BANDUNGMU.COM – Dakwah di dalam Islam adalah satu unsur dalam eksistensi agama Islam. Secara bahasa, dakwah artinya mengajak atau memberikan petunjuk kepada suatu arah.
Menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, dakwah hanya bisa dilakukan dengan baik oleh orang yang berkualitas, yaitu orang yang telah mengamalkan ajaran dan perintah agama pada dirinya sendiri sebelum mengajak orang lain.
“Tidak mungkin kita bisa berdakwah kalau kita dalam posisi fa’il (pelaku) yang mampu memerankan posisi dakwah itu. Kita harus menjadi yang terbaik agar kita bisa berdakwah. Faqidu sya’I laa yu’thihi, orang yang tidak punya apa-apa tidak bisa memberikan apa-apa,” jelas Haedar, seperti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, Jumat 14 Mei 2021.
Pemahaman diri sebagai fa’il (subjek) dakwah juga harus dikuatkan karena apabila masih bermental maf’ul (obyek), dakwah tidak akan berhasil. Caranya pun harus dengan penuh kemakrufan yang membawa risalah rahmat bagi seluruh alam.
“Risalah Nabi melalui dakwahnya adalah untuk menjadi rahmat, kebaikan, kebenaran, keutamaan, kemaslahatan, kebahagiaan bagi seluruh alam,” jelas Haedar menerangkan ayat 125 Surah An-Nahl.
“Dengan kata lain melalui dakwah, pertama kita ingin menyebarkan nilai-nilai Islam itu sehingga kemudian menjadi rahmat bagi semesta alam yang membawa kemajuan, kebaikan, keutamaan, peradaban dan segala hal yang membuat umat manusia menjadi umat yang berperadaban utama,” ujarnya.
“Dalam konteks ini, dakwah bersifat memperbaharui agar umat Islam, warga Muhammadiyah yang sudah memeluk Islam menjadi semakin baik dalam Keislaman. Udkhulu fi silmi kaffah,” imbuhnya.
Kaffah menurut Haedar adalah totalitas beragama sekaligus pemahaman yang multi perspektif dan tidak sempit.
“Jadi jangan sampai kita pengerak dakwah posisinya sebagai maf’ul atau objek. Kita tidak bisa menjadi pelaku dakwah kalau tidak berkualitas,” pungkasnya.