Ace Somantri – Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bandung
BANDUNGMU.COM – Bangun pagi tidur malam, waktu penuh di siplin. Itulah ibu yang memiliki dedikasi dan loyalitas tanpa batas untuk memberikan teladan pada setiap anaknya.
Pembelajaran yang ditransfer bukan hanya kata-kata, melainkan langsung praktik dengan model dan cara yang sederhana serta asilnya bisa langsung dirasakan saat itu juga. Sering tidak disadari oleh semua bahwa kegiatan itu bagian dari proses pembelajaran keterampilan dan kemandirian.
Dapur sebagai salah satu ruang laboratorium yang memiliki banyak varian peralatan untuk menstimulasi berbagai keahlian, khususnya berkaitan dengan tata boga. Kepandaian ibu sebagai guru di rumah tidak sekaku guru di sekolah formal, ruang untuk mengeksplorasi diri sangat terbuka lebar.
Titik fokus lebih terarah, hal itu terbukti ulama-ulama (ilmuwan) besar lahir dengan memiliki karakter unggul, semua meyakini bahwa ibu pendidik dan guru yang sangat hebat.
Ketulusan dan keikhlasan ibu ketika menstimulasi, menginspirasi, dan memberikan mimpi bukan hanya dalam wacana, melainkan dia langsung melibatkan diri berpartisipasi memberikan motivasi tanpa basa-basi.
Kalimat dan kata-kata dalam bentuk suruhan, perintah, ataupun larangan sebagai bentuk transfer of knowledge by heart to heart. Hanya sering hal itu dimaknai oleh setiap anak bentuk arogansi ibu sebagai orang tua, padahal itu adalah proses implementasi pembelajaran.
Disadari atau tidak, ibu di mana pun berada cinta dan kasih sayang tidak berhenti di dalam rumah. Namun, sebagai guru yang berjiwa besar, ibu sangat menyadari banyak kekurangan dan kelemahan sehingga dia meminta bantuan pada lingkungan lain untuk memperkuat yang sudah dilakukan.
Sekolah formal sebenarnya lahir untuk membantu para ibu dan orang tua dalam hal mendidik. Bahkan, di beberapa negara ada sekolah khusus untuk mempersiapkan calon ibu-ibu rumah tangga dengan setara sarjana.
Ketika ada yang salah dalam pendidikan di negeri ini, salah satu faktornya adalah tidak atau kurang ada keberpihakan negara pada sosok ibu yang memiliki dedikasi dan loyalitas yang sangat tinggi dalam menjaga keberlangsungan bangsa serta negara.
Kebesaran hati dan jiwa ibu patut diberikan penghargaan yang layak. Bukan hanya pahlawan tanpa tanda jasa, melainkan pahlawan yang layak mendapatkan surga.
Sejak alam semesta ada, ibu adalah wanita terhormat di jagat raya. Kehangatan peluk dan cium penuh sayang pada anak sejak usia belia hingga membekas sampai dewasa.
Tidak terasa memang ketika sentuhan jari dan tangan ibu membelai satu per satu seluruh anggota tubuh, tetapi bawah alam sadar tidak bisa di bohongi bahwa sentuhan itu telah membentuk sikap dan karakter pada anak menjadi penyayang.
Air susu ibu bukti nyata menjadi nutrisi utama untuk tumbuh kembang anaknya. Setetes demi setetes mengalir dari mulut ke tenggorokan, meresap ke dalam perut, menjadi nutrisi menyebar pada seluruh sel tubuh membentuk tulang dan otot hingga menjadi komposisi tubuh yang sempurna (diciptakan dalam bentuk yang baik), itulah penegasan dalam Q.S. Attin ayat 5.
Ibu seorang wanita pada dasarnya miliki jiwa dan karakter lemah lembut. Sentuhan demi sentuhan kasih sayang pada anak memberi vaksinasi alami pada sistem imun kekeluargaan yang lebih kuat. Tidak aneh, mata batin ibu akan selalu terkoneksi dengan anaknya di mana pun berada. Vibrasi dan frekuensi akan terus terpancar selama ibu dan anak masih hidup di dunia.
Koneksi jiwa dan raga ibu dengan anak sebuah keistimewaan khusus yang diberikan Allah melalui ikatan batin dari aliran darah dan sel tubuh yang terbentuk. Seandainya semua guru dan pendidik mampu menduplikasikan karakter sosok ibu yang penyayang tanpa ada batas, sekat ruang belajar, dan biaya, semua murid akan bahagia penuh canda serta tawa.
Ibu bukan hanya orang tua dan juga seorang guru, melainkan dia seorang dokter spesialis yang mampu mengobati luka serta derita anak kala sakit mendera. Cinta dan kasih sayang ibu menjadi pelipur lara setiap jiwa dan raga anaknya ketika diterpa duka. Berharap, ketika dewasa anakmu semoga selalu menjaga sekuat tenaga.***(Selesai)
Selamat Hari Ibu!