Islampedia

4 Ibadah Saat Haid yang Tetap Bernilai Pahala dalam Islam

×

4 Ibadah Saat Haid yang Tetap Bernilai Pahala dalam Islam

Sebarkan artikel ini

BANDUNGMU.COM, Bandung – Setiap perempuan akan mengalami fase alamiah berupa haid atau menstruasi sebagai tanda kematangan fisik dan fungsi reproduksi. Dalam ajaran Islam, haid tidak menjadi penghalang total bagi perempuan untuk beribadah. Islam tetap membuka ruang luas agar perempuan muslim dapat menjalankan amalan-amalan tertentu dan memperoleh pahala.

Sebagian perempuan memang merasa terbatas dalam beribadah saat haid karena tidak dapat melaksanakan sholat. Namun, Islam justru mendorong perempuan untuk tetap menjaga kedekatan dengan Allah SWT melalui amalan lain yang bernilai ibadah dan menghadirkan ketenangan batin.

Mengutip dari MUI Digital, terdapat empat ibadah saat haid yang dianjurkan untuk tetap dilakukan.

1. Memperbanyak Dzikir dan Sholawat

Perempuan yang sedang haid tetap dapat memperbanyak dzikir dan sholawat. Seorang muslimah bisa melafalkan Asmaul Husna, kalimat thayyibah, tasbih, tahmid, dan takbir tanpa batasan.

Baca Juga:  Keutamaan Puasa Ramadhan

Dalam buku Perempuan Pilihan Surga karya Arum Faiza, dijelaskan bahwa dzikir dan sholawat menjadi sarana mengumpulkan pahala meski tidak melaksanakan sholat. Dengan berdzikir, perempuan dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan peluang terkabulnya doa. Rasulullah SAW bahkan menyebut bahwa bertasbih seratus kali dapat mendatangkan seribu kebaikan atau menghapus seribu kesalahan.

2. Murajaah Hafalan Al-Qur’an

Selain berdzikir, perempuan dapat melakukan murajaah atau mengulang hafalan Al-Qur’an. Meskipun tidak menyentuh mushaf, seorang muslimah tetap bisa melafalkan ayat-ayat yang telah dihafal.

Baca Juga:  Memahami Pengertian dan Prinsip Ibadah dalam Islam

Kegiatan ini membantu menjaga hafalan sekaligus mempertahankan interaksi dengan Al-Qur’an. Perempuan juga dapat membaca terjemahan dan tafsir Al-Qur’an untuk memperdalam pemahaman makna ayat. Dengan cara ini, nilai ibadah tetap mengalir meski tanpa menyentuh mushaf.

3. Istiqamah Membaca Istigfar

Istigfar menjadi amalan penting yang dapat dilakukan secara rutin saat haid. Dengan membaca astaghfirullah, perempuan menunjukkan kerendahan hati dan permohonan ampun kepada Allah SWT.

Rasulullah SAW menjelaskan bahwa orang yang membiasakan istigfar akan Allah berikan jalan keluar dari setiap kesulitan, kebahagiaan dari setiap kesusahan, serta rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Istigfar juga membantu menenangkan pikiran dan membersihkan hati.

4. Menjaga Kebersihan Diri

Menjaga kebersihan tubuh juga termasuk ibadah yang bernilai pahala. Islam tidak melarang perempuan haid untuk mandi, memotong kuku, atau menyisir rambut. Anggapan tersebut hanya mitos yang tidak memiliki dasar syariat.

Baca Juga:  Tim Psikologi UM Bandung Raih Best Article di Konferensi Nasional Uhamka 2025

Dalam hadis riwayat Aisyah RA, Rasulullah SAW membolehkan perempuan haid untuk menyisir rambut dan menjaga kebersihan diri. Hal ini menegaskan bahwa Islam memandang kebersihan sebagai bagian dari iman.

Masa haid bukanlah penghalang untuk beribadah, melainkan kesempatan bagi perempuan untuk menjalankan amalan lain yang tak kalah mulia. Dengan memahami ibadah saat haid, perempuan muslim dapat tetap dekat dengan Allah SWT dan merawat ketenangan spiritual. Semoga bermanfaat. ***(IK22/Furqon)