UMBandung
News

Strategi Perubahan Muhammadiyah 2030: Penguatan Kapasitas Dosen, Riset Berbasis Visi, dan Diversifikasi Publikasi Internasional

×

Strategi Perubahan Muhammadiyah 2030: Penguatan Kapasitas Dosen, Riset Berbasis Visi, dan Diversifikasi Publikasi Internasional

Sebarkan artikel ini
Dokumentasi wartaptm.id

BANDUNGMU.COM – Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Khudzaifah Dimyati mengatakan bahwa penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) bukan hanya tentang peningkatan jumlah.

Namun, juga kualitas, keberagaman, dan konektivitas dengan berbagai lingkup kehidupan, terutama bagi para pimpinan di Perguruan Tinggu Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA).

Dengan pendekatan yang holistik, PTMA dapat menjadi lokomotif perubahan yang berkelanjutan dalam mewujudkan visi dan misi Muhammadiyah dalam mendidik generasi penerus yang unggul dan berkarakter.

Khudzaifah mengungkapkan tentang pentingnya penguatan kapasitas dosen sebagai tenaga pendidik di lingkungan Muhammadiyah. Bagi Khudzaifah, masalah ini bukan sekadar aspirasi, melainkan fondasi mencapai kesuksesan dari visi dan misi universitas.

Penguatan kapasitas dosen

Di tengah arus perubahan zaman, Khudzaifah menegaskan bahwa landasan utama dalam peningkatan kapasitas itu adalah penguatan tradisi Islam. Misalnya, pemahaman mendalam tentang Al-Quran, hadis, dan fikih.

Baca Juga:  Prof Dadang Kahmad Jelaskan Cara Muhammadiyah Merayakan Maulid Nabi

“Sebagai pejabat atau dosen di lingkungan Muhammmadiyah, sudah seharusnya memiliki pemahaman mendalam terhadap Al-Quran, hadis, dan juga fikih,” tutur Khudzaifah seperti dikutip dari laman wartaptma.id pada Rabu (24/01/2024).

“Keniscayaan ini tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi landasan kritis dalam pembentukan karakter, pemikiran, dan etika yang kuat,” terang Khudzaifah.

Selaras dalam mencapai visi dan misi universitas, Khudzaifah mengatakan bahwa diperlukan konsep perubahan yang tidak hanya stagnan. Yakni dosen-dosen Muhammadiyah harus mampu melakukan perubahan dan bukan dalam posisi involutif.

Mengutip pernyataan Thomas S Kuhn dalam “The Structure of Scientific Revolutions”, Khudzaifah menyampaikan bahwa perubahan yang progresif harus menjadi fokus utama.

Baca Juga:  Jihad Santri, Jayakan Negeri Ala UIN Bandung

“Dalam menghadapi perkembangan zaman, upaya kolaboratif dari semua pihak sangatlah penting. Perubahan positif bisa kita capai bersama dengan membangun lingkungan yang responsif terhadap perubahan. Perubahan ini bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan mutlak dalam merespons tuntutan zaman yang terus berkembang,” tambah Khudzaifah.

Strategi perubahan

Khudzaifah mengungkapkan tujuan besar Muhammadiyah dalam membangun fondasi yang kuat di bidang pendidikan, termasuk peningkatan kapasitas dosen.

Pada 2030, PTMA diharapkan akan menjadi pusat unggulan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman dan kebutuhan zaman.

“Visi besar kami adalah membangun fondasi yang kokoh. Sehingga, pada 2030 kampus Muhammadiyah dapat menjadi pusat unggulan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman dan relevan dengan kebutuhan zaman,” papar Khudzaifah.

Baca Juga:  Haruskah Kita Mengikuti Pemahaman Salafus Shalih? Seperti Ini Penjelasan Muhammadiyah

“Kami telah merumuskan roadmap sebagai panduan untuk pengembangan strategis institusi. Mulai dari implementasi riset berbasis visi dan hilirisasi, penguatan pengabdian masyarakat, dan diversifikasi publikasi bereputasi, baik nasional dan internasional,” tambah Khudzaifah.

Khudzaifah kembali menegaskan bahwa penguatan kapasitas dosen bukanlah sekadar langkah individu, melainkan fondasi yang tidak terpisahkan dalam menjadikan lembaga pendidikan yang unggul.

“Kami berharap melalui langkah-langkah tersebut dapat memberikan kontribusi nyata, menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan, dan mempersiapkan generasi masa depan yang mampu beradaptasi dan berkembang dalam era yang terus berubah,” tutup Khudzaifah.***

___

Sumber: wartaptm.id

Editor: FA

PMB UM Bandung