PMB Uhamka
Sosok

Lebaran Pertama di Indonesia, Mahasiswi Palestina: “Saya Bahagia Tapi Juga Sedih”

×

Lebaran Pertama di Indonesia, Mahasiswi Palestina: “Saya Bahagia Tapi Juga Sedih”

Sebarkan artikel ini
Lebaran Pertama di Indonesia, Mahasiswi Palestina: "Saya Bahagia Tapi Juga Sedih".

BANDUNGMU.COM, Tasikmalaya — Ungkapan perasaan Hala, mahasiswi Universitas Aisyiyah (Unisa) Bandung, yang berasal dari Palestina saat ditanya tentang lebaran tahun ini. Tahun ini merupakan lebaran pertama di Indonesia. “Saya bahagia tapi saya sedih,” ungkap Hala saat merayakan lebaran di Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (01/04/2025).

Hala berbahagia karena dapat merayakan lebaran tahun ini dengan damai di Indonesia. Kesedihannya karena saudara-saudara Hala di Gaza masih berada dalam okupasi Israel. “Mereka dibom setiap hari, setiap hari ada yang syahid,” tambah Hala.

Menurut Hala merayakan lebaran di Indonesia ada perbedaan. Di Palestina tidak ada tradisi mudik. Banyak warga Palestina yang merantau, tapi tidak ada tradisi mudik saat lebaran.

Baca Juga:  Berita Gembira! Pendaftaran Olympicad VII Diperpanjang Hingga 13 Februari

Di Palestina tidak ada tradisi pergi ke makam setelah salat Id. “Dan di Palestina tidak ada ketupat,” ungkap Hala. Secara keseluruhan perayaan lebaran di Palestina dengan di Indonesia tidak ada perbedaan.

Hala dan keluarganya setahun ini mengungsi ke Mesir. Ibu dan empat saudaranya tinggal di rumah sakit di Mesir. Ibunya sedang dalam perawatan. Sementara itu, saudara-saudaranya menemaninya.

Ayahnya sejak perang terakhir ini, hilang kontak. “Hingga saat ini, saya tidak tahu keberadaan ayah saya karena koneksi internet yang buruk di sana,” tambah Hala.

Enam bulan ini, Hala mendapat beasiswa kuliah di Unisa Bandung. Hala mengambil program di Keperawatan. Alasannya karena kakek dan pamannya seorang perawat. “Mereka syahid saat menolong saudara-saudara kami saat terjadi perang. Saya ingin meneruskan perjuangan mereka menolong sesama sebagai perawat,” terang Hala.

Baca Juga:  Nilai Islam dan Wirausaha Jadi Kunci Sukses Riska Tembus Industri Keuangan Syariah

Kami penjaga terakhir Aqsa

Tentang perang sekarang ini yang terjadi di Palestina, Hala mengungkapkan bahwa Israel menargetkan anak kecil, perempuan, dan orang tua sebagai target pengeboman mereka. Setiap hari ada saja anak yang syahid.

Sekarang penduduk Palestina di Gaza sekitar 1,5 juta jiwa. “Bila kami semua keluar atau syahid saat ini, sudah tidak ada lagi Palestina dan tidak ada lagi Masjidil Aqsa,” terang Hala.

Hala menambahkan bahwa setiap warga Palestina memandang keberadaan mereka di tanah Palestina sebagai bagian dari upaya menjaga Masjid Al-Aqsa. Mereka akan menjaganya hingga syahid.

Baca Juga:  Profil KH Ali Yafie

Setiap warga Palestina yang berada di luar Palestina bercita-cita untuk kembali ke Palestina. “Untuk menjaga Aqsa dan bila perlu syahid,” tegas Hala.

Saat ini pintu keluar masuk Gaza ditutup Israel. Warga Palestina tidak bisa keluar atau masuk Gaza. Di Palestina saat ini tidak ada air dan listrik. Tidak sedikit warga Palestina yang syahid karena tidak minum berhari-hari. Bantuan dari luar tidak banyak bisa masuk ke Gaza.***

PMB Uhamka