BANDUNGMU.COM, Bandung — Ustadz Nur Ihsan Jundullah menyoroti bagaimana Rasulullah SAW tetap menjadi teladan terbaik meskipun dalam kondisi penuh tekanan seperti yang terjadi pada Perang Khandaq.
“Menjadi uswah dalam kondisi damai jauh lebih mudah dibandingkan saat tekanan besar datang. Rasulullah SAW tetap menjaga semangat dan mental para sahabatnya di tengah tekanan yang luar biasa,” jelas Ustadz Nur Ihsan.
Hal tersebut ia sampaikan dalam acara tahunan Bersama Semarakkan Indahnya Ramadan (BERSINAR) Volume 2 yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung pada Jumat (14/03/2025).
Acara yang mengangkat tema “Kepemimpinan Rasulullah dan Manajemen Organisasi yang Baik” itu berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan. lantai tiga gedung UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752.
Ia menekankan bahwa dalam kondisi krisis, pemimpin harus mampu menjaga spiritual dan mental tim agar tidak demotivasi. Dirinya juga mengingatkan bahwa kepemimpinan tidak hanya membutuhkan strategi, tetapi kebergantungan kepada Allah.
“Sumber daya kita mungkin terbatas, tetapi jika kita bersandar kepada Allah, Dia tidak akan mengecewakan. Barokah yang diberikan Allah akan cukup untuk memenuhi kebutuhan, bahkan melebihi ekspektasi,” ungkapnya.
Prinsip Kepemimpinan
Dalam ceramahnya, Ustadz Nur Ihsan menjelaskan prinsip-prinsip kepemimpinan Rasulullah yang relevan hingga saat ini. Rasulullah memimpin dengan cara menciptakan hubungan emosional yang positif dengan timnya.
Menurutnya, pemimpin yang baik harus mampu memimpin dengan hati, membangun hubungan berdasarkan kasih sayang, dan memastikan komunikasi yang efektif.
Ia juga menyoroti pentingnya kebiasaan makan bersama untuk membangun kebersamaan. “Makan bersama bukan hanya soal berbagi makanan, melainkan berbagi energi positif dan memperkuat hubungan antar anggota tim,” katanya.
Manajemen Organisasi yang Efektif
Ustadz Nur Ihsan menekankan pentingnya inovasi dan jaringan dalam kepemimpinan. Dirinya mendorong umat Islam, khususnya mahasiswa UM Bandung, untuk selalu berpikir kreatif, inovatif, dan membangun jaringan luas untuk memperbesar peluang keberhasilan.
Ia juga menambahkan bahwa tujuan akhir dari kepemimpinan adalah menciptakan perdamaian dan keberhasilan bersama. “Seorang pemimpin harus memastikan bahwa keberhasilan yang diraih membawa manfaat dan kebahagiaan untuk semua anggotanya,” tuturnya.***(FK)