PMB Uhamka
Edukasi

MAN 1 Kota Bandung, Madrasah Plus Skill & Riset

×

MAN 1 Kota Bandung, Madrasah Plus Skill & Riset

Sebarkan artikel ini
Kepala MAN 1 Kota Bandung menerima Penghargaan Juara 1 Tanginas Award dari KPPN II.*** (Foto: Istimewa).

OLEH: ACE SOMANTRI — Komite MAN 1 Kota Bandung & Alumnus 1997

BANDUNGMU.COM — Bandung kota sejak lama memiliki brand sebagai kota pendidikan, ingar bingar kota tidak luput dari pandangan mata setiap orang memandang, tetap saja menjadi primadona pengunjung domestik.

Dari sekian ribuan sekolah tersebar, ada sekolah berbasis agama Islam yaitu Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung. Terletak di wilayah barat Kota Bandung, tepatnya di Kecamatan Bandung Kulon, MAN 1 Kota Bandung memiliki histori sebagai madarasah rujukan madrasah-madrasah di Jawa Barat.

Pada 1990-an seribu lebih mendaftar ikut seleksi masuk madrasah. Sementara yang diterima hanya 45 persen dari yang mendaftar. Luar biasa.

Banyak inovasi yang dilakukan pihak madrasah, selain ilmu keislaman yang menjadi khas pembelajaran. Pihak madarasah memfasilitasi peningkatan dan penambahan kompetensi melalui program keterampilan, di antaranya teknik jaringan komputer, tata busana, dan bengkel las listrik.

Dari beberapa skill tambahan tersebut diharapkan para siswa madrasah memiliki keterampilan sesuai dengan minat dan bakat yang dapat dikembangkan setelah lulus. Skill tambahan yang diterapkan oleh madrasah sebagai bentuk tanggung jawab madrasah terhadap siswa.

Baca Juga:  Inilah 3 Universitas yang Berdekatan dengan UM Bandung, Apa Saja?

Pasalnya tidak semua siswa melanjutkan ke perguruan tinggi. Sebagian siswa merasa cukup menempuh pendidikan sampai lulus tingkat menengah atas. Cukup banyak memilih untuk bekerja.

Dengan dibekali skill jaringn komputer, insyaallah lulusan madrasah memiliki keterampilan merakit dan memperbaiki komputer. Bagi yang dibekali tata busana skill yang dimiliki mampu membuat pola dan menjahit pakaian.

Sementara yang dibekali skill bengkel las listrik setelah lulus memiliki keterampilan melakukan las listrik di pabrik atau bengkel las. Hal tersebut bukan madarasah SMK, melainkan madrasah yang diberikan keterampilan plus.

Bahkan dua tahun belakangan para siswa madrasah MAN 1 Kota Bandung diberikan wawasan dunia riset. Alhamdulillah tahun pertama sudah mampu mendorong siswa menyusun 12 proposal riset yang disusun. Sementara tahun kedua sudah di angka puluhan proposal riset.

Kepala madrasah bersama guru-guru berkomitmen terus mendorong para siswa memfasilitasi siswa yang berminat dalam dunia riset sehingga ketika masuk perguruan tinggi mereka sudah terbiasa. Tradisi baru di lingkungan madrasah tingkat menengah atas tergolong baru, karena biasanya riset di perdalam ketika di perguruan tinggi, itu pun mulai semester 5 atau 7.

Baca Juga:  Pelaksanaan PTMT Kota Bandung Sudah Sangat Baik

Semoga ke depan MAN 1 Kota Bandung terus berinovasi dalam pengembangan pembelajaran di madrasah, sekalipun banyak mata pelajaran yang disajikan dalam kurikulum.

Kiranya tidak salah untuk menghadapi era digital, pihak madrasah mencoba melakukan penjajakan membuat formula dan model pembelajaran bermigrasi ke internet of thing ( IoT) dan artificial intelligence ( AI), sekalipun dianggap sulit dalam proses migrasinya. Namun jika dicoba, insyaallah banyak jalan menuju Roma.

Tegas dan jelas bahwa teori dalam Islam mengatakan setiap kesulitan pasti ada jalan kemudahan. Digitalisasi madrasah sangat pantas dan layak dipelopori oleh MAN 1 Kota Bandung.

Optimisme kepala madarsah dan para wakil kepala madarsah serta para guru memberikan semangat untuk patut dicoba. Hal itu penting dilakukan karena untuk beradaptasi di era digital ada konsekuensi yang harus dibayar secara materil ataupun imateril.

Hal itu yakin sekali dengan modal portofolio sebagai madrasah rujukan di Jawa Barat, memungkin bisa didukung oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Agama Republik Indonesia.

Baca Juga:  Mengenal Prof Akmaliyah, Guru Besar UIN Bandung Yang Bersahaja dan Toleran

Cukup dua tahun merasakan dan membudayakan lingkungan akademik madrasah dengan membiasakan dunia digital, risiko, dan konsekuensi pasti ada serta sudah terlewati.

Walaupun tahun ajaran baru 2022-2023 semua sekolah dan madrasah akan merancang ulang belajar off-line, tetapi tradisi virtual learning sudah kadung biasa. Kegiatan tersebut itu akan menstimulasi sekolah dan madrasah di berbagai tingkatan satuan pendidikan untuk memberikan slot atau space pembelajaran online.

Sebelum ada tuntutan secara langsung lebih baik dipersiapkan secara matang. Megashift yang sudah memaksa kondisi sosial, termasuk dunia pendidikan untuk menjadi budaya alam pikiran digital.

Working, learnig or playing stay at home saat ini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam keseharian selama dua tahun lebih. Apalagi ketika diperintahkan oleh kebijakan sudah lengkaplah dunia digital sebagai platform yang harus di ikuti suka amupun tidak.

Urang Sunda berbahasa, “Saringset pageuh iket”. Seharusnya kita semua setiap menghadapi sesuatu yang belum terjadi, segala harus dipersiapkan sedia payung sebelum hujan. Wallahu’alam.***

PMB Uhamka
buku