Opini

Jalan Panjang Menyejahterakan Bangsa

×

Jalan Panjang Menyejahterakan Bangsa

Sebarkan artikel ini
Sumber: TVMU Channel.

Oleh: Dadang Kahmad (Ketua PP Muhammadiyah)

Dalam memperingati milad ke-113, Muhammadiyah mengambil tema “Memajukan Kesejahteraan Bangsa”. Tema tersebut sangat cocok dengan kondisi sekarang.

Bangsa Indonesia sedang giat membuat program mensejahterakan masyarakat yang selama delapan puluh tahun kemerdekaan, kesejahteraan rakyat Indonesia belum “merata” dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

Sangat beralasan jika tema milad berbunyi seperti itu, karena sejak awal berdirinya telah tertarik kepada permasalahan kesejahteraan masyarakat.

Bahkan berdirinya Muhammadiyah banyak termotivasi oleh keadaan masyarakat Yogya sangat memprihatinkan.

Kemiskinan, kebodohan dan tingkat kekerasan yang rendah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat pribumi pada waktu itu.

Maka Muhammadiyah tampil sebagai gerakan pembaruan yang menjadikan Islam sebagai kekuatan pencerahan, pembebasan, dan pemberdayaan.

Sejarah mencatat, KH Ahmad Dahlan memulai gerakan dari sebuah langgar kecil di Yogyakarta. Namun semangatnya melampaui tembok-tembok sempit.

Baca Juga:  Bung DAS, Jubir Prabowo Subianto Yang Komunikatif dan Dialogis

Beliau percaya bahwa Islam bukan hanya tentang ibadah ritual, tetapi juga bagaimana umat hidup bermartabat, sehat, berilmu, dan berdaya.

Dari keyakinan itulah lahir amal usaha Muhammadiyah yang menjelma menjadi jaringan pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi yang tersebar dari kota hingga pelosok desa.

Muhammadiyah telah membangun ribuan sekolah dan perguruan tinggi yang tersebar di seluruh pelosok tanah air.

Selama lebih dari satu abad Persyarikatan telah mendidik jutaan anak bangsa.

Mereka bukan hanya pelajar matematika atau ilmu sosial, tetapi juga nilai-nilai kejujuran, kerja keras, dan cinta tanah air.

Di ruang-ruang kelas itu, ditanamkan harapan bahwa masa depan Indonesia ada di tangan generasi yang berilmu dan berakhlak.

Baca Juga:  Berpikir dan Berkarya

Di bidang kesehatan, dibangun ratusan Rumah sakit dan klinik yang didirikan bukan untuk mengejar keuntungan semata, tetapi untuk melayani semua lapisan masyarakat.

Dari layanan ibu dan anak hingga penanggulangan stunting, Muhammadiyah hadir sebagai pelita di tengah keterbatasan.

Di banyak daerah, rumah sakit Penolong Kesengsaraan Umum (PKU) menjadi tumpuan harapan masyarakat yang tak mampu menjangkau fasilitas kesehatan modern.

Muhammadiyah memandang dakwah sebagai proses membebaskan manusia dari belenggu kebodohan, kemiskinan, dan ketidakadilan. Melalui media, tulisan, dan berbagai digital, Muhammadiyah menyebarkan nilai-nilai Islam yang mencerahkan.

Dakwah bukan hanya di mimbar, tetapi juga di layar televisi, di ruang kelas, dan di tengah masyarakat yang haus akan arah dan makna.

Di era yang serba cepat dan kompleks, sekarang ini, Muhammadiyah tetap konsisten menjadi bagian dari solusi. Ketika bangsa menghadapi pandemi, ia bergerak cepat dengan layanan kesehatan, edukasi publik, dan bantuan sosial.

Baca Juga:  Anak Sulung Kuliah di UGM, Ini Nasihatku, Nak!

Ketika pendidikan menghadapi tantangan digital, Muhammadiyah merespons dengan inovasi dan pelatihan guru agar mampu merespons perkembangan zaman.

Ketika masyarakat terpecah oleh isu-isu identitas, Muhammadiyah hadir dengan narasi kebangsaan yang inklusif dan berakar pada nilai-nilai Islam berkemajuan.

Muhammadiyah tidak pernah lelah berjalan di jalan panjang kesejahteraan bangsa. Dengan semangat tajdid, gerakan ini terus beradaptasi, berinovasi, dan berkontribusi.

Di tengah arus globalisasi dan tantangan zaman, Muhammadiyah tetap teguh memegang prinsip bahwa Islam harus menjadi rahmat bagi semesta, dan bahwa kesejahteraan bangsa adalah bagian dari misi dakwah.

Sumber: Suara Muhammadiyah edisi 1–15 November 2025