UMBandung
Islampedia

Haedar Nashir Jelaskan Cara Muhammadiyah Hadapi Persoalan

×

Haedar Nashir Jelaskan Cara Muhammadiyah Hadapi Persoalan

Sebarkan artikel ini
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir.***

BANDUNGMU.COM — Tidak bisa dimungkiri, Muhammadiyah sebagai organisasi Islam besar memiliki berbagai tantangan kepentingan.

Mulai dari motif ekonomi, sosial, sampai dengan ideologi. Mengurus organisasi besar membutuhkan energi yang besar pula.

Oleh karena itu, menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, dalam acara Silaturahmi dan Konsolidasi Organisasi se-Sumatera Bagian Selatan pada, Jumat (19/03/2022), diperlukan sikap saksama, cerdas, elegan, dan selalu waspada dalam menghadapi berbagai persoalan itu.

Pada sisi lain dalam menghadapi masalah, Muhammadiyah tidak boleh berkecil hati, tidak boleh melarikan diri dari persoalan, sekaligus tidak boleh baper.

Baca Juga:  Wamenkes RI: Aisyiyah Turut Berkontribusi dalam Transformasi Kesehatan Indonesia

Secara bersamaan tidak boleh menganggap enteng dan menyepelekan ataupun nekat dengan menganggap sepele persoalan, baik itu masalah kecil maupun yang besar.

“Maka yang dituntut sikap keagamaan itu kita perlu sikap sajaa’ah yang saksama, waspada, berani, tetapi semuanya dengan berbagai perhitungan yang matang. Tidak meremehkan, tetapi juga tidak hiperbolis, membesar-besarkan,” tuturnya seperti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, Sabtu (19/03/2022) siang.

Kepada pimpinan wilayah dan pimpinan Muhammadiyah ke bawah yang lain, Haedar mengingatkan bahwa tantangan besar ada, baik itu masalah kepentingan motif ekonomi, sosial, maupun ideologis.

Baca Juga:  Prof Dadang Kahmad Jelaskan Cara Muhammadiyah Merayakan Maulid Nabi

Belajar dari Perang Badar, Haedar mengingatkan untuk waspada akan pengeroposan organisasi dari dalam sekaligus tidak boleh lengah dari strategi luar.

Guru Besar Sosiologi ini menegaskan bahwa kader Muhammadiyah yang aktif di berbagai organisasi otonom (Ortom) harus belajar dari dinamika yang terjadi di Muhammadiyah.

Pada segala perbedaan yang terjadi, melalui konsolidasi ideologis diharapkan tidak ada centang-perenang dalam tubuh Muhammadiyah ketika menghadapi suatu masalah.

Di hadapan menjamurnya gerakan ideologi keislaman yang ada, Haedar mengajak kader dalam menghadapi mereka dengan ilmu dan metodologi yang kuat, tidak dengan asumsi-asumsi yang mengambang.

Baca Juga:  Tiga Kelompok Ini Yang Bisa Menerima Manfaat dari Teladan Rasulullah

Kecenderungan gerakan ideologi berbasis agama tidak bisa dimungkiri ada yang mengarah ke radikalisme. Oleh karena itu, tidak boleh menutup mata.

Bukan hanya di Islam, kecenderungan ini juga terjadi di agama-agama lain sehingga diperlukan tindakan yang objektif, ilmiah, dan pemikiran yang teruji.

Dalam melihat berbagai fenomena ini, Haedar menegaskan kembali bahwa Muhammadiyah melihatnya dengan saksama, tidak dengan ghuluw atau ekstrem.***

PMB Uhamka