BANDUNGMU.COM, Bandung – Pada 22 Juni 2024, Kwartir Wilayah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Muhammadiyah Jawa Barat menerima hak penggunaan lahan seluas 4 hektare dari Yayasan Al Musthafa Rahmat Semesta.
Lahan yang terletak di Kampung Cipulus, Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung ini akan digunakan sebagai Bumi Perkemahan dan Agro Bisnis. Pembangunan fasilitas seperti gazebo dan toilet untuk mendukung kegiatan perkemahan sudah dilakukan.
Sebagai bagian dari program penghijauan, pengelola Bumi Perkemahan dan Agro Bisnis Hizbul Wathan menjalin kerja sama dengan PT Indonesia Power untuk melakukan penanaman pohon di lokasi tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu, 2 Februari 2025, dalam upaya untuk mendukung kelestarian lingkungan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum yang sangat penting bagi ekosistem dan kehidupan masyarakat sekitar.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif yang dilakukan oleh Indonesia Power dan Muhammadiyah Jawa Barat. “Penanaman pohon ini sangat penting, terutama untuk menjaga kelestarian DAS Citarum yang memiliki peran vital bagi 14,3 juta penduduk di kawasan ini,” ungkap Hanif di acara tersebut. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada kepentingan jangka pendek, tetapi juga untuk masa depan lingkungan dan sumber daya alam.
Hanif juga menjelaskan bahwa DAS Citarum, yang membentang sepanjang 297 km, membutuhkan perhatian khusus terkait degradasi lingkungan. Salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah mengalihkan budidaya tanaman dari jenis hortikultura yang memiliki akar yang lemah menjadi tanaman dengan akar yang lebih kuat, seperti kopi dan alpukat. Upaya ini penting untuk mengurangi dampak erosi dan meningkatkan kualitas tanah di sepanjang DAS Citarum.
Selain itu, Menteri Hanif menyoroti pentingnya menjaga kualitas air di sekitar waduk-waduk besar yang ada di DAS Citarum, seperti Waduk Jatiluhur, Cirata, dan Saguling. “Jika kualitas air terganggu, maka ratusan ribu hektare lahan pertanian yang bergantung pada air DAS Citarum akan terancam,” tambahnya, memperingatkan dampak jangka panjang dari kerusakan lingkungan terhadap ketahanan pangan.
Hanif juga menekankan bahwa penting untuk mempertahankan lahan pertanian subur di Jawa, yang memiliki potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan. “Kita harus berupaya untuk tidak mengubah lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian, karena lahan pertanian di Jawa sangat bernilai dan harus dikelola dengan hati-hati,” tegasnya.
Direktur Manajemen Human Capital dan Administrasi PLN Indonesia Power Wisnoe Satrijono juga menyampaikan pentingnya perbaikan lingkungan di DAS Citarum, yang berdampak langsung pada tiga waduk pembangkit listrik yang terletak di sepanjang sungai tersebut. “Perbaikan lingkungan akan menjaga pasokan air yang dibutuhkan oleh tiga waduk pembangkit listrik tenaga air, yang pada gilirannya berdampak pada pasokan listrik untuk kawasan Jawa-Bali,” ujar Wisnoe.
Wisnoe menambahkan bahwa PLN Indonesia Power sangat memperhatikan debit air yang digunakan oleh waduk-waduk tersebut, sehingga memastikan keberlanjutan pasokan energi di wilayah DAS Citarum. Komitmen ini menunjukkan hubungan erat antara kelestarian lingkungan dan ketersediaan energi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat Ace Somantri mengapresiasi kolaborasi antara Indonesia Power dan Muhammadiyah Jawa Barat dalam upaya pelestarian lingkungan. “Program kolaborasi ini sangat luar biasa dan dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup, yang memberikan nilai penting bagi keberlanjutan lingkungan,” ungkap Ace dalam kesempatan tersebut.
Ace menegaskan bahwa Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam, memiliki komitmen kuat terhadap pelestarian lingkungan sesuai dengan ajaran Al-Quran. “Jika Al-Quran menunjukkan larangan atau pencegahan terhadap kerusakan alam, maka itu adalah haram hukumnya,” ujar Ace. Ia berharap agar Muhammadiyah dapat terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Indonesia Power, untuk menjaga kelestarian alam dan memberikan contoh bagi masyarakat.
Ketua Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) Kabupaten Bandung Ridwan Faried juga memberikan apresiasi atas gerak cepat yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam menjaga lingkungan. Jatam, sebagai organisasi petani, turut aktif dalam mengelola lahan-lahan kosong yang dimiliki oleh perorangan ataupun wakaf Muhammadiyah. “Kami memulai gerakan ini dengan menanam 49 bibit pohon alpukat dan mendapat respon positif dari Indonesia Power,” ujar Ridwan.
Ridwan menambahkan bahwa Jatam akan terus berkomitmen untuk menghasilkan petani-petani yang peduli terhadap isu lingkungan. “Gerakan pertanian kami akan berfokus pada pelestarian lingkungan, karena kelestarian alam adalah warisan berharga untuk masa depan,” tandasnya.***