, stadion ini diresmikan oleh Mayjen TNI Himawan Sutanto.
Namun sayangnya, keberadaan Stadion Siliwangi semakin surut dibanggakan. Bahkan dianggap tak layak lagi setelah PSSI menaikan standar stadion untuk menggelar kompetisi sepak bola Indonesia.
Terlebih saat ini muncul Stadion si Jalak Harupat di Soreang, Kabupaten Bandung, dan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) di Gedebage, Kota Bandung, yang memiliki kualitas jauh lebih baik ketimbang stadion Siliwangi.
Sumber: Bolaskor.com