BANDUNGMU.COM – Setiap harinya kasus Covid-19 mengalami kenaikan. India berada pada posisi satu yang memiliki kasus Covid-19 dengan kasus 400.000 dalam sehari. Setahun berlalu, namun pandemi Covid-19 belum menunjukkan kapan akan berakhir. Hal ini menjadi keresahan bagi dunia pendidikan karen terbatasnya ruang gerak untuk melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat.
Melihat faktor tersebut, Asosiasi Prodi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) Koordinator Wilayah Jawa Barat, Departemen Penelitian Pengembangan dan PKM Bidang Penelitian, menyelenggarakan kegiatan webinar bertemakan ”Penelitian di Masa Pandemik”.
Kegiatan ini diselenggarakan pada 7 Mei 2021 dengan menghadirkan dua narasumber yang kompeten di bidang penelitian.
Narasumber pertama, guru besar Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Atwar Bajari M.Si. Sementara narasumber kedua, dosen Ilmu Komunikasi UK Petra Surabaya yang juga penulis buku Netnografi Komunikasi Aplikasi pada Tiga Riset Lapangan, Gatut Priyowidodo, Ph.D.
Gatut Priyowidodo, Ph.D. memberikan materi webinar berjudul ”Metode Netnografi”. Adanya keterbatasan dalam penelitian yang tidak dapat mewawancarai secara langsung, observasi, ataupun ke lapangan dalam mengambil data, metode netnografi sangat tepat untuk para dosen dan mahasiswa melaksanakan penelitian yang terkendala pandemi Covid-19.
Selama kegitan berlangsung, ASPIKOM Korwil Jabar bekerja sama dengan Celoe dan Korp Protokol Mahasiswa Jurusan (KPMJ) Ilmu Komunikasi FDK UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan berjalan dengan baik melalui virtual.
Peserta yang daftar mencapai lebih dari 300, di antaranya anggota ASPIKOM, peserta umum dari berbagai universitas Program Studi Ilmu Komunikasi, serta mahasiswa S-1 sampai S-3.
Tujuan webinar
Kordinator Bidang Penelitian Departemen Litbang dan PKM, Dr. Enok Risdayah, M.Ag. mengatakan, tujuan webinar ini adalah upaya menyiasati situasi pandemi Covid-19 dalam penelitian agar para dosen tetap dapat melaksanakan penelitian sebagai tupoksi tridarma perguruan tinggi. Tidak terlepas dengan mahasiswa karena mereka harus membuat skripsi atau penelitian-penelitian lainnya sebagai salah satu syarat kelulusan.
”Harapan ke depannya jika ada situasi pandemik seperti ini, para peserta/peneliti dapat dengan mudah dan tepat dalam mengaplikasikan materi mengenai metode penelitian,” katanya.
Selanjutnya, Ketua Departemen Litbang dan PKM ASPIKOM Dr. Rismawaty, M.Si. menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai salah satu program kerja di Departemen Pengembangan dan Pengabdian Kepada Masyarakat Bidang Penelitian tahun 2021.
”Masa pandemik yang sudah satu tahun tidak lebih membuat para akademisi, baik dosen, mahasiswa, maupun praktisi untuk tidak melakukan penelitian. Justru pemikiran, ide, dan tuntunan untuk menghasilkan karya penelitian dilakukan dengan berbagai cara, metode, serta adaptasi dan kondisi yang disesuaikan di masa pandemi. Nah, ini yang nanti kita akan dengar pemaparan dari para narasumber mengenai bagaimana penelitian di masa pandemi, baik metodelogi yang digunakan maupun aspek etikanya,” kata Rismawaty.
Harapan dari kegiatan webinar ini adalah dapat menumbuhkan semangat dan produktif serta menghasilkan karya penelitian yang nanti dapat dijadikan Jurnal, opini, artikel, buku, dll.
Kemudian bisa mengetahui dan menemukan metode yang tepat dalam penelitian di masa pandemi termasuk memperoleh data dan penggunaan media yg tepat.
Ketua ASPIKOM Korwil Jabar, Dr. Hj. Ani Yuningsih, M.Si., dalam sambutannya mengapresiasi seluruh panitia atas terlaksananya webinar tersebut. Kaitannya dengan kondisi saat ini, webinar dengan mengusung tema penelitian di masa pandemik, menurutnya sangat tepat diadakan.
Prof. Dr. Atwar Bajari M.Si. menyampaikan tema bahasan ”Adapting Social Research In Pandemic Times (Safety First)”. Menurutnya, strategi dan metodologi merupakan hal penting sebagai adaptasi dalam melakukan peneitian sosial di masa pandemi. Di antara strategi dan metodologinya adalah analisis-analisis melalui big data.
”Selamat meneliti dengan strategi yang baru, dengan protokol. Bukan hanya sekedar publikasi tapi memberikan keberkahan,” kata Atwar.
Sementara Gatut Priyowidodo, Ph.D., dengan tema ”Metode Netnografi”, menjelaskan bahwa netnografi merupakan alat atau instrumen dalam riset yang dalam perkembangannya sampai pada ruang yang tepat, yakni kondisi pandemi.
Menurutnya, melalui internet, research dengan pola “jaringan” sedang tumbuh saat ini, dengan platform pilihan youtube, FB, Whatsapp, dan lainnya.
”Netnografi adalah metode yang digunakan untuk meneliti komunitas virtual. Menjaga kualitas wawancara dari metode netnografi tentu sama dengan kualitatif lainnya, yang membedakan pada lokus penelitian pada komunitas virtual. Jika kita sudah memiliki protokol interview bahwa hasil wawancara telah berada pada jalur yang benar,” kata Gatut.
Gatut Priyowidodo, Ph.D. menuturkan, semakin banyak menggali dan menggali, kita akan tahu netnografi itu seperti apa.
”Ini sangat bermanfaat dan peluang yang sangat bagus untuk akademisi, migrasi metode penelitian digunakan pada saat pandemi atau situasi ini. Mari kita produktif walaupun adanya keterbatasan,” pungkas Gatut.