PMB Uhamka
News

Islam Tumbuh dan Berkembang di Amerika Serikat, Muhammad Ali: Itu karena AS Negara Sekuler

×

Islam Tumbuh dan Berkembang di Amerika Serikat, Muhammad Ali: Itu karena AS Negara Sekuler

Sebarkan artikel ini
Prof. Muhammad Ali, Ph.D, dosen Islamic Studies di University Of California, Amerika Serikat menjelaskan tentang tumbuh dan berkembangnya Islam di Negeri Paman Sam via zoom, beberapa waktu lalu.

BANDUNGMU.COM –Amerika menjadi salah satu negara sekuler yang tidak mencampuri urusan agama setiap orang yang ada di wilayahnya.

Hal tersebut menjadi salah satu sebab Islam kian tumbuh dan berkembang di negera maju atau di negeri  Paman Sam tersebut.

Itulah salah satu poin pembahasan yang mengemuka pada kegiatan Dialog Ramadhan: Islam dan Muhammadiyah di 5 Benua, Sabtu (09/03/2022).

Adapun penyelenggara acara ini yakni Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Al Islam dan Kemuhammadiyah (LPPAIK) UM Bandung.

Diskusi ini berlangsung secara daring dan menjadi sesi pertama dalam kegiatannya.

Pematerinya adalah Prof Muhammad Ali, PhD, Associate Profesor, Religious Studies Departement & Chair, Midle East and Islamic Studies Program, University Of California.

Baca Juga:  IPM Garut Gelar PKMTM II, Cetak Kader Unggul dan Berkarakter

Islam dan sekuler

Dosen Islamic Studies di kampus terkenal Amerika Serikat tersebut mengatakan, Amerika yang menjadi negara sekuler, membuat orang-orang Islam yang ada di negara Paman Sam memiliki kemudahan untuk mengembangkan agama Islam.

“Jadi, semua yang berkaitan dengan perkembangan umat Islam itu datangnya dari masyarakat, dari umat, dari oraganisasi,” ucap Ali.

Berdasarkan hasil penelitian Pew Research Center, pada rentang 2010-2050 di dunia, Islam menjadi agama dengan perkembangan yang sangat cepat hingga 73 persen.

Muslim di Amerika pun yang menjadi minoritas memiliki tantangannya sendiri dalam menididik dan memberikan pemahaman, bahkan terlibat langsung dalam amal usaha.

”Banyak organsisasi Islam di Amerika yang berdakwah bil hal, dengan bukti dan perilaku, bukan sekadar bicara, lewat tulisan, atau pelajaran di kampus, tapi juga langsung melihat realitas di masyarakat “ ujar alumnus UIN Syarif Hidayatullah itu.

Baca Juga:  Hari Pers Nasional 2025: Membangun Pers Demokratis dan Berbudaya Luhur

Bahkan menurutnya, orang Amerika yang Muslim menjadi role model atau uswatun hasanah bagi orang lain.

”Karena orang-orang di Amerika itu terdidik dan mereka mau mewarnai kehidupan sosial dan tidak mengisolasi diri (eksklusif),” tinjau Ali.

Studi Islam di Amerika

Tak sedikit, baik baik umat Muslim maupun non Muslim yang belajar tentang Islam dengan beragam tujuan.

Mulai dari ingin menjadi personal yang lebih baik hingga ingin mengembagkan kemampuan akademis

”Hal tersebut menjadi tujuan yang sangat baik di kalangan mahasiswa-mahasiswa yang non Muslim ketika mereka tertarik belajar Islam,” kata Ali.

Baca Juga:  Legenda Timnas Indonesia Yeyen Tumena Apresiasi Inisiatif LPO Muhammadiyah dalam Pengembangan Sepakbola

Adapun dalam pengajaran Islam di Amerika, sambung pria berbaju batik tersebut, itu tidak bisa hanya dilakukan sebagai insider, tetapi juga harus menjadi outsider untuk orang yang non Muslim.

”Jadi, memahami dan mengajarkan Islam seperti kita, orang yang bukan dari agama itu, yang kemudian ini menjadi relatif lebih objektif,” jelasnya.

Pada pengajaran Islam di kampus Amerika, salah satu pengembangan kemampuan akademis yang ditingkatkan adalah critical thinking.

“Kajian Islam di Amerika itu memperhatikan berpikir kritis, jadi harus ada buktinya, harus mengutamakan rasional daripada emosional, harus mengakui bias-bias, asumsi-asumsi, harus terbuka dengan penjelasan yang berbeda,” ungkap Ali.***(Firman Katon)

PMB Uhamka