PMB Uhamka
News

Haedar Nashir Sebut Indonesia Miliki Modal Besar untuk Menjadi Negara Maju

×

Haedar Nashir Sebut Indonesia Miliki Modal Besar untuk Menjadi Negara Maju

Sebarkan artikel ini
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir (Foto: muhammadiyah.or.id)

BANDUNGMU.COM — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, percaya bahwa Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi negara maju di usia ke-100 tahun pada 2045 ke depan.

Pada pidato seremonial penandatanganan MoU dengan KBRI Tokyo, Jumat (01/04/2022), Haedar menyebut modal itu antara lain adalah kekayaan geografis dan sumber daya alam, hingga modal kesejarahan dari berbagai kerajaan besar di masa lampau hingga perjuangan nasional menuju kemerdekaan.

“Jejak berbagai macam hal yang positif dan konstruktif ini bagi generasi baru Indonesia yang pada 2045 merayakan ultah Indonesia satu abad akan menjadi modal positif dan optimistik bahwa kita sesungguhnya bisa menjadi negara maju dan besar yang dalam perspektif Muhammadiyah kita sebut Indonesia berkemajuan, yakni Indonesia yang benar-benar dicita-citakan oleh para pendiri bangsa, negara yang benar-benar merdeka dan mengisi kemerdekaan, bersatu, berdaulat, adil, makmur, dan bermartabat,” ungkapnya seperti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah.

Baca Juga:  Wakaf Salman dan Tim KKN UM Bandung Gelar Program 1.000 Desa di Cimenyan

Di samping modal tersebut, Indonesia dipercaya Haedar bisa menjadi negara maju karena memiliki jati diri keindonesiaan yang terdiri dari tiga hal, yaitu Pancasila, agama, dan kebudayaan luhur bangsa.

“Pertama, Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara yang telah menjadi kesepakatan nasional yang kokoh sebagaimana dalam Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Negara Pancasila Darul Ahdi Wa Syahadah, negara yang dasarnya Pancasila dan Pancasila itu sejalan dengan agama-agama yang hidup di Indonesia termasuk Islam serta kebudayaan nasional bahkan lahir dari kebudayaan itu sendiri tapi pada saat yang sama sesungguhnya Pancasila akan menjadi dasar orientasi nilai kita untuk maju,” jelasnya.

Baca Juga:  Menggarap Potensi Besar Ekonomi Kreatif Jabar Selatan

Pancasila kata Haedar bukanlah norma-norma dogmatis, melainkan nilai yang bisa ditransformasikan pada kehidupan kebangsaan dan kemanusiaan global pada 2045 nanti.

“Kedua, bangsa ini juga hidup tumbuh di atas fondasi keagamaan. Bangsa Indonesia dikenal religius dan agama-agama yang hidup di Indonesia sesungguhnya memiliki budaya untuk hidup berdampingan secara damai. Sejarah mencatat kepercayaan lokal menerima Hindu, Buddha, Islam, Kristen, sehingga bisa hidup damai dan mampu bersama memajukan Indonesia. Inilah modal kuat kita bahwa agama bukan hanya menjadi sumber inspirasi ilahiyah, melainkan menjadi kekuatan ruhaniyah bangsa kita untuk hidup damai, bersatu, dan berkemajuan,” tambah Haedar.

Baca Juga:  Gerhana dan Ketauhidan Ilmu Pengetahuan

“Ketiga, kebudayaan luhur bangsa yang bersumber dari kebudayaan-kebudayaan daerah yang kaya dan telah berinteraksi lama satu sama lain sehingga kebudayaan itu juga menjadi karakter dan kepribadian bangsa kita,” kata Haedar.

“Di tengah landasan nilai yang kokoh itu sesungguhnya kita optimis, berani dan percaya bahwa Indonesia dan bangsa Indonesia bisa maju dengan karakter dirinya yang berbasis pada Pancasila, agama dan kebudayaan luhur bangsa yang menyatu menjadi kepribadian Indonesia,” pungkasnya.***

PMB Uhamka