BANDUNGMU.COM, Yogyakarta – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lazismu 2025 secara resmi ditutup oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Danarto, di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni Budaya, Yogyakarta, pada Minggu (1/12/2024). Acara ini juga mencakup pelatihan bagi dewan pengawas syariah Lazismu dari seluruh Indonesia.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat, Ahmad Imam Mujadid Rais, menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang turut berkontribusi dalam keberhasilan Rakernas ini, khususnya kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah atas dukungannya terhadap misi filantropi Lazismu.
“Kerja sama dan harapan besar berada di pundak Lazismu bersama majelis, lembaga, dan organisasi otonom Muhammadiyah di berbagai bidang,” ujarnya. Lazismu Pusat berkomitmen untuk terus mendampingi Lazismu di tingkat wilayah di seluruh Indonesia.
Mujadid Rais menjelaskan bahwa agenda prioritas Lazismu di tahun mendatang adalah digitalisasi dan penguatan pengawasan melalui audit syariah. Agenda ini selaras dengan tema Rakernas untuk mendukung program strategis nasional, termasuk Indonesia Emas.
“Dari sisi program, Lazismu akan meningkatkan manajemen keuangan untuk penghimpunan zakat, infak, sedekah, dan dana kemanusiaan lainnya (ZISKA) sekaligus memperkuat distribusinya,” katanya.
Program prioritas lain yang disampaikan adalah merespons isu kemiskinan dan kelaparan dengan fokus pada peningkatan gizi masyarakat. “Lazismu perlu mengadopsi tema besar yang relevan, seperti yang dijalankan pemerintah saat ini,” tambahnya.
Mujadid Rais menegaskan pentingnya peningkatan kualitas kelembagaan dan sumber daya amil agar Lazismu semakin baik di masa mendatang. Pada 2025, Lazismu menargetkan penghimpunan dana sebesar Rp 610,55 miliar, dengan pertumbuhan tahunan rata-rata 20 persen. Untuk mencapainya, relevansi program harus dijaga dan didukung oleh rencana strategis yang matang.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agung Danarto menyampaikan bahwa kolaborasi Lazismu dengan mitra strategis perlu diperluas. Menurutnya, sejak awal berdiri, Muhammadiyah telah didukung oleh zakat, infak, dan sedekah, yang terbukti menghasilkan amal usaha yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Perkembangan Muhammadiyah yang pesat ini tidak lepas dari gerakan filantropi. Lazismu menjadi ujung tombak dalam penghimpunan dana, dan harus bersinergi dengan Unit Pembantu Pimpinan serta mitra strategis lainnya,” ungkapnya.
Agung menambahkan bahwa kesejahteraan umat dapat dicapai melalui peran lembaga filantropi yang didukung oleh dana dan program. “Muhammadiyah telah membuktikan hal ini, dan Lazismu harus terus hadir di tengah masyarakat dengan dukungan gerakan dakwah Muhammadiyah,” tegasnya.***