BANDUNGMU.COM, Bandung — Bandung menjadi saksi pengukuhan monumental dalam dunia akademik, di mana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung secara resmi melantik 20 Guru Besar baru.
Acara khidmat yang bertajuk “Membumikan Kepakaran, Menguatkan Kebermanfaatan, Mengunggulkan Kontribusi Nyata bagi Peradaban” ini berlangsung dalam Sidang Senat Terbuka yang dipimpin langsung oleh Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Rosihon Anwar.
Sidang Senat Terbuka yang digelar pada Rabu, 23 April 2025, bertempat di Gedung Anwar Musaddad kampus UIN Bandung, turut dihadiri oleh Ketua Senat Universitas Mahmud Asep Muhyiddin beserta Sekretaris Senat Universitas.
Momen bersejarah ini juga disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube resmi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, memungkinkan khalayak luas untuk menyaksikan tonggak penting dalam perkembangan institusi pendidikan tinggi Islam terkemuka ini.
Pengukuhan 20 Guru Besar secara kolektif ini merupakan kali keempat yang diselenggarakan oleh UIN Bandung, menegaskan tradisi akademik yang kuat dan terus dilestarikan. Sebelumnya, UIN Bandung telah menggelar serangkaian pengukuhan serupa, yaitu “Panen Raya Guru Besar Jilid I” pada 25 November 2020 dengan 13 Guru Besar, “Panen Raya Guru Besar Jilid II” pada 8 Desember 2022 dengan 14 Guru Besar, dan “Panen Raya Guru Besar Jilid III” pada 18 Juli 2023 dengan 20 Guru Besar.
Dalam sambutan pembukaannya, Ketua Senat Universitas Mahmud menyampaikan bahwa pengukuhan ini merupakan wujud akselerasi mutu akademik serta kontribusi nyata UIN Bandung dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang berlandaskan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan. Mahmud menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya acara pengukuhan Guru Besar tahun akademik 2024/2025.
“Atas nama Keluarga Besar Senat UIN Sunan Gunung Djati Bandung, kami menyampaikan ucapan selamat yang setinggi-tingginya kepada seluruh Guru Besar baru yang sebentar lagi akan dikukuhkan oleh Bapak Rektor. Keberhasilan meraih jabatan fungsional akademik tertinggi, yaitu profesor, merupakan pencapaian yang luar biasa,” tegas Mahmud dalam pidatonya.
Lebih lanjut, Mahmud mengajak seluruh hadirin untuk bersyukur atas status UIN Sunan Gunung Djati Bandung sebagai perguruan tinggi keagamaan terbaik di Indonesia. Dia juga menyoroti prestasi terbaru UIN Bandung dalam UB Halal Metric Awards 2025, sebuah ajang penghargaan yang diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya sebagai bentuk apresiasi terhadap institusi yang konsisten dan strategis dalam membangun ekosistem halal di lingkungan kampus.
Dalam ajang tersebut, UIN Sunan Gunung Djati Bandung berhasil meraih “gold award” sebagai pengakuan atas komitmennya dalam mengembangkan pendidikan halal. Prestasi ini mengungguli berbagai perguruan tinggi lainnya di Indonesia, berkat dedikasi dan integrasi sistematis dari seluruh unit kerja yang terlibat dalam pengembangan halal.
Unit-unit kerja yang berkontribusi signifikan dalam pengembangan ekosistem halal di UIN Bandung meliputi Lembaga Pemeriksa Halal (LPH), Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H), Pusat Kajian Halal (PKH), Akademi Juleha, Lembaga Pelatihan Jaminan Produk Halal (LPJPH), Laboratorium Pengujian dan Teaching Factory Halal, serta Jurnal Ilmiah Indonesian Journal of Halal Research (IJHAR) yang kini telah terindeks Scopus Q2.
Mahmud berharap agar para Guru Besar yang baru dikukuhkan dapat menjadi teladan dan memberikan manfaat yang nyata di tengah-tengah masyarakat.
“Oleh karena itu, para Guru Besar baru, termasuk kita semua, memiliki tanggung jawab yang tidak sederhana. Di samping tanggung jawab keilmuan sebagai Guru Besar, Bapak dan Ibu juga bertanggung jawab untuk menjaga nama baik UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Kami berharap Bapak dan Ibu dapat tampil di masyarakat untuk menjadi solusi bagi berbagai permasalahan yang sedang dihadapi,” ujarnya.
Mengakhiri sambutannya, Mahmud secara resmi membuka Sidang Senat Terbuka dalam rangka Pengukuhan Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung tahun akademik 2024/2025, dengan mengajak seluruh hadirin untuk bersama-sama melafalkan “bismillahirrahmanirrahim”.
Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Rosihon Anwar dalam pidatonya menegaskan bahwa pengukuhan Guru Besar tidak sekadar pencapaian akademik semata. Namun, simbol dedikasi, pengabdian, dan kontribusi nyata dari seluruh sivitas akademika dalam upaya membangun peradaban yang lebih baik.
“Bismillahirrahmanirrahim. Dengan senantiasa mengharap rida Allah SWT. pada hari ini, Rabu 23 April 2025, bertepatan dengan tanggal 24 Syawal 1446 Hijriah, dengan ini saya mengukuhkan dua puluh Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung,” ujar Rektor.
“Semoga dengan dikukuhkannya sebagai Guru Besar, saudara dapat terus berkarya dan berkontribusi dalam pengembangan keilmuan untuk kemajuan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua. Aamiin,” tandas Rosihon dengan penuh harap.
Rosihon juga menekankan betapa pentingnya peran para Guru Besar dalam memperkuat fondasi keilmuan dan moral di tengah berbagai tantangan zaman yang semakin kompleks. Beliau menyampaikan rasa bangganya atas bertambahnya jumlah Guru Besar di lingkungan UIN Bandung.
“Hari ini kita menyaksikan pengukuhan Guru Besar, sehingga tercatat ada 87 Guru Besar di lingkungan UIN Bandung. Mudah-mudahan pada tahun 2026 mencapai angka 100 Guru Besar. Ini bukan sekadar seremonial, bukan hanya sekadar pencapaian akademik, tetapi merupakan simbol dedikasi, pengabdian, dan kontribusi nyata sivitas akademika dalam pengembangan ilmu, membangun peradaban,” terangnya.
Menurut Rosihon, pengukuhan Guru Besar ini bukan hanya tentang capaian pribadi, tetapi juga membawa tanggung jawab keilmuan yang besar bagi masyarakat, bangsa, dan agama.
“Ini semua tentang ketekunan, perjuangan, keberhasilan yang telah mencapai puncak akademik, namun pada saat yang sama dituntut untuk melakukan pengabdian, pengembangan ilmu pengetahuan. Masyarakat menantikan keahlian Bapak dan Ibu dalam melakukan riset yang dapat melahirkan keilmuan yang bermanfaat. Untuk itu, 87 Guru Besar diharapkan dapat memberikan dampak yang luar biasa sebagai pelopor keilmuan, benteng keilmuan, penjaga moralitas, pelopor perubahan, dengan terus membangun narasi keilmuan yang berbasis rahmatan lil alamin,” ujarnya.
Dalam upaya mengembangkan kurikulum cinta dan ekoteologi, Rektor UIN Bandung mengajak seluruh Guru Besar untuk turut merespons program Menteri Agama Republik Indonesia Nasaruddin Umar.
“Seluruh Guru Besar diharapkan dapat bersama-sama merespons dua gagasan Bapak Menteri Agama ini agar dapat diimplementasikan dan memberikan solusi di tengah masyarakat. Alhamdulillah, kemarin UIN Bandung telah merespons gerakan penanaman pohon matoa. Tentunya, dengan adanya 87 Guru Besar, diharapkan dapat menjadi panutan dalam keteladanan, integritas, memberikan motivasi bersama untuk terus meningkatkan publikasi ilmiah, serta membangun sinergi melalui kolaborasi,” imbuhnya.
“Mudah-mudahan ini menjadi jalan, wasilah untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Mari terus berkarya, berkontribusi keilmuan untuk kemajuan UIN Bandung, sambil terus berusaha membumikan kepakaran, menguatkan kebermanfaatan, mengunggulkan kontribusi nyata bagi peradaban,” pungkas Rosihon.
Berikut adalah daftar 20 Guru Besar yang baru saja dikukuhkan di lingkungan UIN Sunan Gunung Djati Bandung:
- Ida Farida (Guru Besar Bidang Ilmu Evaluasi Pendidikan Kimia pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan)
- Lilis Sulastri (Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam)
- Hasniah Aliah (Guru Besar Bidang Ilmu Fisika pada Fakultas Sains dan Teknologi)
- M Yusuf Wibisono (Guru Besar Bidang Ilmu Perbandingan Agama pada Pascasarjana)
- Moch Fakhruroji (Guru Besar Bidang Ilmu Komunikasi pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi)
- Asep Achmad Hidayat (Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah Peradaban Islam pada Pascasarjana)
- Fenti Hikmawati (Guru Besar Bidang Ilmu Psikologi Pendidikan pada Fakultas Psikologi)
- Darajat Wibawa (Guru Besar Bidang Ilmu Komunikasi dan Media pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi)
- Agus Abdul Rahman (Guru Besar Bidang Ilmu Psikologi Perilaku pada Fakultas Psikologi)
- Mahi Mamat Hkikmat (Guru Besar Bidang Ilmu Komunikasi pada Fakultas Adab dan Humaniora)
- Adam Malik (Guru Besar Bidang Ilmu Laboratorium Fisika Sekolah Lanjutan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan)
- Deni Miharja (Guru Besar Bidang Ilmu Studi Agama-Agama pada Fakultas Ushuluddin)
- Fisher Zulkarnain (Guru Besar Bidang Ilmu Pemikiran Politik Islam pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
- Mohammad Taufiq Rahman (Guru Besar Bidang Ilmu Sosiologi Islam pada Pascasarjana)
- Ramdani Wahyu Sururie (Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Islam pada Pascasarjana)
- Usep Saepulah (Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Islam pada Pascasarjana)
- Acep Aripudin (Guru Besar Bidang Ilmu Dakwah pada Pascasarjana)
- Abdul Kodir (Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Islam pada Pascasarjana)
- Bambang Samsul Arifin (Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Islam pada Pascasarjana)
- Dadan Rusmana (Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Islam Nusantara pada Fakultas Adab dan Humaniora)














