News

Wali Kota Bandung Resmikan Lembur Katumbiri, Destinasi Wisata Tematik Berbasis Masyarakat

Wali Kota Bandung Resmikan Lembur Katumbiri, Destinasi Wisata Tematik Berbasis Masyarakat (Sumber: bandung.go.id).

BANDUNGMU.COM, Bandung — Wali Kota Bandung Muhammad Farhan meresmikan kawasan wisata tematik Lembur Katumbiri yang terletak di RW 12, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.

Peresmian ini menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kota Bandung dalam memperkuat sektor pariwisata berbasis masyarakat.

Dalam sambutannya, Farhan mengapresiasi kolaborasi lintas dinas, komunitas, serta para seniman yang telah menghadirkan kawasan penuh warna, cerita, dan identitas lokal.

Ia menyebut kehadiran Lembur Katumbiri sebagai bukti nyata bahwa pembangunan kota kini tidak lagi hanya soal infrastruktur, tetapi juga mencakup seni, budaya, dan kebersamaan warga.

“Bandung sekarang sedang fokus membangun sektor pariwisata. Bukan hanya Disbudpar, tapi juga Dinas Bina Marga dan SDA ikut menciptakan destinasi. Ini luar biasa. Bahkan mural pun menjadi media narasi yang kuat,” ujar Farhan seperti dikutip dari laman resmi Pemkot Bandung pada Sabtu (10/05/2025).

Ia juga mengumumkan rencana peluncuran program “Bandung Punya Cerita” yang akan dimulai Agustus mendatang hingga perayaan Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) pada September. Program ini bertujuan mendokumentasikan sejarah, cerita rakyat, serta menghadirkan mural bernarasi di berbagai sudut kota.

“Kita ingin Bandung punya cerita. Jangan sampai kota ini hanya jadi tempat singgah tanpa kesan. Mural harus punya narasi, seperti puisi Khairil Anwar di dinding kota Leiden, Belanda,” tambahnya.

Farhan juga menekankan pentingnya penataan kota, termasuk keteraturan PKL dan parkir, agar kawasan seperti Lembur Katumbiri bisa menjadi contoh destinasi lokal yang rapi, inklusif, dan edukatif.

Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga, Didi Ruswandi, mengungkapkan bahwa kawasan ini sebelumnya dikenal sebagai “Kampung Pelangi 200” yang sempat viral pada tahun 2020.

Kini, kampung tersebut direvitalisasi melalui pengecatan ulang 347 rumah dengan 504 galon cat senilai Rp190 juta dan melibatkan 150 personel lapangan.

“Pekerjaan dimulai dari bagian luar karena keterbatasan anggaran. Tapi luar biasa, kawasan ini sudah viral sebelum diresmikan,” kata Didi.

Lembur Katumbiri kini tampil dengan daya tarik istimewa, termasuk pemandangan “mata elang” yang strategis, mural karya seniman Kapten John, hingga program konservasi ikan endemik, urban farming, dan pasar mingguan hasil kolaborasi dengan DKPP.

Nama “Lembur Katumbiri” diusulkan langsung oleh warga sebagai pengganti nama lama. Dalam bahasa Sunda, katumbiri berarti pelangi, namun memiliki makna kultural yang lebih dalam, mencerminkan semangat dan identitas lokal.

Acara peresmian ditutup dengan doa bersama dan peninjauan langsung kawasan mural oleh Wali Kota bersama warga dan komunitas.

Warga pun menyambut dengan antusias, menjadikan Lembur Katumbiri bukan hanya destinasi wisata baru, tetapi juga simbol kebanggaan dan pemberdayaan masyarakat.***

Exit mobile version