BANDUNGMU.COM, Bandung — Di era kerja modern, banyak orang menilai soft skill lebih penting daripada hard skill. Namun, anggapan ini sering memicu perdebatan. Faktanya, dunia profesional membutuhkan keduanya karena hard skill dan soft skill memiliki fungsi yang saling melengkapi.
Hard skill mencakup keterampilan teknis yang dapat diukur dan dipelajari secara spesifik, seperti desain grafis, coding, akuntansi, hingga editing video. Keterampilan ini berperan sebagai alat utama untuk menyelesaikan tugas teknis di dunia kerja. Tanpa hard skill, seseorang akan kesulitan menjalankan pekerjaan yang menuntut keahlian tertentu.
Di sisi lain, soft skill juga memegang peran krusial. Kemampuan berkomunikasi, bekerja dalam tim, mengatur waktu, beradaptasi, dan berempati sangat memengaruhi cara seseorang berinteraksi dan berkontribusi di lingkungan kerja. Saat perusahaan semakin mengedepankan kolaborasi, pekerja dengan komunikasi yang baik cenderung bekerja lebih efektif, meskipun kemampuan teknisnya masih berkembang.
Selain itu, soft skill membantu seseorang bertahan di lingkungan kerja yang dinamis dan penuh tekanan. Karyawan yang mampu beradaptasi dan mengelola emosi biasanya lebih siap menghadapi perubahan dan tantangan baru.
Lalu, mana yang lebih penting antara hard skill dan soft skill? Jawabannya terletak pada keseimbangan. Hard skill membuka peluang masuk ke dunia kerja, sedangkan soft skill membantu seseorang berkembang dan mempertahankan posisinya. Seseorang bisa unggul secara teknis, tetapi tanpa soft skill, ia akan kesulitan menyampaikan ide atau bekerja sama dalam tim. Sebaliknya, soft skill tanpa kemampuan teknis juga akan membatasi daya saing.
Pada akhirnya, dunia kerja menuntut kombinasi keduanya. Kabar baiknya, siapa pun bisa mempelajari dan mengembangkan hard skill serta soft skill secara bersamaan mulai sekarang. ***(IK22/Raina)
