BANDUNGMU.COM, Bandung — Bandung, kota yang selama ini menjadi saksi dedikasi seorang pria berseragam kuning dengan topi caping bertuliskan “Dilarang Buang Sampah Sembarangan”, kini kehilangan sosok yang begitu berarti. Sariban, pejuang lingkungan yang tidak kenal lelah membersihkan jalanan, mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Salamun Kota Bandung, Sabtu, 1 Maret 2025.
Berita kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi banyak pihak, termasuk Wali Kota Bandung Muhammad Farhan. Dalam kunjungannya ke rumah duka, Farhan menyampaikan belasungkawa dan mengenang sosok Sariban sebagai teladan dalam menjaga kebersihan lingkungan.
“Saya dan Pemerintah Kota Bandung turut berduka atas wafatnya Pak Sariban. Semoga segala amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah SWT,” ujar Farhan, seraya mendoakan keluarga yang ditinggalkan agar diberi kekuatan, seperti dikutip dari laman resmi Pemkot Bandung.
Sariban bukan sekadar pembersih jalanan. Ia merupakan simbol ketulusan dan semangat yang tidak tergantikan. Pria kelahiran Magetan, Jawa Timur, ini telah lama menjadi bagian dari Bandung, kota yang begitu ia cintai dan rawat dengan sepenuh hati. Sejak merantau ke Bandung pada tahun 1963, ia mengabdikan diri sebagai petugas kebersihan di Rumah Sakit Mata Cicendo. Namun, meskipun masa pensiun telah tiba, dedikasi Sariban tidak pernah surut.
Setiap hari, ia mengayuh sepeda ontelnya menyusuri jalan-jalan di Kota Bandung, dari Cikutra hingga Gedung Sate. Bukan sekadar perjalanan biasa, melainkan sebuah misi menjaga lingkungan yang ia jalani dengan ketulusan. Sampah-sampah yang berserakan ia pungut, memastikan bahwa kota ini tetap bersih dan nyaman bagi warganya.
Dengan senyum ramah dan semangat yang tidak pernah luntur, Sariban menjalankan rutinitasnya tanpa mengharapkan imbalan. Seragam kuning khasnya bukan hanya pakaian, melainkan simbol perjuangan dan kecintaannya terhadap kebersihan. Bahkan, meskipun memiliki sepeda, ia lebih sering menuntunnya agar tetap bisa berolahraga dan menjaga kesehatannya.
Kisah hidupnya mengajarkan bahwa kepedulian terhadap lingkungan tidak memerlukan jabatan atau kekuasaan, tetapi hati yang tulus dan tangan yang tak ragu untuk berbuat. “Bersih itu sebagian dari iman,” ungkapan yang selalu ia pegang teguh dalam setiap langkahnya.
Kini, Sariban telah pergi, meninggalkan jejak yang tidak akan mudah terhapus oleh waktu. Namun, semangatnya akan terus hidup di hati warga Bandung yang mencintai kotanya. Ia mungkin telah tiada, tetapi inspirasinya akan selalu menyala, mengingatkan bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama.
Selamat jalan, Pak Sariban. Kota ini akan selalu mengenangmu dan semoga kebaikanmu menjadi cahaya di alam keabadian.***