UMBandung
Islampedia

Mengenal Al-Jawami, Pesantren yang Sudah Berdiri Sejak 1931

×

Mengenal Al-Jawami, Pesantren yang Sudah Berdiri Sejak 1931

Sebarkan artikel ini
Foto: Gentrapriangan.com.

BANDUNGMU.COM — Siapa yang tidak tahu dengan Pondok Pesantren Sindangsari Al-Jawami, Pondok Pesantren Sindangsari Al-Jawami merupakan sebuah Pesantren tradisonal yang cukup terkemuka di Jawa Barat.

Pesantren ini terletak di Cileunyi Wetan Kabupaten Bandung. Pondok Pesantren Sindangsari Al-Jawami didirikan oleh seorang ulama besar yaitu Asy-syaikh K.H. Muhammad Sudjai pada 3 Mei 1931.

Kiai Muhammad Sudja’i adalah seorang ulama, pendidik, dan pejuang Islam yang mempunyai kredibilitas tinggi terhadap agamanya. Beliau merupakan anak keempat dari empat bersaudara yang merupakan keturunan dari pasangan K.H. Ghazali dan Hj. Siti yang berasal dari Cirebon.

Pada awalnya pesantren ini dinamai Pesantren Sindangsari. Namun pada 1977 bersamaan dengan diselenggarakannya lembaga pendidikan formal, nama pesantren ini diubah menjadi Pesantren Sindang Sari Al-Jawami.

Tambahan kata Al-Jawami dengan alasan yaitu nama ini merupakan nama dari sebuah kitab yang disenangi oleh beliau yaitu kitab usul fiqih “Jam’ul Jawami”. Dengan demikian, beliau menamai pondok pesantren yang didirikannya menjadi Pondok Pesantren Sindangsari Al-Jawami.

Seiring berjalannya waktu, di Pesantren Sindangsari Al-Jawami didirikan pula lembaga pendidikan formal, yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), yang dalam pembangunannya dipimpin oleh K.H.R. Totoh Abdul Fatah dan hingga sekarang berdiri pula perguruan tinggi (STAI YAPATA Aljawami).

Baca Juga:  Hakikat Iman Bagi Seorang Muslim

Imang Abdul Hamid sebagai salah satu anak dari pendiri Pesantren Sindangsari Al-Jawami yaitu Kiai Muhammad Sudja’i, kini meneruskan estafet kepemimpinan pesantren ini. Beliau sosok kiai besar yang dikenal dengan keramahannya, budi pekerti yang luhur, serta menjadi panutan bagi santri-santri di Pesantren Sindangsari Aljawami.

Pesantren Sindangsari Al-Jawami adalah pesantren berbasis tradisional atau yang biasa disebut dengan pesantren salaf atau salafiyah, di mana seluruh santri mengkaji kitab-kitab kuning.

Sebagian besar santri Al-Jawami adalah mahasiswa. Letak pesantren yang strategis dan dikelilingi oleh perguruan-perguruan tinggi membuat hampir 90 persen santri Al-Jawami adalah mahasiswa atau pelajar.

Metode belajar yang diajarkan di pesantren ini adalah metode sorogan wetonan dan metode klasikal. Setiap minggunya para santri melakukan proses belajar mengajar dimana santri membaca kitab yang dikaji di depan ustaz atau kiai, atau hal ini yang dimaksud dengan metode sorogan wetonan.

Baca Juga:  Hukum Mendatangi Dukun

Kemudian metode klasikal dimana setiap dalam proses mengaji santri akan belajar secara langsung dari ustaz atau kiai. Kiai atau ustaz mengkaji dan membaca kitab yang diajarkannya dan santri menyimak, mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru ngajinya.

Pesantren Sindangsari Al-Jawami berkultural Nahdatul Ulama (NU) dengan kekhasan fikih bermazhab Syafi’i. Amaliyah rutin yang dilakukan santri yaitu melakukan pembacaan kitab maulid, pembacaan yasinan, marhabaan pada malam Jumat, membaca kunut pada salat subuh, melakukan peringatan isra mikraj, dan sebagainya.

Dalam proses belajar, santri Al-Jawami mengkaji kitab-kitab kuning. Dalam memahami kitab bahasa Arab, santri memakai sistem makna gundul dan makna terjemahan bebas sekaligus.

Penguasaannya lebih mantap terhadap ilmu gramatika bahasa Arab seperti ilmu nahwu saraf secara mendalam. Ilmu-ilmu tersebut dipelajari serius dan menempati porsi cukup besar dalam kurikulum pesantren ini.

Di samping itu, ada yang berbeda dalam kepengurusan pesantren ini, dimana hak pendidikan dan sistem pendidikannya diserahkan penuh kepada Dewan Santri (DESAN) atau kepada santri yang dipercayai oleh pemilik pesantren secara langsung.

Pesantren ini memfasilitasi santrinya untuk menyalurkan hobi dan bakatnya. Hal ini terlihat dalam hadirnya berbagai ekstrakulikuler, di antaranya Corp Dakwah Santri Aljawami (CDSA), Asosiasi Filologi Al-Jawami, Als Suja, dan Dewan Santri (DESAN).

Baca Juga:  Memahami Tiga Manfaat Pernikahan Menurut Islam

CDSA merupakan suatu lembaga untuk mewadahi minat dan bakat santri Al-Jawami dalam berdakwah. Asosiasi Filologi Al-Jawami merupakan lembaga yang berhubungan dengan pernaskahan dalam hal ini akan mengasah bakat para santri dalam membaca dan menulis naskah dengan baik. Als Suja merupakan nama dari kelompok marawis dan hadrah Al-Jawami, hal ini bermanfaat bagi para santri guna mempersiapkan santri Al-Jawami yang menguasai di bidang seni islami.

Dewan Santri merupakan organisasi untuk mengelola sistem pendidikan di Pesantren Sindangsari Al-Jawami dan keseluruhannya.

Santri Al-Jawami disiapkan sebagai santri siap guna, hal ini ditandai dengan kegiatan rutinan yang diadakan setiap tahunnya, dimana para santri akan disiapkan terjun langsung dalam kegiatan Karya Nyata Santri (KNS). Seluruh Santri melakukan pengabdian kepada masyarakat selama sebulan dan dimanfaatkannya untuk mengamalkan ilmu yang telah diterima selama di pesantren.

Diolah dari Gentrapriangan.com

Seedbacklink