UMBandung
Opini

Rusia Merangsek, Ukraina Terdesak

×

Rusia Merangsek, Ukraina Terdesak

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi. Foto: Istockphoto

OLEH: ACE SOMANTRI — Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung

BANDUNGMU.COM — Sudah dua pekan lebih operasi militer khusus Rusia ke Ukraina dilakukan. Gempuran demi gempuran berbagai persenjataan Rusia digunakan sebagai alat menyerang berbagai fasiltas militer Ukraina.

Ternyata perlawanan Ukraina cukup kuat mengadang serangan bertubi-tubi Rusia. Namun Rusia dari berbagai aspek lebih unggul dari Ukraina, maklum negara adidaya baru.

Selama perang berlangsung, bukan saja perang saling serang dengan persenjataan lengkap, melainkan saling serang opini dan perang psikologis untuk mendapat simpati dunia.

Terlihat dari awal serangan sudah saling klaim. Rusia menyerang demi mempertahankan kedaulatan dan membela negara federasinya. Sementara itu Ukraina juga mengklaim mempertahankan hak wilayah kekuasaannya.

Berlanjut saling klaim kemenangan dalam pertempuran dalam kota. Kadang-kadang klaim dari Ukraina berlebihan juga. Hal itu bisa terlihat dari sebagian publikasi dan informasi media mainstream Eropa pro-NATO yang lebih membela Ukraina.

Fakta yang ada, diakui atau tidak, serangan militer Rusia yang dibantu Chechnya semakin hari semakin merangsek ke seluruh wilayah Ukraina.

Baca Juga:  Sekolah, Kerja, dan Usaha: Pilihan atau Tahapan?

Beberapa klaim pihak Ukraina banyak yang tidak sesuai dengan yang ada di media. Misalnya pernah dilaporkan jenderal dari Chechnya kepercayaan Ramzan, meninggal tertembak. Namun, beberapa waktu kemudian muncul di media sosial bahwa yang bersangkutan masih hidup.

Ada lagi klaim bahwa militer Rusia membombardir fasilitas publik. Namun, ternyata Ukraina menyimpan persenjataannya di mal.

Sementara Rusia mengalami perlawanan sengit dari Ukraina karena sebagian militer Ukraina dibantu para relawan tentara dari luar Ukraina.

Perang kota tidak bisa hindari. Banyak di antara penduduk sipil terjebak dalam baku tembak Ukraina dan Rusia di area permukiman.

Klaim Rusia hanya menyerang fasilitas militer. Namun faktanya tidak bisa dihindari banyak fasilitas publik yang menjadi sasaran.

Rusia terus merangsek. Lapangan udara Ukraina satu per satu dilumpuhkan. Pelabuhan pun tidak lupit dari serangan angkatan laut Rusia hingga berhasil dikuasai dan menjadi pendaratan alat tempur Rusia untuk mengepung Ukraina.

Baca Juga:  Ramadan Masih dalam Situasi Pandemik, Rektor UM Bandung: Jangan Putus Asa dan Tetap Ikhtiar

Fakta unik

Banyak hal yang cukup unik dalam peperangan Rusia versus Ukraina. Misalnya tidak sedikit tentara Ukraina mengibarkan bendera putih tanda menyerah dan militer Rusia menerima mereka serta diperlakukan dengan baik.

Kemudian, setelah melalui rangkaian screening yang ketat, akhirnya mereka pun dikembalikan kepada keluarganya masing-masing. Cukup unik memang.

Kita membayangkan dalam perang, seperti yang tergambar dalam berbagai film laga, tidak ada ampun dengan musuh. Sekali dapat, tidak bisa lari karena langsung didor.

Terlebih pasukan khusus dari militer Chechnya, sebelum berangkat berperang, mereka melakukan ritual ibadah wajib shalat lima waktu. Mereka juga termasuk dalam memperlakukan sipil warga Ukraina sangat santun dan beradab.

Ukraina semakin terdesak, fasiltas militer satu per satu hancur dan direbut oleh militer Rusia dan Chechnya. Bantuan NATO tidak kunjung datang. Gelombang eksodus pengungsi terus terjadi di berbagai wilayah Ukraina menuju beberapa negara.

Baca Juga:  ArtificiaI Intelligence - Based Education, Risiko dan Konsekuensinya

Sebagian warga tetap bertahan di tempat-tempat khusus yang relatif aman dari pertempuran. Namun, sebagian masyarakat Ukraina banyak yang mengungsi ke negara tetangga.

Negosiasi terus dilakukan antara Ukraina dan Rusia untuk gencatan senjata. Namun, tetap belum menunjukkan tanda-tanda bahwa perang akan berhenti.

Syarat yang diminta Rusia berat untuk dipenuhi oleh Ukraina. Konsekuensinya Ukraina harus menerima risiko cukup berat.

Tentara Ukraina sudah mulai mengalami kelelahan. Selain banyak yang menyerahkan diri, semakin berkurang juga alat persenjataan yang dimiliki. Terlebih fasiltas lapangan udara dan pelabuhan sudah di kuasai Rusia.

Kiranya negosiasi yang dilakukan harus dengan kesadaran diri untuk mementingkan kebaikan rakyat Ukraina. Ke depan dampaknya akan menjadi runyam. Kondisi sosial dan ekonomi akan menekan kehidupan lebih parah.

Peperangan hanya akan menyisakan kesengsaraan. Yang kalah jadi abu dan menang jadi arang.

Semoga segera peperangan Rusia dan Ukraina segera berakhir, kemudian membangun kembali peradaban untuk kemaslahatan umat manusia.***

PMB UM Bandung