BANDUNGMU.COM, Bandung — Upaya pengembangan lulusan berdaya saing, prodi Akuntasi Syariah Fakultas Ekonomi Bisnis dan Islam (FEBI) UIN Sunan Gunung Djati Bandung menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama Asep Ghofir Ali, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ekuitas di Aula FEBI, Selasa (02/04/2024).
Foccus Group Discussion (FGD) yang dibuka oleh Wakil Dekan I Iwan Setiawan ini fokus membahas tentang profil, capaian profil lulusan dan mata kuliah.
Dalam sambutannya, Iwan menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya, FGD Program Studi Akuntansi Syariah dilakukan dalam rangka menyesuaikan antara visi dan misi universitas, fakultas, dan jurusan, sehingga menjadi acuan dalam merumuskan, menentukan Profil Lulusan Program Studi (PLPS), Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), dan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK).
“Ini merupakan kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja selama mahasiswa menempuh suatu mata kuliah,” tegasnya.
Akuntansi Syariah merupakan salah satu bidang akuntansi yang fokus pada dua hal: akuntabilitas dan pelaporan. Pertama, Akuntabilitas tercermin dari tauhid, dengan melakukan berbagai aktivitas ekonomi sesuai dengan ketentuan Islam.
Kedua, pelaporan merupakan bentuk dari pertanggungjawaban kepada Allah SWT dan manusia. Jurusan Akuntansi Syariah mempelajari tentang perekonomian syariah, perpajakan, auditing, teori akuntansi Islam, informasi teknologi, sistem analisis, informasi perbankan syariah.
Profesi akuntansi ini sangat menjanjikan masyarakat yang nantinya berkecimpung di dunia perekonomian, karena ilmu akuntansi akan sangat diperlukan di berbagai bidang, baik itu bisnis atau instansi pemerintah.
Dalam pemaparannya, Asep Ghofir Ali menegaskan lulusan akuntansi paling tidak ada lima: profesi akuntan, pengelola lembaga keuangan syariah, konsultan akuntansi syariah, konsultan pajak, dan konsultan keuangan.
Untuk profesi akuntan meliputi akuntan manajemen, akuntan internal, akuntan publik, akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan peneliti, akuntan perdagangan, akuntan asuransi akuntan industri.
Sedangkan untuk pengelola lembaga keuangan syariah bisa meliputi: menyusun laporan keuangan, menganalisis laporan keuangan, audit laporan keuangan.
“Evaluasi kinerja keuangan lembaga keuangan syariah bank dan non bank, audit informasi teknologi, analis pembiayaan, manajemen dana bank, manajemen risiko dan strategi planning,” tegasnya.
Menurutnya, prinsip dasar akuntan itu integritas, terampil, inovatif, profesional, dan berdaya saing.
Prinsip dasar etika akuntan itu integritas, meliputi bersikap lugas, jujur; objektivitas, dengan menerapkan pertimbangan profesional tanpa kompromi; kompetensi dan kehati-hatian; profesional, kerahasian dan perilaku profesional.
Mengenai profil lulusan ada dua. Pertama, akademisi dalam bidang akuntansi adalah profil lulusan Sarjana Akuntansi Syariah yang berkepribadian baik, berpengetahuan luas dan mutakhir serta mampu memberikan jasa pelayanan pendidikan akuntansi syariah kepada masyarakat sesuai dengan ajaran dan etika Islam, keilmuan, dan keahlian serta regulasi yang relevan.
Kedua, auditor laporan keuangan adalah profil lulusan yang dapat melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi.
Ketua Prodi Akuntansi Syariah Mia Lasmi Wardiyah menjelaskan FGD ini diselenggarakan, selain untuk silaturahmi, juga untuk meminta masukan mengenai profil dalam CPL Prodi Akuntansi.
“Sehingga diharapkan prodi Akuntansi menjadi lebih baik dan mampu menghasilkan lulusan yang siap pakai dan mampu bersaing lebih baik dan lebih unggul di dunia kerja,” pungkasnya.***