BANDUNGMU.COM – Kemajuan dan keterbukaan teknologi membuat peluang untuk menyebarluaskan gagasan menjadi lebih mudah dibandingkan dengan zaman dahulu.
Bagi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, peluang ini dianggap penting untuk digunakan para mubalig dan pimpinan Muhammadiyah untuk membangun persepsi masyarakat tentang Muhammadiyah yang sebenarnya.
“Istilahnya kita itu harus merebut tafsir. Coba sekarang ini di kalangan masyarakat luas, Muhammadiyah sudah dikenal ikut membangun negara ini, sekarang masyarakat sudah kenal Muhammadiyah itu Islam berkemajuan,” kata Haedar, dikutip dari Muhammadiyah.or.id.
Tidak cukup dengan capaian itu, mubalig dan pimpinan Muhammadiyah dianggap Haedar perlu terus mengenalkan berbagai pikiran resmi organisasi kepada masyarakat luas lewat konten-konten kreatif dan konten dakwah yang bersifat alternatif.
“Jadi dengan beragamnya pemikiran, ideologi, gerakan di berbagai hal, maka sekarang yang terbaik dan alternatif itu yang menjadi rujukan masyarakat luas. Nah di situlah pentingnya Muhammadiyah, para mubalig Muhammadiyah, pimpinan Muhammadiyah, itu untuk memproduksi, mengemas, memasarkan pemikiran-pemikiran resmi dan prinsip-prinsip organisasi dari paham Islam sampai hal-hal yang bersifat pemikiran organisasi,” pesannya.
“Namun yang betul-betul membawa pikiran-pikiran yang sejalan dengan pikiran resmi organisasi. Jangan malah kita ini menyebarkan pikiran-pikiran orang yang berbeda dengan pikiran Muhammadiyah, baik dalam paham Islam, ideologi, bahkan dalam strategi gerakan,” imbuhnya.
Dalam forum daring PWM Sulawesi Selatan, Ahad (10/10/2021) itu, Haedar yakin jika mubalig dan semua elemen Persyarikatan mampu melakukannya, dakwah dan pemikiran Muhammadiyah akan lebih dikenal oleh masyarakat luas.
“Kiai Dahlan dulu hadir karena bisa melakukan dakwah alternatif, meluruskan arah kiblat itu karena ilmu falak di samping pemahamannya terhadap syariat. Melahirkan gerakan pendidikan modern karena beliau menampilkan alternatif sehingga menjadi pembaruan Islam. Untuk sampai di situ ya kuncinya ada di para pimpinan. Para pimpinan yang mau membaca rujukan-rujukan Islam yang kaya di samping tentu rujukan yang dihasilkan oleh Muhammadiyah,” pungkasnya.***(Muhammadiyah.or.id)