Oleh: Ace Somantri
BANDUNGMU.COM — Tidak pernah menyerah apalagi mengenal putus asa, itulah karakter seorang patriotik sejati. Panjang perjalanan hidupnya, sekalipun anak dari seorang pengusaha besar.
Sifat dan karakternya kuat sudah tampak sejak usia muda sehingga wajar saat menjadi prajurit telah menunjukkan kapasitas seorang pemimpin pasukan yang sangat percaya diri.
Tidak aneh saat itu tidak lama memimpin pasukan khusus sekaligus penguasa Orde Baru tertarik dan terpesona pada sosok yang memiliki jiwa patriotik berbeda dari prajurit lainnya dan akhirnya menjadi keluarga besar cendana.
Isu negatif hal ihwal lebih cepat karier militernya karena dekat dengan penguasa pun sempat beredar. Hanya saat itu belum ada media sosial sehingga tidak begitu masif informasinya.
Jiwa patriotik seorang prajurit pada umumnya memang tidak diragukan. Nilai-nilai perjuangan kepahlawanan selalu tertanam dalam jiwa dan raganya.
Rasa korps satuan dalam dunia militer sudah teruji sejak zaman dahulu kala dalam dunia kemiliteran terbentuk.
Begitupun di Indonesia, perjuangan kemerdekaan dari penjajahan karena jiwa patriotik yang tertanam dalam jiwa pejuang kemerdekaan yang kemudian terbentuk tentara keamanan rakyat.
Hal tersebut menjadi modal besar akan ketangguhan Prabowo Subianto sebagai pejuang politik kebangsaan dalam melakoni dinamika kepartaian politik di Indonesia.
Namun, selain hal tersebut banyak yang mencatat bahwa Prabowo Subianto lahir dari keluarga sejahtera dan kaya raya. Sangat wajar dia memiliki ruang dan peluang yang sangat luas untuk menjadi sosok tokoh bangsa yang dilahirkan.
Terlepas dari semua hal itu, sosok Prabowo sudah menjadi rahasia umum akan konsisten untuk merebut kursi istana negara sejak berpasangan dengan Megawati hingga kini berpasangan dengan Gibran.
Proses memang tidak akan menghianati. Hanya waktu yang tepat pada masanya akan memberi ruang dan tempat yang tepat.
Serangan isu-isu pelanggaran hak asasi manusia sejak berpasangan dengan Magawati datang silih berganti. Namun, tetap saja hal itu tidak terlalu laku dijual dalam benak dan pikiran publik.
Begitupun Prabowo tidak begitu menggubris terhadap serangan isu-isu tersebut. Namun, secara fakta hukum hingga kini belum menunjukkan data otentik yang menjerat sebagai pelanggar hak asasi manusia.
Justru semakin diserang malah semakin populer ketokohannya di mata masyarakat Indoensia.
Apalagi sejak pemilu 2019 electoral efect dari ketokohannya mendongkrak suara partai besutannya menyalip partai-partai besar yang memiliki basis masa cukup.
Serangan demi serangan untuk Prabowo tidak berhenti di situ. Berbagai isu pun terus dilontarkan yang dikaitkan dengan gaya kepemimpinan yang tempramental.
Belum lagi keterkaitan keluarga cendana sang penguasa Orde Baru dikhawatirkan mengulang masa kelam era tersebut.
Terakhir, serangan isu sebagai pengkhianat terhadap konstituennya saat pencalonan di tahun 2019 yang berjuang sangat heroik gegara masuk kabinet Presiden Jokowi .
Apalagi ditambah serangan pamungkas dengan isu ada indikasi korupsi alusista di Kemenhan RI dan pemberian nilai sangat buruk sekali oleh kandidat capres dan cawapres.
Dinamika tersebut justru semakin membuat popularitas Prabowo terus menanjak. Selain tidak menyerang balik lawannya, ada hal lain yang membuat publik terdiam seketika saat di ujung debat kampanye terakhir.
Prabowo menyampaikan terima kasih kepada para presiden yang terdahulu dan sekaligus memintaa maaf yang tulus kepada pada kandidat calon presiden lainnya.
Wajar sekali Rocky Gerung melabeli tiga pasangan yang membuat publik terkesan karena Prabowo telah membuat simbol dirinya dengan ketulusan.
Pada akhir-akhir tersebut ada investasi psikologis masa terhadap sosok Prabowo yang tempramental berbalik arah menjadi sosok yang teduh dan tulus.
Prabowo tampil selalu optimis. Kondisi psikologisnya sangat jarang terlihat psimis.
Bahkan pencalonan periode ini selain raut muka optimis ditambah perfoma gaya yang lebih happy dengan simbol joget-joget yang terkesan bahagia.
Namun, benar adanya pencalonan periode ini seolah-olah akan menjadi puncak perjuangan politiknya yang selama ini dia jalani penuh liku.
Caci dan bully datang karena dia seolah-olah haus kekuasaan karena tidak mau berhenti dalam pencalonan kepemimpinan nasional.
Namun, publik tidak memahami apa di balik kuatnya keinginan Prabowo menjadi pemimpin negeri ini.
Prabowo selalu semangat menggebu-gebu dan herois. Gejolak dalam jiwanya terdorong untuk menjadikan Indonesia menjadi negara besar dan berwibawa di pentas global untuk di wilayah selatan dunia.
Keyakinan itu bukan tanpa dasar. Kemampuan bangsa Indonesia dalam benak pikiran Prabowo sangat bisa diwujudkan.
Dia sangat paham teroterial karena pernah menjadi prajurit TNI hingga memegang tongkat kepemimpinan pada satuan khusus militer yang disegani.
Wawasan teritorial pertahanan dan keamanan negara sangat dipahaminya. Apalagi selama satu periode di kabinet Presiden Jokowi diberikan amanah Menteri Pertahanan.
Maka lengkap sudah data-data yang dapat dijadikan sebagai pijakan menuju bangsa untuk menjadi pemain di era global.
Berharap banyak kepada Prabowo untuk membuktikan kepada rakyat Indonesia yang telah memberi amanah. Kita berharap dia tidak sesekali meninggalkan dan menghianati rakyat yang menitipkan suaranya.
Kepekaan yang sering tersembunyi kala melihat jeritan rakyat jelata, saat ini dengan kekusaan politik yang diraihnya, dapat digunakan membela rakyat, bangsa, dan negara.
Membela rakyat semata-mata untuk kedigjayaan yang selama ini dicita-citakan.
Saat ini, kemenangan bukan kemenangan Prabowo, melainkan kemenangan rakyat Indonesia yang memberi mandat kepadanya.
Janji pragmatis maupun strategis untuk dapat dipenuhi sebagaimana dalam kampanye disampaikan.
Rakyat sudah menerima apa pun hasil keputusan pemilu tahun ini. Kita berharap Prabowo dengan jiwa patriotnya dapat merangkul semua elemen bangsa.
Merangkul siapa pun mereka tanpa ada sekat batas lawan politik selama untuk bersama membangum bangsa dan negara.
Untuk sama-sama bergandeng tangan memghilangkan ego. Rekonsiliasi yang dinarasikan sangat tepat untuk kebesaran dan kedigjayaan bangsa Indonesia.
Selamat berjuang atas amanah yang lebih besar dan berat. Bebanya tidak sekedar lingkup satu kementerian yang pernah menjadi seorang Menteri Pertahanan. Namun, menjadi nahkoda negara besar yang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kami percaya dan yakin bahwa di bawah komando Prabowo sebagai panglima tertinggi dalam kemiliteran Indonesia, ia akan membuat kebijakan yang berorientasi kepada kepentingan bangsa dan negara.
Hal penting yang harus kita ketahui bahwa negara yang sehat ada pada rakyat yang sehat. Bangsa yang cerdas ada pada negara yang cerdas.
Begitupun negara dan bangsa yang sehat dan cerdas ada dalam tanggung jawab pemimpin negeri yang telah mendapat mandat dan daulat dari rakyat.
Suka tidak suka, saat ini dalam rentang lima tahun ke depan seluruh elemen bangsa bersama satu padu membahu menjadi satu kekuatan bangsa dan negara menjelmakan rakyat sehat, kuat, dan sejahtera lahir batin.
Sekalipun penghitungan real count belum resmi, tampaknya hasil quick count tidak terlalu jauh dari perkiraan. Itu karena telah menjadi pengalaman berkali-kali dari pemilu ke pemilu sejak adanya sistem penghitungan cepat.
Untuk menyikapi berbagai peristiwa yang terjadi dalam proses pemungutan suara, seperti indikasi kecurangan dan pelanggaran pemilu lainnya, berikan beban tersebut sesuai aturan yang berlaku.
Tetap jaga kondusivitas negeri ini dari hal-hal yang mengarah pada gesekan dan benturan horizontal pada kelompok masyarakat.
Dapat disadari bahwa kalah menang pada dasarnya hal biasa dan lumrah. Toh pemimpin yang terpilih sudah kebal dengan kekalahan yang berkali-kali dalam kontestasi kepemimpinan nasional.
Pemimpin baru punya banyak “pekerjaan rumah” untuk mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain. Dukung sesuai dengan kemampuan dan kepakaran yang dimiliki anak-anak bangsa.
Hindari sikap mengkerdilkan anak bangsa hanya like and dislike karena didasari mendukung dan tidak mendukung saat pemilihan.
Jiwa besar Prabowo sudah teruji. Sikap sentimentil tampaknya tidak ada dalam pribadinya.
Justru keterbukaan untuk saling bertukar gagasan tampaknya perlu ditradisikan sebagai wahana menjaga kebersamaan berbangsa dan bernegara.
Semoga Allah SWT memberikan kekuatan lahir dan bathin kepada pemimpin dan rakyat Indonesia untuk mewujudkan bersama menjadi baldah thayyibah waroabbun ghafur. Wallahu’alam.***