PMB Uhamka
Islampedia

Syawal Adalah Waktu Peningkatan Semangat Beramal

×

Syawal Adalah Waktu Peningkatan Semangat Beramal

Sebarkan artikel ini

BANDUNGMU.COM, Bandung — Keluarga besar Muhammadiyah Kabupaten Bandung menggelar acara Syawalan sebagai momentum penting untuk merefleksikan ibadah Ramadan dan memotivasi keberlanjutannya sepanjang tahun.

Acara yang berlangsung di Masjid Al-Iman, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, pada Sabtu (12/04/2025), ini menjadi wadah silaturahmi dan penguatan spiritual bagi para anggotanya.

buku

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Bandung Helli Thohar Hilmi dalam sambutannya menyampaikan bahwa hakikat Syawalan sejatinya tidak sekadar tradisi.

“Namun, media untuk saling mengingatkan akan pentingnya mengabadikan amalan Ramadan dalam sebelas bulan mendatang,” katanya. Dia menekankan perlunya pencerahan dari tokoh Muhammadiyah untuk memperkuat komitmen beribadah.

Untuk itu, PDM Kabupaten Bandung secara khusus mengundang Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat Jamjam Erawan untuk menyampaikan tausiah. Kehadiran tokoh Muhammadiyah tingkat provinsi ini diharapkan dapat memberikan perspektif yang lebih mendalam mengenai makna dan implementasi amalan Ramadan pasca bulan suci.

Baca Juga:  Kenapa Mengenal Diri Sendiri itu Penting? Ini Penjelasan Psikolog Muhammadiyah

Dalam tausiahnya, Jamjam Erawan menjelaskan bahwa penamaan Syawalan sangat relevan dengan makna Syawal itu sendiri, yakni peningkatan.

“Peningkatan yang dimaksud adalah semangat yang lebih tinggi dalam beramal yang didasari oleh pengalaman spiritual mendalam selama Ramadan dan memberikan dampak nyata dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Lebih lanjut, Jamjam menguraikan dua indikator utama untuk mengukur keberhasilan amalan Ramadan: istimrarul amal (konsistensi beramal) dan atsarul amal (dampak amal).

Istimrarul amal dibuktikan dengan keberlanjutan amalan sunah seperti puasa enam hari di bulan Syawal dan puasa Senin-Kamis di bulan-bulan lainnya serta konsistensi dalam salat malam, tadarus Al-Quran, iktikaf, infak, sedekah, dan zakat.

Baca Juga:  3 Tahapan Penting dalam Belajar Shirah Nabawiyah

Indikator kedua, atsarul amal, menekankan pada dampak positif dan nilai manfaat dari ibadah Ramadan. Puasa tidak hanya menahan diri dari makan dan minum. Namun, melatih diri untuk menjauhi segala perbuatan yang tidak diridai Allah, seperti mengambil hak orang lain dan berbuat aniaya.

“Sebaliknya, Ramadan seharusnya melahirkan berbagai amal kebaikan, baik secara individu maupun kolektif,” ujar Jamjam yang juga alumnus Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Garut, Jawa Barat, ini.

Dalam acara tersebut, Jamjam juga menyampaikan kebanggaannya atas rencana warga Muhammadiyah Kabupaten Bandung untuk membangun SMP, SMK, dan Rumah Sakit Muhammadiyah di sekitar masjid setempat. Inisiatif ini dipandang sebagai wujud nyata dari atsarul amal, di mana ibadah Ramadan memotivasi lahirnya proyek-proyek bermanfaat bagi masyarakat luas.

Baca Juga:  Xenophobia dan Manusia Digital

Acara Syawalan ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting lainnya, termasuk Wakil Ketua PWM bidang UMKM dan Pemberdayaan Masyarakat Usep Sudrajat, Wakil Ketua PWA Jawa Barat Henni Nuraeni, dan perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Bandung.

Dalam kesempatan ini, dilakukan pula pelantikan Pusbakum Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Bandung dan pemberian santunan kepada anak yatim, duafa, dan jompo dari Baznas Kabupaten Bandung yang semakin memperkuat nilai-nilai kepedulian sosial yang diajarkan dalam Islam.***

PMB Uhamka
buku