UMBandung
News

Sasar Milenial di TikTok, Konten Promosi Kampus Muhammadiyah Harus Kreatif

×

Sasar Milenial di TikTok, Konten Promosi Kampus Muhammadiyah Harus Kreatif

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi membuat konten kreatif promosi kampus Muhammadiyah untuk media sosial TikTok.***

BANDUNGMU.COM – Dosen Universitas Muhammadiyah (UM Bandung) Agung Tirta Wibawa mengatakan bahwa milenial atau calon mahasiswa baru cenderung kurang menyukai konten-konten promosi kampus melalui TikTok yang isinya berbau akademik yang kaku.

Namun, mereka lebih suka melihat dan menonton konten-konten yang menurut mereka kreatif, lucu, dan bisa menghibur.

“Oleh karena itu, banyak konten di TikTok UM Bandung tidak merujuk kepada pembahasan konten akademik. Karena audiens di Tiktok yaitu calon mahasiswa baru tidak terlalu berminat tentang konten akademik, mereka mencari (konten yang kira-kira) seru enggak ya berkuliah di kampus ini,” ungkap Agung Tirta Wibawa.

Agung menyampaikan hal tersebut dalam Webinar ”Senggol Bestie, Pemanfaatan TikTok untuk Media Promosi Kampus” belum lama ini.

Baca Juga:  Kajian Islam di Majelis Taklim Harus Menjawab Persoalan Zaman

Lebih detail lagi, mantan Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Bandung ini mengatakan, dalam menciptakan konten, para kreator harus menyesuaikan dengan pangsa pasar yang ada di platform tersebut.

”Jadi, copparet di TikTok kita itu tidak banyak tentang akademiknya, malah lebih ke kuis-kuisan, nyanyi, yang mengarahnya kepada kaum milenial,” katanya.

TikTok dipandang menjadi media sosial yang cocok untuk mempromosikan kampus Muhammadiyah kepada masyarakat dan calon mahasiswa baru.

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang, Nurudin, mengatakan bahwa promosi yang dilakukan oleh kampus melekat pada seluruh komponen sivitas akademika universitasnya masing-masing.

Baca Juga:  Karakteristik Jurnalisme Profetik Menurut Dadang Kahmad

Apa pun yang terjadi, baik itu oleh dosen maupun mahasiswa suatu kampus, sejatinya hal tersebut menjadi bagian dari iklan kampus tersebut.

”Mem-branding dan membawa diri ke tengah masyarakat, hal tersebut menjadi bagian dari ajang kampus untuk mempromosikan diri,” ucap Nurudin.

Menebar jala

Nurudi juga mengatakan apa pun yang diberitakan melalui media memiliki dampak yang kuat dan hebat.

”Meskipun sasaran TikTok dan Instagram adalah generasi milenial, tapi kan kita sedang menebar jala, siapa tahu dari beberapa jala itu ada ratusan mahasiswa baru yang masuk,” tegasnya.

Sementara itu, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Erwan Sudiwijaya, mengatakan mahasiswa yang membuat konten mengenai kampusnya masing-masing menjadikannya sebagai brand advokat dalam membela brand tersebut.

Baca Juga:  Terus Berinovasi, Mahasiswa dan Dosen UM Bandung Terima Sertifikat HKI

”Mahasiswa sebagai konsumen dan bangga terhadap kampusnya membuat konten dari angle mereka sendiri dan kemudian antar-mahasiswa ledek-ledekan saking korpsnya banget sama kampusnya,” tanggap Erwan.

Promosi bersama

Isu kecintaan kampus dari mahasiswanya masing-masing bisa dijadikan potensi promosi kolaboratif Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia.

”Bagimana kita mengelola sebuah brand dan kita punya potensi besar mahasiswa yang mereka itu punya kebanggaan akan kampusnya, dan saat disenggol oleh PTMA lain, maka itu bisa menjadi promosi bersama,” jelasnya.***

PMB Uhamka