BANDUNGMU.COM — Menikah merupakan salah satu ajaran agama yang dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabat. Bagi yang sudah siap menikah, tidak ada alasan untuk menunda-nunda pernikahan.
Oleh karena itu, menyiapkan bekal fisik, psikis, ilmu, dan mental merupakan kewajiban bagi laki-laki atau perempuan yang sudah balig. Jangan pernah menunggu mapan untuk menikah. Menikah saja, nanti kemapanan itu akan datang dengan sendirinya–selama ikhtiar.
Bagaimana kalau dari segi bekal harta dan usia sudah memenuhi persyaratan, tetapi tak kunjung menikah tanpa alasan yang jelas? Orang ini betah dengan statusnya yang melajang.
Berikut adalah nasihat Rasulullah untuk orang yang betah melajang, padahal sudah saatnya menikah, yang dikutip dari buku “100 Great Stories of Muhammad: Honest, Patient, Grafteful.”
Suatu saat, seorang anak muda bernama Ikaf bin Bisyr Al-Tamimi menemui Rasulullah yang sedang bersama sejumlah sahabat di Masjid Nabawi.
Rasulullah bertanya kepada Ikaf, “Hai Ikaf, apakah engkau sudah beristri?” Ikaf menjawab, “Belum, wahai Rasulullah.”
“Juga tidak punya hamba sahaya perempuan?” tanya Rasulullah sekali lagi. “Tidak punya, wahai Rasulullah,” jawab Ikaf lirih dan sedih.
“Bukankah engkau punya banyak harta?” tanya Rasulullah lebih jauh. “Benar, wahai Rasulullah,” jawab Ikaf.
“Kalau begitu, engkau termasuk temannya setan. Sekiranya engkau di kalangan orang-orang Nasrani, engkau adalah rahib mereka. Sunah kami adalah menikah.
Seburuk-buruknya kalian adalah orang yang membujang dan sehina-hinanya orang mati di antara kalian adalah orang yang membujang. Apakah kalian ingin bergabung dengan setan?
Tiada senjata milik setan yang lebih ampuh untuk menundukkan orang-orang saleh daripada perempuan. Tentu saja dengan mengecualikan orang-orang yang telah menikah.
Mereka adalah orang-orang yang suci dan terbebas dari hal-hal yang kotor. Celakalah engkau, hai Ikaf! Sesungguhnya perempuan adalah kawan Ayub, Dawud, Yusuf, dan Kursuf!” ucap Rasulullah yang bermaksud mengajari Ikaf tentang pernikahan dan ridha Allah.
“Siapakah kursuf itu, wahai Rasulullah?” tanya salah seorang sahabat yang bernama Bisyr bin Athiyyah.
“Seorang pria yang beribadah kepada Allah di sebuah pantai selama bertahun-tahun. Siang hari dia berpuasa dan malam hari dia selalu melakukan salat malam.
Namun, kemudian dia menentang Allah Yang Mahaagung lantaran seorang perempuan yang dirindukannya. Setelah itu, dia kembali menjalankan kebiasaannya itu seraya bertobat kepada Allah.
Celakalah engkau, hai Ikaf! Menikahlah. Jika tidak, engkau termasuk orang yang bimbang,” ucap Rasulullah.
Catatan penting
Pernikahan adalah ibadah terlama antara suami dan istri. Selain itu, pernikahan juga merupakan ibadah yang memakai syahwat karena di dalamnya ada hubungan intim suami-istri.
Oleh karena itu, persiapkan untuk memasukinya dengan sebaik-baiknya. Prinsipnya begini: jika sudah mampu, segera menikah. Jika belum mampu menikah, berpuasalah.
Jadi, kapan kamu mau menikah?***