PMB Uhamka
Islampedia

Menjaga Kebersihan Rumah Allah

×

Menjaga Kebersihan Rumah Allah

Sebarkan artikel ini
Masjid Raya Al-Jabbar (Foto: Humas Pemprov Jabar)

BANDUNGMU.COM, Bandung – Tempat yang paling dicintai oleh Allah adalah masjid. (HR Muslim). Mungkin kita pernah memasuki masjid dalam kondisi yang kurang bersih. Karpetnya kusam, tidak rapi, dan banyak sampah kecil.

Ketika bersujud, hidung kita mencium bau yang kurang sedap. Belum lagi tempat wudunya yang cukup kotor, lantainya tidak dipel, keran airnya banyak yang rusak, dan bau toiletnya mengganggu hidung.

Masjid adalah tempat suci dan tempat bersujudnya umat Islam kepada Allah SWT. Kata masjid terulang sebanyak 28 kali dalam Al-Quran.

Dari segi bahasa, kata masjid terambil dari kata sajada-sujud, yang berarti patuh, taat, serta tunduk penuh hormat dan takzim.

Meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi, yang kemudian dinamai sujud oleh syariat, adalah bentuk lahiriah yang paling nyata dari makna-makna di atas.

Baca Juga:  Ramadan Telah Berlalu, Saatnya Umat Islam Meningkatkan Amal Kebaikan

Itulah sebabnya mengapa bangunan masjid yang dikhususkan untuk melaksanakan shalat dinamai masjid yang artinya tempat bersujud (M Quraish Shihab, 1996).

Secara fisik, masjid hanyalah sebuah bangunan yang terdiri atas lantai, atap, tiang, tembok, dan sebagainya. Namun, secara nilai spiritual, masjid sejatinya poros kegiatan dan urat nadi yang sangat penting untuk umat Islam.

Selain sebagai tempat untuk menebar kebaikan dan pahala, masjid juga tempat untuk seorang hamba bersujud dan berdoa kepada Allah SWT.

Artinya, umat Islam membangun komunikasi vertikalnya dengan Allah lebih utama dilakukan di dalam masjid. Di dalam masjid itulah, seorang muslim membangun jembatan untuk mikraj menuju Sang Khalik. Masjid dihidupkan dan dimakmurkan dengan lantunan doa-doa, zikir, dan tasbih kepada Tuhan semesta alam.

Allah SWT berfirman dalam hadis qudsi, “Sesungguhnya rumahrumah-Ku di bumi adalah masjid-masjid dan para pengunjungnya adalah orang-orang yang memakmurkannya.” (HQR Abu Na’im dari Sa’id al- Khudri).

Baca Juga:  Buya Cecep: Jika Peradaban Melupakan Masjid, Peradaban Itu Tidak Akan Bertahan

Itulah sebabnya, seorang muslim yang beriman akan sangat tidak setuju dan prihatin serta tidak rela jika ada orang yang seenaknya mengotori masjid.

Atau, membiarkan kotoran (sampah-sampah kecil) berserakan di dalam atau sekitar masjid. Menjaga keindahan, kebersihan, serta memakmurkan masjid termasuk ibadah yang berpahala dan akan mendapatkan petunjuk Allah.

Allah SWT mengabarkan hal ini dalam firman-Nya, “Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid Allah, ialah orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah semata. Karena itu, semoga mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS At-Taubah [9]: 18).

Fastabikul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan) bukan saja ritual ibadah kepada Allah, melainkan menjaga kebersihan masjid pun termasuk amalan yang berpahala di sisi Allah.

Baca Juga:  Ketua PP Muhammadiyah: Dakwah Kultural Sebagai Transformasi Masyarakat

Salah satu indikasi muslim yang beriman dengan baik, yakni mampu menciptakan kondisi masjid yang bersih dan nyaman. Tidak membiarkan masjid menjadi tempat yang kotor. Secara kasatmata, membersihkan masjid adalah kegiatan yang biasa-biasa saja. Bahkan, membersihkan masjid oleh sebagian orang dianggap sepele dan tidak memiliki makna ibadah.

Namun, jangan lupakan perhatian dan balasan dari Allah bagi yang melakukannya. Ganjaran yang tak terhingga besarnya dari Allah akan diterima. Sabda Rasulullah, “Barang siapa yang mengeluarkan kotoran dari masjid, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga.” (HR Ibnu Majah).

Sungguh, balasan yang sangat pantas dan layak didapatkan. Semoga kita menjadi ahli masjid yang akan mendapat balasan dan cinta Allah. Amin.***

Sumber: “Republika” edisi Selasa 25 Oktober 2016

Editor: FA

 

PMB Uhamka
buku