BANDUNGMU.COM, Yogyakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman menjadi pembicara dalam acara Penguatan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Muhammadiyah Cilacap pada Senin (25/11/2024).
Acara tersebut berlangsung di Gedoeng Moehammadijah, Kota Yogyakarta, sebuah tempat bersejarah yang didirikan oleh PP Muhammadiyah pada tahun 1942.
Dalam sambutannya, Agus menyampaikan bahwa forum ilmu memiliki keutamaan yang tinggi di sisi Allah SWT. Bagi warga dan kader Muhammadiyah, menghadiri forum ilmu bukan hanya mendatangkan pengetahuan, tetapi juga menjadi jalan untuk meraih pahala yang melimpah.
Ia menekankan pentingnya kaderisasi dalam forum ilmu. Salah satu caranya adalah menyediakan fasilitas yang ramah anak, termasuk pilihan makanan ringan yang disukai anak-anak, guna menciptakan suasana yang nyaman dan inklusif.
Sebagai pesan kepada civitas akademika, Agus mengingatkan bahwa menjadi pendidik di institusi Muhammadiyah memerlukan niat ikhlas sebagai bentuk ibadah. Pendidikan tidak boleh hanya berorientasi pada penyampaian materi, tetapi juga harus menanamkan nilai adab dan ketakwaan.
Mengutip pesan Ketua Umum PP Muhammadiyah terlama, AR Fachruddin, Agus menyebutkan bahwa lulusan Perguruan Tinggi Muhammadiyah harus memiliki tiga keunggulan utama: moral spiritual, intelektual, dan peran sosial.
Ketiga hal ini, menurutnya, menjadi fondasi untuk mencerdaskan bangsa, termasuk dalam politik, kehidupan bernegara, dan dalam memilih pemimpin yang baik.
Selain itu, ia mengingatkan agar pendidikan tidak semata-mata berfokus pada pencapaian akademik seperti publikasi terindeks Scopus. “Yang lebih penting adalah membangun bangsa yang berilmu, beradab, dan memiliki peran sosial aktif,” ujar dokter spesialis saraf tersebut.
Agus juga menyoroti pentingnya keseimbangan antara akademik dan karakter. Meskipun nilai akademik seperti Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) penting, ia menegaskan bahwa karakter mahasiswa—termasuk keterampilan komunikasi, integritas, kerja sama, dan kejujuran—memiliki peran yang jauh lebih besar.
“Jika moral spiritual mahasiswa bagus, orang tua akan percaya dan bangga pada kampus kita. Maka, jangan sampai modal ini tidak ditegakkan,” tuturnya menutup sambutannya.
Acara ini memperkuat komitmen Muhammadiyah dalam mencetak generasi yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga berkarakter kuat dan berkontribusi nyata bagi masyarakat.***