UMBandung
Islampedia

Kenapa Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi Berbeda? Ini Penjelasan Lengkap Muhammadiyah

×

Kenapa Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi Berbeda? Ini Penjelasan Lengkap Muhammadiyah

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi (Foto: muhammadiyah.or.id)

BANDUNGMU.COM, Bandung — Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Agus Purwanto mengatakan bahwa perbedaan penetapan hari raya Idul Adha antara Indonesia dan Saudi Arabia bukanlah hal yang baru. Bahkan, ini bukan kali pertama terjadi, melainkan sudah sering terjadi sehingga seharusnya warga Muhammadiyah dan umat Islam di Indonesia tidak kaget dengan fenomena ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, pola perbedaan ini cukup bervariasi. Dua tahun berturut-turut sebelumnya, Idul Adha di Saudi Arabia bersamaan dengan Muhammadiyah, tetapi mendahului Indonesia. Sebelumnya lagi, Idul Adha di Saudi bersamaan dengan Indonesia, sedangkan Muhammadiyah mendahului. Namun, ada juga tahun ketika Muhammadiyah, pemerintah, dan Saudi Arabia Idul Adha pada hari yang sama.

Pada 2024 ini, Idul Adha di Saudi Arabia mendahului Muhammadiyah dan pemerintah Indonesia. Muhammadiyah menetapkan tanggal 29 Zulqa’dah 1445 H jatuh pada Kamis 6 Juni 2024. Namun, ketika Nagrib tanggal 6 Juni 2024, konjungsi belum terjadi (konjungsi baru terjadi pada pukul 19:04 WIB) sehingga siklus bulan Zulqa’dah belum berakhir. Dengan demikian, berdasarkan kriteria Wujudul Hilal, Zulqa’dah disempurnakan menjadi 30 hari dan 1 Zulhijah 1445 H jatuh pada Sabtu 8 Juni 2024 sehingga Idul Adha pada Senin 17 Juni 2024.

Baca Juga:  Meneladani Akhlak Rasulullah SAW Dalam Berbagai Elemen Kehidupan

Sementara itu, pemerintah Indonesia yang awal Zulqa’dah-nya satu hari lebih lambat dari Muhammadiyah menetapkan tanggal 29 Zulqa’dah 1445 H jatuh pada Jumat 7 Juni 2024. Ketika Maghrib pada Jumat 7 Juni 2024, konjungsi telah terjadi dan tinggi hilal mencapai 8 derajat 48 detik, memenuhi kriteria awal bulan versi MABIMS. Oleh karena itu, Sabtu 8 Juni 2024 ditetapkan sebagai 1 Zulhijah 1445 H, dan Idul Adha pada Senin 17 Juni 2024.

Di sisi lain, Saudi Arabia menetapkan awal Zulqa’dah sama dengan Muhammadiyah sehingga 29 Zulqa’dah 1445 H juga jatuh pada Kamis 6 Juni 2024. Berdasarkan perhitungan di Stellarium untuk Jeddah, matahari terbenam pada pukul 19:00 Waktu Saudi atau 23:00 WIB dan tinggi hilal 1 derajat 58 detik.

Baca Juga:  Islam Melarang Penganutnya Membahayakan Diri, Orang Lain, dan Lingkungan Sekitar

Metode hisab Saudi yang mirip dengan Muhammadiyah menggunakan Wiladatul Hilal. Karena posisi hilal positif, maka Jumat 7 Juni 2024 sudah masuk 1 Zulhijah 1445 H. Terlebih lagi diumumkan bahwa ada yang berhasil melihat hilal sehingga lebih mantap menetapkan Jumat 7 Juni 2024 sebagai awal Zulhijah dan Idul Adha pada Ahad 16 Juni 2024.

Perbedaan ini tentu saja akan berdampak pada perbedaan dalam pelaksanaan puasa Arafah dan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Zulhijah. Idealnya, puasa dan wukuf di Arafah dilakukan pada waktu yang bersamaan. Adanya perbedaan ini semakin menegaskan pentingnya Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang memiliki prinsip satu hari untuk seluruh dunia sehingga perbedaan puasa dan wukuf di Arafah tidak lagi terjadi.

Baca Juga:  Merayakan Tahun Baru, Bolehkah? Ini Penjelasan Dosen PAI UM Bandung

Dengan adanya Kalender Hijriah Global Tunggal, umat Islam di seluruh dunia dapat merayakan hari-hari besar Islam secara serempak. Ini bukan hanya menyelaraskan waktu puasa dan wukuf, melainkan memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan di antara umat Islam di berbagai belahan dunia.***

___

Sumber: muhammadiyah.or.id

Editor: FA

PMB UM Bandung