PMB Uhamka
News

Prodi Kriya Tekstil & Fashion UM Bandung Gelar Sidang TA, Ketua Prodi: Semoga Jadi Pusat Studi Kriya Tekstil Indonesia

×

Prodi Kriya Tekstil & Fashion UM Bandung Gelar Sidang TA, Ketua Prodi: Semoga Jadi Pusat Studi Kriya Tekstil Indonesia

Sebarkan artikel ini

BANDUNGMU.COM, Bandung – Angkatan pertama program studi Kriya Tekstil & Fashion Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung) telah selesai melaksanakan sidang tugas akhir perancangan dari Selasa-Rabu (02-03/02/2021).

Bertempat di Aula UM Bandung lantai tiga, sidang tugas akhir yang diikuti enam mahasiswa perancangan ini berjalan dengan lancar dan hikmat.

buku

”Alhamdulillah semua mahasiswa peserta sidang bisa mengikuti proses sidang tugas akhir dengan bagus dan lancar. Mereka sudah mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh program studi mengenai apa saja yang harus mereka persiapkan sebelum sidang berlangsung,” kata Ketua Program Studi Kriya Tekstil & Fashion UM Bandung Saftiyaningsih Ken Atik.

Ken Atik menambahkan seluruh peserta sidang menguasai materi permasalahan perancangan yang mereka lakukan. Hal ini menjadi catatan penting untuk Program Studi Kriya Tekstil & Fashion UM Bandung karena bisa menjadi suatu jalan baru dan mencerahkan.

Baca Juga:  Semarak Idul Adha, PAI UM Bandung Kuatkan Kebersamaan Melalui Kegiatan Keislaman di Kecamatan Ibun

Di samping itu, terkait dengan motivasi belajar mahasiswa pada Program Studi Kriya Tekstil & Fashion UM Bandung, Ken Atik merasa gembira. Para mahasiswa sudah termotivasi dari awal bahwa mereka ingin menjadi perancang atau desainer.

”Sebetulnya cakupan keilmuwan di kriya tekstil itu luas. Ke depannya mahasiswa bisa menjadi perancang busana, perancang tekstil, atau bisa juga perancang tekstil untuk interior. Untuk interior juga cakupannya luas. Misalnya, interior untuk ruang keluarga, ruang tidur, lobi hotel, dan kantor. Bahkan bisa untuk transportasi publik, seperti kereta api, bus, pesawat, dan banyak lagi yang lainnya,” ujarnya.

Menurut Ken Atik, motivasi-motivasi itulah yang dibangun di Program Studi Kriya Tekstil & Fashion UM Bandung dan para mahasiswa memiliki kesempatan yang luas. Mereka tidak melulu harus menjadi perancangan busana atau tekstil saja.

Baca Juga:  Keterampilan Digital dan Masa Depan Anak Muda

Kualifikasi dosen

Semua motivasi tersebut, lanjut Ken Atik, dibangun dan ditunjang dengan kualifikasi dosen yang luar biasa. Misalnya, ada Prof Nanang Rizali, Dr Komarudin Kudiya yang ahli batik, dan Dion Darsa Sabrian yang ahli dalam desain grafis.

Ada juga Asep Miftahul Falah “Matahari” yang ahli dalam komposisi, warna, karena dari bidang seni yang kebetulan baru saja menyelesaikan pendidikan magisternya di China.

“Saya memanggilnya demikian karena beliau adalah penggerak pemuda di Cianjur yang membuat daerahnya jadi destinasi wisata bunga matahari,” aku Ken Atik.

Selain itu, ditambah dengan dosen-dosen tidak tetap yang qualified; Djalu Djatmiko, Luki Lutvia, Dewi Werdayani, dan lainnya. Kemudian ada juga Fendi Adiatmono yang menggali ide-ide berdasarkan nilai-nilai kultural.

Baca Juga:  Pimpinan Komisariat IMM Sains dan Teknologi UM Bandung Resmi Dilantik

”Hal ini menjadi hal yang penting di Program Studi Kriya & Fashion. Local indigenous inilah yang kita angkat sebagai kearifan lokal yang menjadi inspirasi perancangan mahasiswa. Terutama mahasiswa yang sedang melaksanakan tugas akhir,” tambah Ken Atik.

Ke depannya Program Studi Kriya Tekstil & Fashion berharap bisa menjadi program studi rujukan dalam dunia desain, khususnya tekstil atau kriya tekstil, dunia tekstil tradisi Indonesia.

”Indonesia ini sangat kaya dengan tekstil tradisi yang memiliki nilai filosofi yang luar biasa. Karena di sini ada ahlinya, seperti surface design dan structure design, kami berharap ke depannya Program Studi Kriya & Fashion UMBandung menjadi pusat studi kriya tekstil Indonesia,” pungkas Ken Atik.***(FA)

PMB Uhamka
buku