BANDUNGMU.COM, Bandung – Direktorat Hilirisasi dan Kemitraan Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek Republik Indonesia bekerja sama LPPM Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menyelenggarakan pembukaan ”Pelatihan Penulisan Deskripsi Permohonan Paten Tahun 2025” pada Rabu (24/09/2025).
Acara yang berlangsung dari Rabu-Jumat (24-26/09/2025) ini diikuti oleh puluhan dosen dari berbagai perguruan tinggi se-Indonesia. Hadir dalam acara ini Rektor beserta Wakil Rektor II UM Bandung, Ketua Tim Hilirisasi dan Industri, dan tamu undangan lainnya.
Ketua Tim Hilirisasi dan Industri Adhi Indra Hermanu mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dosen dalam penguatan hak kekayaan intelektual.
“Para peserta akan melakukan bimbingan teknis dalam memperkuat kapasitas mereka sebagai dosen dalam bidang hak paten,” ucap Adhi.
Selain itu, peserta juga akan dibina oleh para mentor hingga bisa mencapai draf final pengajuan hak paten yang nantinya akan diajukan.
“Tentu mereka yang menurut para mentor berpotensi itu kita akan bantu fasilitasi agar bisa terdaftar hak kekayaan intelektualnya,” imbuh Adhi.
Sementara itu, Rektor UM Bandung Herry Suhardiyanto mengapresiasi dan menyambut baik kehadiran para peserta dalam kegiatan ini.
Ia mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi upaya konkret membangun kualitas akademik di lingkungan perguruan tinggi.
“Tentu kegiatan ini juga menjadi kontribusi bagi lahirnya inovasi dan hak paten dalam membantu kementerian kita yang betul-betul dapat mewujudkan tagline-nya yakni Dikti Saintek Berdampak,” kata Rektor.
Oleh karena itu, Rektor berharap kegiatan ini dapat meningkatkan jumlah hak paten bagi bangsa Indonesia.
“Mudah-mudahan melalui kegiatan ini kita bisa semakin siap bahwa bangsa kita ini adalah bangsa yang maju,” tandas Rektor.
Hadir secara daring Direktur Hilirisasi dan Kemitraan Yos Sunitiyoso. Dirinya menjelaskan bahwa lembaganya memiliki fokus untuk meningkatkan penelitian para pendidik di berbagai perguruan tinggi.
“Kita berusaha melakukan observasi dari ekosistem riset pengembangan Indonesia, baik dari sisi pembinaan talenta, penelitian, maupun pengembangan,” ungkap Yos.
Tidak hanya itu, lembaganya juga berkomitmen untuk membantu para dosen dengan penelitiannya yang bisa menghasilkan publikasi yang berkualitas tinggi.
“Jadi, tidak hanya satu sisi dari publikasi, tetapi produk hasil penelitian itu bisa bernilai tinggi, baik secara ekonomi maupun sosial,” terangnya.
Maka dari itu, dirinya berharap dengan banyaknya kekayaan intelektual bisa memberikan dampak dan manfaat bagi masyarakat.
“Semoga apa yang kita harapkan bersama dapat mendukung kemajuan negara dan bangsa ini dengan melakukan hilirisasi dari hasil riset,” pungkasnya.***(FK)
