BANDUNGMU.COM, Sulawesi Selatan — Menyelami makna-makna simbolis dari potongan bait lagu Sang Surya “di timur fajar cerah gemerlapan”, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Dadang Kahmad MSi meyakini bahwa kemajuan Muhammadiyah di wilayah Indonesia timur akan semakin pesat dan bergeliat.
Khususnya untuk Sulawesi Selatan, kata Prof Dadang Kahmad, bisa jadi merupakan wilayah Muhammadiyah yang terbesar di luar Jawa.
“Oleh karena itu, mungkin itulah makna dari nyanyian Mars Muhammadiyah,” ungkap Prof Dadang Kahmad di acara Rapat Koordinasi Wilayah PWM Sulawesi Selatan pada Sabtu (24/09/2022).
Muhammadiyah memakai matahari sebagai simbol, kata Prof Dadang Kahmad, harus dimaknai sebagai semangat memberi dan matahari juga sebagai sumber energi.
Oleh karena itu, mendekati Muktamar ke-48 Muhammadiyah-‘Aisyiyah, maka “sumber energi” ini harus menerangi seluruh dunia.
Komitmen ilmu pengetahuan
Menyinggung ditundanya Muktamar 48 akibat badai pandemi covid-19, menurutnya, ini adalah bentuk komitmen Muhammadiyah terhadap ilmu pengetahuan.
Artinya bahwa yang dilakukan oleh Muhammadiyah memiliki landasan ilmu pengetahuan, selain dalil Al-Quran dan Hadist, juga ilmu-ilmu pengetahuan umum.
Menurut Ketua BPH UM Bandung ini merupakan semangat dari Islam yang Berkemajuan. “Ilmu pengetahuan itu menjadi pijakan dalam beberapa pengambilan kebijakan di PP Muhammadiyah,” tuturnya.
Implementasi lain dari “Islam yang Berkemajuan” adalah dibangunnya Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA) yang semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT dan sebagai perwujudan usaha untuk mencerdaskan bangsa Indonesia.
Sebagai guru besar bidang sosiologi agama, Prof Dadang Kahmad memprediksi bahwa ke depan zaman akan terus dinamis dan kemajuan era digital ini tidak bisa dielakkan.
Maka dari itu, ungkap tokoh Muhammadiyah yang produktif menulis ini, meski pandemi sudah melandai, tetapi dalam penyelenggaraan Muktamar 48 nanti, pada beberapa agenda tetap akan menggunakan model daring.
“Karena memang zaman yang memaksa kita seperti itu, sekarang kita rapat-rapat pimpinan pusat itu jarang ketemu, kita sering memakai zoom. Saat ini kita jarang sekali rapat luring (tetapi daring) karena itu efisien,” ungkapnya.
Kehidupan digital menurutnya akan menjadi realitas yang akan dijalani manusia dalam tahun-tahun ke depan. Kegiatan yang bersifat pertemuan secara fisik, ke depan akan semakin banyak berkurang.
Pertemuan secara daring menurutnya juga membuat pekerjaan lebih efektif dan efisien.***
_____
Sumber: muhammadiyah.or.id
Editor: FA