Oleh: Ace Somantri, Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung
BANDUNGMU.COM — Berberapa hari ini muncul di beberapa layar media di Jawa Barat hasil survei terkait kasus kesehatan masyarakat yang cukup mencengangkan lantaran data yang terkena dan tertular HIV/AIDS ada peningkatan signifikan.
Di antara kota dan kabupaten di Jawa Barat dari total jumlah kasus 3.744 kasus, Kota Bandung pemecah rekor dengan data kasus terbanyak atau tertinggi yaitu menyentuh angka 410 kasus.
Dengan data tertinggi dari kota atau kabupaten lain menunjukkan bahwa Kota Bandung merupakan zona yang memerlukan perhatian dan penanganan khusus.
Pasalnya apabila dilihat sebab akibatnya sudah dipastikan akan lebih banyak disebabkan dengan dominan oleh perbuatan yang melanggar norma susila dan agama.
Tabu dan aib
Kasus HIV/AIDS di kalangan masyarakat perkotaan dan modern sudah dikenal cukup lama dan dipahami betul. Sekaligus meyakini penyakit HIV/AIDS di antara sekian banyak penyakit yang diderita tergolong penyakit yang sangat tabu.
Oleh karena itu, siapa pun yang mengidapnya berusaha menyembunyikannya dari orang-orang terdekat apalagi dari publik. Pasalnya penyakit itu akan dipandang sebagai suatu aib bagi dirinya dan keluarga.
Selain menjadi aib pada dirinya, ada yang lebih menyedihkan di antara sekian banyak para pengidap penyakit tersebut: kebanyakan harapan hidupnya kecenderungan mengalami depresi berat. Kadang-kadang tidak sedikit yang putus asa untuk menjalani hidup.
Dari jumlah data pengidap HIV/AIDS di Jawa Barat, 69,2 persen rentang usia 29-45 tahun. Pada usia tersebut masuk kategori usia produktif. Sementara pada rentang usia 20-29 tahun mencapai 18,4 persen.
Dari data tersebut, analisis subjektif menunjukkan bahwa kasus HIV/AIDS benar-benar jauh dari perkiraan karena ternyata sudah menyasar dari sejak usia produktif yang dimulai pada awal dewasa hingga pada masa usia milenial.
Beberapa tahun berikutnya baru teridentifikasi muncul gejala-gejala umum yang sulit di-treatment.
Akhirnya lambat laun dari gejala umum menjadi gejala khusus kemudian terdiagnosis sehingga hasilnya pengidap HIV/AIDS.
Sejak muncul virus HIV/AIDS, mendapatkan penawarnya cukup sulit. Bahkan konon kabarnya tidak ada obatnya. Dari sekian penyakit yang diderita sebagian warga masyarakat, penyakit yang paling menakutkan yakni tertular penyakit HIV/AIDS.
Pelajar dan mahasiswa
Berbagai hasil penelitian medis menyebutkan bahwa yang menyebabkan tertularnya HIV/AIDS kecenderungan banyak melakukan kegiatan seksual tidak halal atau penyimpangan seksual dan juga melalui Napza suntik.
Artinya ketika Kota Bandung pengidap HIV/AIDS tertinggi, berarti yang berperilaku berbuat amoral melanggar norma agama cukup tinggi pula.
Hal itu jika dibiarkan, tidak mustahil akan mengakibatkan hancurnya moralitas dan mengundang malapetaka bagi Kota Bandung dan sekitarnya. Hal yang sangat memperihatinkan bahwa ternyata usia yang rentan berbuat tersebut lebih banyak berstatus pelajar dan mahasiswa.
Melihat data di atas, keadaan Kota Bandung cukup memperihatinkan. Hasil penelusuran dan pemeriksaan pihak berwenang menunjukkan ada ratusan mahasiswa yang terinfeksi HIV/AIDS yang berdomisili di Kota Bandung.
Sebanyak 44,84 persen rentang usia 20-29 tahun menurut KPA Kota Bandung. Hal itu setiap tahun meningkat.
Lantas tindakan pencegahan seperti apa yang harus dilakukan warga Kota Bandung? Baik para tokoh agama, akademisi, pemerintah, aktivis muda yang peduli pada kesehatan. Kondisi dan situasi ini cukup berat untuk dihadapi.
Belum lama beredar wawancara seorang jurnalis dengan pengedar narkoba jaringan nasional. Ada informasi yang sangat mengerikan yang mengemuka bahwa puluh ribuan ton narkoba masuk Indonesia dan tidak akan pernah habis.
Semua bisa masuk karena mereka sudah menyuap posisi strategis jalur untuk masuk barang haram ke Indonesia. Astagfirullah. Bahkan yang diwawancari belum mau tobat karena masih senang menikmati keuntungan yang didapat.
Sumber keburukan
Sangat yakin seyakin-yakinnya, penularan HIV/AIDS kalau ditelusuri generasi produktif, biangnya kemungkinan ada pada pencandu narkoba.
Orang yang sudah mengkonsumsi narkoba jenis apa pun akan banyak melakukan perbuatan buruk lainnya. Hal itu menjadi induknya perbuatan buruk (ummul khabaits).
Termasuk perbuatan seks bebas, homoseksual, biseksual, atau perbuatan penyimpangan seksual lainnya diakibatkan salah satunya diawali menjadi pengguna narkoba.
Naudzubillaah, yaa Allah, yaa Rabb, lindungi kami dari marabahaya iblis dan setan yang terkutuk.***