UMBandung
Islampedia

Islam Berkemajuan Menurut Pak AR Fachruddin

×

Islam Berkemajuan Menurut Pak AR Fachruddin

Sebarkan artikel ini
Foto: muhammadiyah.or.id.

BANDUNGMU.COM Meskipun secara umum paham Islam Berkemajuan telah diuraikan dalam Risalah Islam Berkemajuan, terdapat beragam penafsiran mengenai hal ini dalam pandangan tokoh-tokoh Muhammadiyah.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhadjir Effendy, mengungkapkan bahwa Kiai AR Fachruddin juga memiliki pemahaman tentang Islam Berkemajuan.

Menurut riwayat dari Malik Fadjar, Kiai AR Fachruddin memandang bahwa Islam yang berkemajuan adalah Islam yang mandiri, setia, dan teguh.

“Saya berpendapat bahwa itu adalah pernyataan yang cerdas, Islam Berkemajuan adalah Islam yang teguh. Teguh berarti dihormati, dihargai, dan diperhitungkan. Kemudian dia menyebut, Islam yang tidak meminta-minta, tetapi dermawan, suka memberi. Itulah definisi yang disampaikan oleh Pak AR, dan menurut saya itu juga merupakan definisi awal dalam surah Al-Ma’un,” jelasnya.

Baca Juga:  Perbedaan Maknawi Istilah Tunangan dan Khitbah! Inilah Penjelasannya

Selain pemahaman sederhana tersebut, Muhadjir juga mendorong tiga hal untuk memperluas aktualisasi paham Islam Berkemajuan. Ketiga hal tersebut adalah redefinisi, reorientasi, dan reaktualisasi.

“Redefinisi berkaitan dengan pemikiran. Artinya, pemahaman kita tentang Islam Berkemajuan perlu didefinisikan ulang karena zaman telah berubah,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah.

Sementara itu, reorientasi menurut Muhadjir adalah sikap dalam menghadapi redefinisi tersebut. Sedangkan reaktualisasi mengacu pada tindakan konkret yang diambil untuk menerapkan Islam Berkemajuan.

Baca Juga:  Rumah Sakinah MPKS Gelar Pengajian Rutin, Dorong Umat Islam Selalu Bersyukur dan Ikhlas

Dengan demikian, penyempurnaan pemahaman Islam Berkemajuan menurutnya melibatkan tiga hal: pengalaman, percobaan, dan harapan.

“Dalam Islam Berkemajuan, diperlukan keseimbangan, kelangsungan, dan perubahan. Hal ini dijelaskan dalam Risalah Islam Berkemajuan,” tambah Muhadjir.

Ia menyatakan bahwa unsur-unsur ini diperlukan agar anggota Muhammadiyah dapat beradaptasi dan tidak kaget dalam menghadapi strategi baru dalam melaksanakan dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid.

“Inilah pentingnya Risalah Islam Berkemajuan bagi kita sebagai panduan, termasuk bagi para pimpinan. Berpikir dalam kerangka Islam Berkemajuan berarti berpikir strategis dan kalkulatif,” pungkasnya.***

PMB UM Bandung