BANDUNGMU.COM, Surakarta — Festival Pers dan Literasi Muhammadiyah 2024 resmi dibuka oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad pada Sabtu (24/08/2024) di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah dan Lembaga Budaya, Seni, dan Olahraga (LBSO) PP Aisyiyah, yang akan berlangsung dari 23-24 Agustus 2024.
Dalam sambutannya, Dadang Kahmad memberikan apresiasi kepada MPI PP Muhammadiyah atas berbagai inovasi yang luar biasa pada periode ini, termasuk pendirian Museum Muhammadiyah yang menggabungkan metode museum lama dan baru serta upaya untuk mencatat sejarah nasional dan lokal.
Dadang juga menyebutkan Labmu sebagai inovasi digital yang menarik, dan menyatakan bahwa Festival Pers dan Literasi ini adalah langkah autentik Muhammadiyah, mengingat literasi dan pers telah lama menjadi identitas yang melekat pada organisasi ini. “Festival pers dan literasi Muhammadiyah ini memang momen yang genuin dengan Muhammadiyah,” ujarnya.
Ia juga menyoroti keberadaan Suara Muhammadiyah, majalah yang telah berusia 109 tahun dan tetap eksis sebagai satu-satunya majalah tua di Indonesia yang masih bertahan.
Sementara itu, Ketua MPI PP Muhammadiyah, Muchlas MT, berharap agar Festival Pers dan Literasi Muhammadiyah ini dapat menjadi acara rutin tahunan yang diselenggarakan setiap 13 Agustus yang telah ditetapkan sebagai Hari Pers Muhammadiyah.
Selain itu, acara ini juga akan mengadakan konsolidasi dengan lebih dari 120 media massa online afiliasi Muhammadiyah, baik yang dikelola secara resmi maupun non-struktural di berbagai wilayah, daerah, hingga cabang Muhammadiyah.
“Kami berharap ada konvergensi media sehingga apa yang disampaikan melalui media resmi Muhammadiyah (muhammadiyah.or.id) maupun yang afiliatif dapat diselaraskan, meskipun dengan pendekatan yang berbeda,” jelasnya.
Festival ini juga akan diramaikan dengan acara seni bertajuk “Malam Budaya” di Edutorium UMS. Rektor UMS Sofyan Anif menyatakan bahwa UMS selalu terbuka untuk menjadi tuan rumah kegiatan Persyarikatan Muhammadiyah.
“Jangankan MPI, yang memang menjadi jiwa saya, bahkan untuk majelis lain baik Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah, saya selalu welcome,” katanya.
Menurut Sofyan Anif, menjadi tuan rumah agenda Muhammadiyah adalah berkah, meskipun membutuhkan biaya, karena UMS akan mendapatkan balasan positif di sisi lain.***