PMB Uhamka
Opini

Jas Merah di Persimpangan Jalan

×

Jas Merah di Persimpangan Jalan

Sebarkan artikel ini
Istimewa.

Oleh: PC IMM Kota Bandung

SEIRING waktu, peradaban berkembang cepat tak terhentikan, membuatnya menjadi objek lucu untuk kita lihat dan kaji. Mengingat, di peradaban lampau manusia membutuhkan ratusan hingga ribuan tahun untuk menemukan api dan roda.

Tanda tanya besar terpampang di hadapan kita semua: “siapa yang akan mengambil peran untuk mengemban progresifitas zaman?” Pertanyaan lucu di tengah orang rakus dan sibuk berebut tahta karena yang kita tahu kaum intelektual adalah ujung tombak peradaban. Bukankan ikatan ini adalah inkubator intelektualitas? Apa benar kader ikatan ini dapat dikatakan golongan intelektual? Melihat, banyaknya kader yang masih alergi berat dengan yang namanya buku, kajian, dan penelitian.

Lantas, apakah benar ikatan ini dapat dikatakan sebagai inkubator tersebut? Atau hanya sebatas euforia belaka sebagai batu loncatan untuk memenuhi hasrat belaka? Tidak perlu menjawab karena kita semua dapat melihat. Tujuan ikatan ini tiada lain dan tiada bukan adalah “mengusahakan terbentuknya akademisi Islam…”

Pertanyaan besar kembali muncul, seberapa besar obsesi kita terhadap ilmu pengetahuan? “…yang berakhlak mulia…”, seberapa lekat kader-kader ikatan dengan nilai-nilai Islam? Kita tidak perlu mewakili satu atau dua kader untuk jadi bukti tetapi keseluruhan.

“….dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah…”, seberapa kuat kita menjaga nilai-nilai Muhammadiyah? Bukankan Muhammadiyah tidak terafiliasi atau mendukung pihak-pihak tertentu dalam politik? Tidak jarang kita temui senior-senior kita yang melacurkan adik-adiknya demi kepentingan politik mereka sendiri.

Sebelum jauh membahas nilai, kita sendiri di tubuh Kota Bandung atau bahkan Jawa Barat masih belum tuntas mengenai urusan administrasi yang berkenaan dengan database kader, seberapa banyak kader yang sudah memiliki KTA? Permasalahan ini masih jadi persoalan yang terlalu kuno, tetapi belum saja tuntas bagi organisasi yang katanya ingin menjadi inkubator intelektualitas.

Baca Juga:  Guru Muhammadiyah Garda Terdepan Pewaris Nilai-nilai Luhur Bangsa

Siswa teladan putra harapan sebagaimana dalam mars kebanggaan harus menjadi bukti bahwa kita bisa. Selaras bergerak untuk tujuan kita trilogi dan trikompetensi amunisi kita, jika itu semua tuntas, maka berbahagialah dalam melangkah.

Selaras bergerak, bangga melangkah

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan salah satu napas juang Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) dengan lingkup jihadnya yakni mahasiswa. Dalam berjihad, tantangan dan hambatan pasti ditemukan, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, harmonisasi, sinergi, sampai administrasi menjadi evaluasi besar yang terlihat.

Pimpinan Cabang IMM Kota Bandung menyadari bahwa tantangan dan hambatan dianalogikan sebagai “penyakit” yang perlu dicari obatnya. PC IMM Kota Bandung tidak datang hanya dengan menyodorkan masalah, tetapi membawa narasi “obat” yang dibutuhkan bagi beberapa “penyakit” di atas yakni dengan menggaungkan narasi “selaras bergerak, bangga melangkah”.

Bukan kalimat tanpa arti, narasi tersebut memiliki arti filosofis yang mendalam. Frasa pertama memiliki arti “selaras” yang berarti harmoni, keselarasan, atau sinergi di antara elemen-elemen yang ada. Dalam konteks organisasi, ini merujuk pada pentingnya memastikan seluruh anggota dan struktur organisasi bekerja dalam harmoni, sesuai visi dan misi yang telah ditetapkan. Tidak ada gerakan yang berjalan sendiri-sendiri. Semua diarahkan pada tujuan yang sama dengan strategi yang terkoordinasi.

“Bergerak” mencerminkan semangat dinamis untuk terus maju, berkembang, dan berkontribusi dalam membangun peradaban. Bergerak tidak sekadar berarti berpindah tempat, tetapi mencakup perubahan pola pikir, peningkatan kapasitas, dan kontribusi nyata terhadap umat, bangsa, dan agama. Dengan demikian, “selaras bergerak” menegaskan bahwa setiap langkah dalam organisasi harus terarah, terkoordinasi, dan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh IMM. Tidak ada langkah yang sia-sia jika dilakukan dengan kebersamaan dan kejelasan tujuan.

Baca Juga:  Mengoptimalkan Potensi Ramadhan dalam Membangun Ukhuwah

Frasa kedua yakni “bangga melangkah” memiliki makna sebagai berikut. “Bangga” menunjukkan rasa percaya diri dan penghargaan terhadap identitas organisasi. Kebanggaan ini lahir dari kesadaran bahwa IMM adalah bagian dari perjuangan besar AMM yang memiliki sejarah panjang dalam berkontribusi untuk kemajuan umat dan bangsa.

“Melangkah” menggambarkan keberanian untuk maju menghadapi tantangan, meskipun dihadapkan pada berbagai hambatan. Melangkah juga berarti tidak berdiam diri atau terjebak dalam zona nyaman, tetapi terus bergerak ke arah yang lebih baik dengan semangat perubahan. Ketika digabungkan, “bangga melangkah” menegaskan bahwa setiap langkah yang diambil oleh IMM didasarkan pada rasa percaya diri terhadap nilai-nilai yang diemban serta optimisme dalam menghadapi masa depan.

Narasi yang dibawa berlandaskan pada salah satu ayat organisasi, yakni QS An-Nisa (4) ayat 9, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.

Narasi “selaras bergerak, bangga melangkah” sejatinya merupakan bentuk implementasi dari nilai-nilai yang terkandung dalam surah An-Nisa (4) ayat 9. IMM melalui gerakan yang selaras dan langkah yang penuh kebanggaan, ingin memastikan bahwa setiap kadernya bertanggung jawab terhadap masa depan, baik untuk umat, bangsa, maupun agama. Dengan semangat ini, IMM bertekad untuk melahirkan generasi yang kuat, berintegritas, dan mampu menjawab tantangan zaman.

Inkubator intelektualitas

Seiring dengan tantangan yang muncul akibat cepatnya perkembangan peradaban, pertanyaan besar tentang siapa yang akan mengambil peran dalam menjaga progresivitas zaman menjadi semakin relevan. Dalam kondisi ini, IMM seharusnya tampil sebagai inkubator intelektualitas yang menjawab kebutuhan zaman dengan menghasilkan generasi akademisi Islam yang berakhlak mulia dan setia pada tujuan Muhammadiyah.

Baca Juga:  Hotel Savoy Homann Yang Melegenda

Namun, melihat realitas yang ada, tantangan internal seperti lemahnya minat terhadap buku, kajian, penelitian, dan isu administratif yang belum terselesaikan, menjadi pengingat bahwa langkah kita masih jauh dari ideal. Oleh karena itu, tagline “selaras bergerak, bangga melangkah” menjadi lebih dari sekadar seruan, ini adalah panggilan untuk introspeksi, konsolidasi, dan inovasi.

Pimpinan Cabang IMM Kota Bandung berkomitmen untuk memfasilitasi perubahan dengan spirit kebersamaan, konsistensi dalam nilai, dan adaptasi terhadap dinamika zaman. Tujuannya untuk memastikan setiap langkah yang diambil tidak hanya membawa kebanggaan, tetapi berdampak nyata bagi kemajuan umat dan bangsa.

PC IMM Kota Bandung sebagai episentrum gerakan mahasiswa hari ini berupaya untuk mewujudkan suatu perubahan. Perubahan yang terus bergerak dengan spirit kebersamaan dan komitmen akan tujuan bersama. Tagline “selaras bergerak, bangga melangkah” menjadi pengingat bahwa setiap langkah kita, baik secara individu maupun kolektif, harus diiringi dengan keselarasan visi dan misi.

Selain perlu untuk meningkatkan solidaritas, sinergitas, dan inovasi, perlu serta sangat penting menjaga konsistensi dalam beradaptasi dengan dinamika zaman tanpa mengorbankan tujuan dan nilai yang dimiliki oleh ikatan ini. PC IMM Kota Bandung hari ini dan ke depan menghimbau seluruh kader untuk senantiasa bergerak dengan penuh rasa tanggung jawab sehingga setiap langkah yang kita ambil dapat menjadi kebanggaan bagi kita semua.***

PMB Uhamka