BANDUNGMU.COM, Garut – PCM Karangpawitan, Garut, Jawa Barat, menggelar pengajian dan silaturahmi bakda Ramadan 1445 Hijriah Acara dimulai dengan sambutan Ketua PCM Karangpawitan Amin Sutraman tentang kondisi objektif dan potensi Muhammadiyah di Karangpwaitan.
Lalu dilanjutkan dengan sambutan dari Camat Karangpawitan yang diwakili oleh Kasubag Umum. Kemudian, Sekretaris PDM Garut, Deden Wahyudin, menyampaikan sambutan sekaligus amanat yang mengharapkan adanya konsolidasi dan kaderisasi.
Acara inti berupa pengajian dimulai dengan narasumber Sekretaris PWM Jawa Barat, Iu Rusliana, yang mengangkat tema “Implementasi Spirit Ramadan dalam Menuju Peradaban Berkemajuan”.
Dalam ceramahnya, Iu Rusliana menekankan pentingnya mengimplementasikan spirit Ramadan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam acara yang dihadiri ratusan peserta dari lima PRM dan PCM serta unsur pemerintahan setempat ini, Iu Rusliana menegaskan bahwa takwa merupakan spirit Ramadan yang harus diimplementasikan.
Iu Rusliana juga menyampaikan hasil analisis dan evaluasi setahun PWM Jabar periode ini. Menurut dosen UIN Bandung ini, tantangan di Muhammadiyah Jawa Barat adalah kurangnya rasa percaya diri. “Penyakit itu merupakan penyakit kurang percaya diri,” tegasnya.
Takwa, hasil dari Ramadan, memiliki tingkatan atau derajat. Salah satu karakter takwa adalah selalu beristigfar atas kesalahan dan berusaha tidak mengulanginya. Ketika ada kekurangan atau kesalahan, harus segera diperbaiki.
“Di lingkungan Muhammadiyah, penyakit tidak percaya diri itu sering terlihat dalam bentuk keluhan, pesimisme, dan sering terdengar di tingkat ranting, cabang, daerah, bahkan wilayah. Itu harus kita hilangkan,” kata Iu Rusliana.
Ia menjelaskan bahwa umat muslim telah melewati fase Ramadan yang membawa spirit penting seperti tawakal, sabar, optimis, dan percaya diri, yang seharusnya mengarah pada visi besar bermuhammadiyah.
Dalam menghadapi tantangan, PWM Jabar saat ini telah mulai menata kelola organisasi dengan baik. Hal ini penting agar alur tata kelola persyarikatan sesuai dengan aturan organisasi yang dipedomani.
“Oleh karena itu, perlu penguatan komitmen sehingga meningkatkan rasa percaya diri warga Muhammadiyah. Spirit bermuhammadiyah itu fastabiqul khairat sehingga tidak perlu minder atau tidak percaya diri dengan membandingkan diri dengan organisasi lain,” tandas Iu Rusliana.
Ia juga mengimbau pengurus Muhammadiyah di berbagai tingkatan untuk kembali menggelar rapat-rapat organisasi dengan memenuhi kuorum sebagai bukti komitmen. Kegiatan bermuhammadiyah harus dijalankan dengan optimis supaya berkemajuan. Sikap pesimis hanya akan membawa kemunduran.
Warga Muhammadiyah harus memiliki komitmen, kesungguhan, dan keyakinan. Mengutip QS Muhammad ayat 7, Iu Rusliana menegaskan bahwa warga Muhammadiyah harus yakin bahwa dengan menolong agama Allah, Allah pun akan memberikan pertolongan.
“Jangan sampai kita membenci sekularisme, tetapi sering kali berpikir sekuler, yakni tidak yakin terhadap pertolongan Allah dalam menjalankan dakwah melalui organisasi Muhammadiyah,” pungkas Iu Rusliana.***(SRS/FA)