Opini

Al Quran dan Puasa, Sumber Ilmu Kehidupan

OLEH: INDING USUP SUPRIATNA, M.PD. – Sekretaris Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat

BANDUNGMU.COM – Al Quran merupakan kallamullah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dengan maksud supaya menjadi pedoman bagi seluruh umat manusia.

Oleh sebab itu, secara kegunaan Al Quran menjadi rujukan paling utama dalam segala problematika yang sedang dihadapi oleh setiap umat manusia khususnya umat muslim.

Karena menjadi rujukan segala hal, manusia secara terus-menerus menggali rahasia-rahasia kallamullah tersebut, termasuk menjadi sumber ilmu pengetahuan, baik ilmu hukum, sosial, sains, dan lain-lain.

Al Quran sejalan dengan semua tingkatan perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban. Selain itu, Al Quran juga memerintahkan umat manusia suapaya dapat belajar dari sejarah-sejarah masa lampau dan dapat mengambil hikmah atas kejadian-kejadiannya.

Al Quran menginspirasi perkembangan ilmu pengetahuan dan mengajarkan peran dan tanggung jawab manusia sebagai hamba sekaligus khalifah yang diberi amanah ilmu.

Para ulama berpendapat bahwa Al Quran pertama kali diturunkan pada bulan Ramadan yang peristiwanya dikenal dengan sebutan nuzululquran.

Para ulama juga sudah menetapkan bahwa Al Quran diwahyukan pertama kali pada malam lailatulqadar. Malam lailatulqadar merupakan malam yang penuh dengan kemuliaan dan berkah dari Allh SWT. Sebagaimana yang dijelaskan dalam QS Al Baqarah ayat 185.

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”

Terkait ayat tersebut, dalam tafsirnya, Muhammad Quraish Shihab menjelaskan bahwa waktu yang ditetapkan Allah sebagai hari wajib puasa itu adalah bulan Ramadan yang sangat tinggi kedudukannya dalam pandangan Allah.

Pada bulan itu Allah menurunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi semua manusia menuju jalan kebenaran melalui keterangan-keterangan yang jelas sebagai pengantar menuju kebajikan dan pembatas antara yang benar (haqq) dan yang palsu (bathil) selamanya, sepanjang masa dan usia manusia.

Maka barang siapa yang hadir menyaksikan bulan ini dalam keadaan sehat dan tidak sedang dalam perjalanan, ia wajib berpuasa. Namun, barang siapa yang sakit dan puasa akan membahayakan dirinya, atau sedang dalam perjalanan, ia diperbolehkan tidak berpuasa, tetapi tetap diwajibkan mengganti puasa yang ditinggalkan itu pada hari yang lain.

Allah tidak ingin memberati hamba- Nya dengan perintah-perintah, tetapi justru Dia menghendaki keringanan bagi mereka.

Allah telah menjelaskan dan memberikan petunjuk tentang bulan suci itu agar kalian melengkapi jumlah hari puasa dan membesarkan nama Allah atas petunjuk dan taufik-Nya.

Penuh berkah

Dalam permulaan tafsirnya, Buya Hamka menuturukan bahwa Al Quran itu, baik dari sisi bahasa maupun istilah, keduanya sama-sama merujuk kepada satu makna, yakni Al Quran memang dibaca. Bahkan Buya Hamka menegaskan bahwa kekuatan dan keistimewaan Al Quran terjadi pada pembacaannya.

Oleh sebab itu, melalui membaca menjadi jalan awal untuk memperoleh petunjuk dari Al Quran tersebut. Dengan membaca manusia dapat memahami maksud ayat-ayat Al Quran untuk kemudian diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari. Tanpa melalui tahap pembacaan tersebut, mustahil manusia dapat memperoleh energi Al Quran.

Dalam QS Al-Alaq ayat 1-5 Allah SWT berfirman:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq. Bacalah dan Tuhanmulah yang paling Pemurah. Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya.”

Dalam QS Shad ayat 29 Allah SWT berfirman:

“Kitab (Al Quran) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.”

Rasulullah Muhammad SAW juga menyampaikan bahwa dengan membaca setiap huruf dari Al Quran akan memperoleh kebaikan demi kebaikan bagi pembacanya.

“Barang siapa membaca satu huruf dari kitabullah, baginya satu kebaikan. Satu kebaikan akan dilipatgandakan sepuluh. Aku tidak mengatakan ‘alif lam mim’ itu satu huruf, tetapi ‘alif’ satu huruf, ‘lam’ satu huruf, dan ‘mim’ satu huruf.” (HR Tirmidzi).

Keistimewaan lain yang diperoleh dari membaca atau mempelajari Al Quran, Allah SWT menuturkan dalam QS Fathir ayat 29-30.

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al Quran) dan melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi, agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri.”*** 

Exit mobile version