BANDUNGMU.COM, Bandung – Sekretaris Lembaga Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LP UMKM) Muhammadiyah Jawa Barat, Acep, menjelaskan strategi pengembangan pertanian yang diterapkan oleh LP UMKM Muhammadiyah Jabar dalam sebuah siniar yang tayang di YouTube Lazismu Jawa Barat pada Senin (21/07/2024).
Acep memaparkan bahwa LP UMKM Muhammadiyah Jabar memiliki program pengembangan pertanian yang terbagi dalam dua jangka waktu, yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendek, mereka meluncurkan Muhammadiyah Business Academy (MBA), yang bertujuan meningkatkan keterampilan kewirausahaan bagi calon pelaku usaha atau mereka yang ingin mengembangkan usaha mereka.
Sementara itu, untuk program jangka panjang, LP UMKM Jabar berfokus pada pembentukan badan usaha dan penguatan permodalan. “Kami tengah merancang program permodalan madani yang direncanakan akan selesai dalam lima tahun ke depan,” ujar Acep.
Salah satu program utama adalah “Program Petani Bangkit,” sebuah kolaborasi antara Lazismu Jabar, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), dan LP UMKM. Program ini tidak hanya membantu petani, tetapi juga bertujuan untuk melibatkan petani muda dengan konsep pertanian terpadu.
“Program ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah petani millennials dan mendukung mereka dengan sistem pertanian yang terintegrasi,” jelas Acep. Ia menambahkan bahwa peran LP UMKM dalam program ini adalah memastikan penjaminan pasar. “Kami membantu petani dengan mengarahkan mereka mengenai jenis tanaman yang harus ditanam sesuai dengan permintaan pasar setiap musim,” katanya.
Melalui program ini, petani diberikan pembekalan tentang cara menghindari kerugian akibat fluktuasi harga saat panen dan diarahkan untuk memperoleh keuntungan bulanan yang stabil. Acep juga menjelaskan bahwa program ini mengajarkan petani untuk memproduksi sayuran berkualitas tinggi tanpa menggunakan pestisida dan pupuk kimia, serta mengatur pola tanam yang efisien.
“Penting untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor pertanian. Bukan hanya masalah luas lahan atau modal, tetapi kualitas SDM adalah kunci utama keberhasilan,” tegas Acep.***(Aqbil)