BANDUNGMU.COM, Bandung – Dalam kehidupan sehari-hari, keikhlasan menjadi suatu hal yang harus selalu ada di dalam diri umat muslim.
Begitulah pembahasan dari dosen Fakultas Agama Islam UM Bandung Cecep Taufikurrohman dalam program Gerakan Subuh Mengaji (GSM) Aisyiyah Jawa Barat yang disiarkan di Youtube TVMu Channel.
Secara istilah, ikhlas memiliki arti mengosongkan hati dari segala sesuatu selain Allah SWT.
Dalam menjalankan ibadah, kata Buya Cecep–sapaan akrabnya–seseorang harus memenuhi perintah Allah dengan penuh keikhlasan.
”Apabila menjalankan ibadah semata-mata selain karena Allah, amalan seseorang itu bukan didasarkan karena keikhlasan,” ucap Buya Cecep.
Buya Cecep menjelaskan bahwa beberapa ulama mengatakan tauhid seseorang juga harus berdasarkan adanya keikhlasan pada diri orang itu.
”Jika seseorang memaksakan diri untuk melakukan ibadah tanpa keikhlasan, tauhidnya tidak akan sah,” tutur Buya Cecep.
Ketika umat muslim menjalankan ibadah karena Allah SWT, dua amalan baik di dunia maupun akhirat akan didapatkan.
”Umat muslim yang menjalankan ibadah hanya semata-mata ingin duniawi, otomatis amalan untuk akhirat tidak akan didapatkan,” ungkap Buya Cecep.
Ramadhan ajarkan ikhlas
Menurut Buya Cecep, masa yang terbaik dalam mempelajari keikhlasan ketika umat muslim sedang menjalankan ibadah saum Ramadhan.
Saat menjalankan ibadah puasa, kata Wakil Dekan Fakultas Agama Islam UM Bandung ini, umat muslim belajar untuk menjadi mukhlis karena Allah SWT.
”Jika menjalankan ibadah puasa dengan benar, umat muslim tidak akan berani membatalkan shaumnya karena menyadari betul bahwa Allah SWT akan selalu melihat setiap perbuatan manusia di dunia,” ungkap Buya Cecep.
Cara agar ikhlas
Keikhlasan seseorang dalam menjalankan ibadah karena Allah SWT bisa mengalami perubahan karena hal tertentu. Misalnya saja ingin mendapatkan pujian dari seseorang.
Oleh karena itu, Buya cecep mengajark umat muslim bisa mengembalikan niat ibadah semata-mata karena Allah.
“Ketika setan berhasil membelokkan niat ibadah kita, segeralah beristigfar dan kembali meniatkan karena Allah SWT,” tandas Buya Cecep.***(FK)