BANDUNGMU.COM — Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si. mengajak para rektor yang ada di Jawa Barat untuk mencegah berkembangnya paham dan gerakan radikalisme.
Seminar dihadiri oleh Dekan FAH Dr. H. Setia Gumilar, M.Si.; para wakil dekan; ketua/sekretaris jurusan; dan para dosen di lingkungan FAH.
Kegiatan ini digelar selama empat hari: seminar Moderasi Beragama (29/04); workshop Jurnal Ilmiah Bereputasi (30/04); Workshop Merdeka Belajar Kampus Merdeka (03/05); dan Workshop Pedoman Penulisan Skripsi (04/05).
Seminar hari pertama membahas “Insersi Nilai-nilai Moderasi Islam dalam Kurikulum UIN SGD Bandung” oleh Prof. Dr. H. Afif Muhammad, MA. Sesi kedua “Moderasi Beragama dalam Konteks Kesundaan dan Keindonesiaan” oleh Dr. Hawe Setiawan, MA.
“Jangan biarkan Jawa Barat menjadi basis radikalisme,” lanjut Prof. Mahmud, yang menginisiasi pertemuan para rektor guna merumuskan konsep moderasi beragama.
Ia juga mengaku sudah melakukan berbagai pertemuan dengan tokoh agama lain, dalam rangka pengayaan konsep moderasi beragama.
“Nanti konsep mereka kita padukan dan terapkan di Rumah Moderasi Beragama UIN Bandung,” jelasnya.
Dalam sambutannya, Dekan FAH Dr. Setia menegaskan bahwa moderasi beragama ini sudah menjadi progjram kerja FAH dan UIN Bandung. Oleh karena itu, perlu dirumuskan nilai-nilai moderasi beragama seperti apa yang bisa dimasukkan ke dalam kurikulum.
“FAH sendiri adalah fakultas yang humanis. Oleh karena itu, sangat wajar jika FAH paling depan dalam mengawal moderasi beragama,” katanya.
Di masyarakat sering terdengar, ada orang mengaku beragama, tetapi perilakunya tidak mencerminkan beragama.
“Nah, kita gali kembali nilai-nilai kemanusiaan yang sudah hilang atau memudar, seperti soal keadilan, kesetaraan, persamaan, toleransi, keterbukaan, saling menghormati, dan lain-lain,” tuturnya.