BANDUNGMU.COM, Bandung — Prodi Kriya Tekstil dan Fashion UM Bandung sukses mengadakan uji kompetensi sektor batik program sertifikasi kompetensi kerja 2024 pada Senin (24/06/2024).
Dalam pembukaan kegiatan, hadir Wakil Rektor I UM Bandung Hendar Riyadi, Wakil Dekan Fakultas Sosial dan Humaniora UM Bandung Aziz Taufik Hirzi, Ketua Prodi Kriya Tekstil dan Fashion UM Bandung Saftiyaningsih Ken Atik, dan tamu undangan lainnya.
Uji kompetensi ini diikuti puluhan mahasiswa prodi Kriya Tekstil dan Fashion UM Bandung dari berbagai angkatan.
Adapun pelaksanaan kegiatan ini mendatangkan tim dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Batik sebagai asesor uji kompetensi.
Ketua Prodi Kriya Tekstil dan Fashion UM Bandung Saftiyaningsih Ken Atik mengapresiasi dan sangat bersyukur atas terselenggaranya uji kompetensi ini.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini melaksanakan dua uji kompetensi bagi mahasiswa prodi Kriya Tekstil & Fashion.
”Skema yang diujikan kali ini ada dua, yakni pembatik tulis dan tukang gambar motif batik,” ucap Ken Atik.
Menurut Ken Atik, uji kompetensi ini menjadi suatu pengakuan soal kompetensi dan kemampuan mahasiswa dalam sektor batik.
”Selain menjadi penyerta ijazah, sertifikasi kompetensi ini juga menjadi bukti bahwa mahasiswa prodi Kriya Tekstil & Fashion UM Bandung itu ahli dalam bidang membatik,” jelasnya.
Oleh karena itu, dirinya berharap agar para mahasiswa prodi Kriya Tekstil & Fashion UM Bandung yang mengikuti uji kompetensi dapat meningkatkan kreativitas dan kepercayaan diri dalam menekuni sektor batik.
”Kami berharap adanya sertifikasi ini bisa menjadikan mahasiswa dapat terus meningkatkan kemampuannya dan dihargai sebagai tenaga profesional,” tandas Ken Atik.
Sementara itu, Ketua LSP Batik Rodia Syamwil mengatakan bahwa uji kompetensi ini menjadi bukti indeks kerja mahasiswa dalam kompetensi sektor batik.
”Mahasiswa yang mengikuti sertifikasi ini akan mendapatkan manfaat dan menjadi pernyataan bahwa mereka itu seseorang yang memiliki kompetensi dan siap kerja di bidangnya,” ujar Rodia.
Batik
Selain itu, Rodia menerangkan bahwa sertifikasi ini juga menjadi motivasi bagi mahasiswa agar bisa bekerja lebih baik dalam mengembangkan sektor batik.
”Sektor batik yang menjadi warisan budaya Indonesia ini sangat membutuhkan sumber daya manusia yang minimal sekelas tingkat mahasiswa,” ungkap Rodia.
Pada umumnya sumber daya manusia dalam sektor batik hanya sebatas dari orang-orang yang belajar dari keluarganya masing-masing.
”Maka dari itu, saat ini mereka yang ingin menekuni sektor batik bisa mendapatkan pengetahuan ataupun keterampilan dari kampus,” imbuh Rodia.
Oleh sebab itu, ia berpesan kepada para mahasiswa prodi Kriya Tekstil & Fashion UM Bandung agar bisa melanjutkan dan mengembangkan batik sebagai warisan budaya.
”Pada sisi lain juga mahasiswa harus menjadi seseorang yang kompeten sehingga menjadi pelestari batik sebagai warisan budaya milik bangsa Indonesia,” tandasnya.***(FK)